Artikel Terbaru: |
loading...
Frasa adalah gabungan kata atau lebih yang menduduki satu fungsi saja. Misalnya subyek saja, atau predikat saja, atau obyek saja, atau keterangan saja.
Perhatikan contoh kalimat berikut:
Kakak sedang memasak sayur lodeh di dapur.
[kakak] = S (subyek)
[sedang memasak] = P (predikat)
[sayur lodeh] = O (obyek)
[di dapur] = Ket (Keterangan)
Pada kalimat di atas, bisa disumpulkan ada tiga frasa, yaitu "sedang memasak", "sayur lodeh", dan "di dapur". karena ketiga frasa tersebut menempati satu fungsi, yaitu "sedang memasak" pada funsi predikat, "sayur lodeh" pada fungsi obyek, dan "di dapur" pada fungsi keterangan.
Ada dua jenis/ macam frasa, yaitu:
1.Berdasarkan distribusi unsurnya
2.Berdasarkan kategori atau jenis katanya
1.Berdasarkan distribusi unsurnya, terbagi atas Frasa Eksosentris dan Frasa Eksosentris.
1.1 Frasa Eksosentris
Yaitu frasa yg tidak mempunyai inti frasa (cirinya: selalu diawali kata depan atau kata sambung).
Contoh: di halaman, pada gurunya, ke kantor
1.2 Frasa Endosentris
Yaitu frasa yg mempunyai inti frasa. Terbagi atas: Frasa Endosentris yang Koordinatif, Frasa Endosentris Atributif, dan Frasa Endosentris Apositif.
- Frasa Endosentris yang Koordinatif.
Yaitu frasa endosentris yang terdiri atas unsur-unsur setara (ciri: dapat disisipi kata dan/atau).
Contoh: suami istri, tiga empat (bulan), rumah pekarangan, dua tiga (hari)
- Frasa Endosentris Atributif.
Yaitu frase yang terdiri atas unsur-unsur yang tidak setara. Oleh karena itu, frase ini tidak mempunyai potensi untuk dihubungkan dengan kata hubung "dan" atau "atau". Frasa endosentris atributif hanya mengandung satu inti, yang dapat didahului atau diikuti oleh medifikator. Baik inti maupun modifikator dapat terdiri dari salah satu kelas kata, seperti nomina, verba, numeralia, ajektiva, atau adverbia.
Contoh: pembangunan lima tahun, buku baru, sedang belajar, sangat bangga, pekarangan luas, pintu merah
- Frasa Endosentris Apositif.
Yaitu frasa yang berinti dua dan kedua inti itu tidak mempunyai referen yang sama, sehingga kedua inti tersebut tidak dapat dihubungkan oleh konektor. Unsur-unsur frasa ini tidak dapat dihubungkan dengan kata dan atau atau dan secara semantis unsur yang satu sama dengan yang lainnya.
Contoh:
Yogya, kota pelajar
Indonesia, tanah airku
Bapak Jokowi, Presiden RI
Kami, rakyat Indonesia
Ali, tetangga saya
2.Berdasarkan kategori atau jenis katanya:
2.1 Frasa verba
Yaitu frasa yang dibentuk oleh kata kerja
Contoh : sedang mencuci
Kalimat: Ibu sedang mencuci pakaian. {[ibu]=S, [sedang mencuci]=P, [pakaian]=O}
2.2 Frasa nomina
Yaitu frasa yang dibentuk dari kata benda
Contoh : sayur lodeh
Kalimat: Kakak sedang memasak sayur lodeh di dapur. {[kakak]=S, [sedang memasak]=P, [sayur lodeh]=O, [di dapur]=Ket}
2.3 Frasa adjektif
Yaitu frasa yang dibentuk dari kata sifat.
Contoh : dengan senang hati
Kalimat: Ibu membersihkan kamar dengan senang hati. {[ibu]=S, [membersihkan]=P, [kamar]=O, [dengan senang hati]=keterangan sifat}
berbagai sumber
Perhatikan contoh kalimat berikut:
Kakak sedang memasak sayur lodeh di dapur.
[kakak] = S (subyek)
[sedang memasak] = P (predikat)
[sayur lodeh] = O (obyek)
[di dapur] = Ket (Keterangan)
Pada kalimat di atas, bisa disumpulkan ada tiga frasa, yaitu "sedang memasak", "sayur lodeh", dan "di dapur". karena ketiga frasa tersebut menempati satu fungsi, yaitu "sedang memasak" pada funsi predikat, "sayur lodeh" pada fungsi obyek, dan "di dapur" pada fungsi keterangan.
Ada dua jenis/ macam frasa, yaitu:
1.Berdasarkan distribusi unsurnya
2.Berdasarkan kategori atau jenis katanya
1.Berdasarkan distribusi unsurnya, terbagi atas Frasa Eksosentris dan Frasa Eksosentris.
1.1 Frasa Eksosentris
Yaitu frasa yg tidak mempunyai inti frasa (cirinya: selalu diawali kata depan atau kata sambung).
Contoh: di halaman, pada gurunya, ke kantor
1.2 Frasa Endosentris
Yaitu frasa yg mempunyai inti frasa. Terbagi atas: Frasa Endosentris yang Koordinatif, Frasa Endosentris Atributif, dan Frasa Endosentris Apositif.
- Frasa Endosentris yang Koordinatif.
Yaitu frasa endosentris yang terdiri atas unsur-unsur setara (ciri: dapat disisipi kata dan/atau).
Contoh: suami istri, tiga empat (bulan), rumah pekarangan, dua tiga (hari)
- Frasa Endosentris Atributif.
Yaitu frase yang terdiri atas unsur-unsur yang tidak setara. Oleh karena itu, frase ini tidak mempunyai potensi untuk dihubungkan dengan kata hubung "dan" atau "atau". Frasa endosentris atributif hanya mengandung satu inti, yang dapat didahului atau diikuti oleh medifikator. Baik inti maupun modifikator dapat terdiri dari salah satu kelas kata, seperti nomina, verba, numeralia, ajektiva, atau adverbia.
Contoh: pembangunan lima tahun, buku baru, sedang belajar, sangat bangga, pekarangan luas, pintu merah
- Frasa Endosentris Apositif.
Yaitu frasa yang berinti dua dan kedua inti itu tidak mempunyai referen yang sama, sehingga kedua inti tersebut tidak dapat dihubungkan oleh konektor. Unsur-unsur frasa ini tidak dapat dihubungkan dengan kata dan atau atau dan secara semantis unsur yang satu sama dengan yang lainnya.
Contoh:
Yogya, kota pelajar
Indonesia, tanah airku
Bapak Jokowi, Presiden RI
Kami, rakyat Indonesia
Ali, tetangga saya
2.Berdasarkan kategori atau jenis katanya:
2.1 Frasa verba
Yaitu frasa yang dibentuk oleh kata kerja
Contoh : sedang mencuci
Kalimat: Ibu sedang mencuci pakaian. {[ibu]=S, [sedang mencuci]=P, [pakaian]=O}
2.2 Frasa nomina
Yaitu frasa yang dibentuk dari kata benda
Contoh : sayur lodeh
Kalimat: Kakak sedang memasak sayur lodeh di dapur. {[kakak]=S, [sedang memasak]=P, [sayur lodeh]=O, [di dapur]=Ket}
2.3 Frasa adjektif
Yaitu frasa yang dibentuk dari kata sifat.
Contoh : dengan senang hati
Kalimat: Ibu membersihkan kamar dengan senang hati. {[ibu]=S, [membersihkan]=P, [kamar]=O, [dengan senang hati]=keterangan sifat}
berbagai sumber