loading...

Sertifikasi Oh Sertifikasi


Sudah 5 tahun program Sertifikasi Guru dalam jabatan berjalan, namun implementasinya tak senyaring gaungnya. Ya, sungguh hebat kedengarannya bahwa dengan adanya sertifikasi guru, guru berhak mendapat tunjangan yg besarnya setara dengan 1 (satu) kali gaji pokok sesuai dengan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Dengan demikian, orang mengira bahwa gaji guru bertambah dua kali lipat. Sepertinya, tapi tidak juga.

Tulisan ini bukan berarti menyiratkan bahwa saya kurang bersyukur. Bukan itu maksudnya. Saya hanya mengambarkan, bahwa dengan adanya sertifikasi ini, anggapan 'di luaran' sangatlah 'wah' atau 'wow'.
Apalagi untuk mendapatkannya tidaklah mudah.

Dengan adanya sertifikasi guru, tidak secara serta-merta guru otomatis mendapat tambahan gaji dua kali lipat setiap bulannya (orang luar menganggapnya begitu). Perlu tahapan-tahapan (proses). Dari pendataan guru (masa kerja, pangkat, dan golongan), menunggu hasil usulan untuk dapat disertifikasi, melengkapi berkas portofolio, mengikuti pelatihan (jika tidak lulus portofolio), mengikuti pendidikan khusus (jika tidak lulus pelatihan), menunggu SK untuk mendapat tunjangan, sampai pembukaan rekening bank, adalah proses panjang yang harus dilalui oleh guru untuk dapat menikmati tunjangan tersebut. Belum cukup sampai di situ, tunjangan pun tidak cair secara bulanan, tapi 6 bulanan, atau 3 bulanan. Itu pun cairnya mendekati akhir tahun berjalan. Maksudnya, seorang guru disertifikasi tahun 2008, maka ia akan mulai mendapat tunjangan tersebut mulai Januari 2009. Nah, sepanjang 2009, tunjangan baru cair sekitar bulan Oktober. Tidak masalah sebenarnya seperti itu. Namun, sekali lagi, orang luar tidak memandang seperti itu. Selain hal tersebut, masih banyak perkara yang perlu diselesaikan, baik sebelum, ketika, maupun sesudah proses sertifikasi itu berjalan. Setiap tahun harus melengkapi berkas, karena setiap tahunnya gaji mengalami perubahan (kenaikan). Rada mumet saya kalo menceritakannya. Cukuplah segini saja.

Dulu saya membayangkan (dan inilah anggapan orang pada umumnya), setelah guru disertifikasi, guru tinggal menikmati tunjangan yg diperolehnya tanpa ada tetek-bengeknya lagi sampai pada jangka waktu sertifikasi berlaku (Karena memang kabarnya sertifikasi berlaku 4 tahun sekali).

Fenomena Video Mirip Ariel Peterpan


Lagi, generasi muda Indonesia mendapat cobaan. Kali ini bukanlah karena kenakalan remaja, tidak pula karena tawuran, narkoba, atau seabrek hal negatif lainnya. Kali ini mereka mendapat terpaan badai kemajuan teknologi. Ya, beredarnya video mesum artis yang mereka (termasuk saya) idolakan itulah penyebabnya. Bagaimana tidak, seluruh elemen masyarakat, tua muda, besar kecil, ramai2 berburu video itu.

Memang seiring pesatnya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, video mesum bukanlah hal/barang yg langka. Sudah banyak video semacam itu yang beredar di dunia maya, atau tersimpan rapi di hardisk, slot memori ponsel, atau dalam bentuk piringan cakram padat. Namun ini sangatlah berbeda: video mesum artis idola, bo! Artis sekaliber Ariel Peterpan, Luna Maya, dan Cut Tari lagi. Siapa sih remaja maupun orang dewasa yang tidak mengenal mereka? Sebelum beredarnya video mesum mirip wajah mereka itu, mereka sedang tenar-tenarnya, baik di bidang musik, presenter, maupun bintang iklan.

Tidak masalah, apapun yang mereka lakukan, itu adalah tanggung jawab mereka di akhirat nanti. Namun, ketenaran mereka, status mereka sebagai publik figur, dengan adanya video itu, sungguh-sungguh dan benar-benar meruntuhkan moral bangsa. Dan parahnya lagi, masih banyak ternyata segelintir ABG yang masih begitu histeris menyaksikan Ariel yang berdiri di balik jeruji Mabes Polri (Kala itu beberapa simpatisan Ariel mendatangi Mabes Polri untuk menunjukkan kesetiaannya). Ckckckck.....

Tidak masalah juga, apapun sisi negatif yang dimiliki artis tersebut, toh msh ada sisi positif mereka. Saya akui, Ariel memang jagonya bikin lagu. Lirik-liriknya sangat puitis dan selalu mengena di hati pendengarnya. Ungkapan-ungkapan di hampir seluruh lagunya, seolah-olah juga merupakan ekspresi dari apa yg dirasakan pendengarnya. Selalu begitu, dan selalu. Namun, sekali lagi, namun, sebagaimana kata pepatah: Gara-gara nila setitik, rusaklah susu sebelanga. Karena satu kesalahan, semua kebaikan yang telah diperbuat, menjadi tidak berarti lagi. Sebagaimana diketahui, Ariel dan Luna Maya masih belum terikat perkawinan, jadi mereka melakukan seks pranikah/seks bebas. Hal seperti itukah yg hendak ditularkan kepada generasi muda? Begitu pula dengan Cut Tari, dia masih berstatus istri dari orang lain. Hubungan intim yg ia lakukan dengan Ariel terhitung sebagai perselingkuhan!! Dan Hal seperti inikah yang juga hendak ditularkan kepada generasi muda? Lihatlah akibat dari beredarnya video mesum tersebut, 33 Anak Diperkosa Setelah Heboh Video Ariel. Mengapa karena video Ariel? Begitulah menurut pengakuan pelaku perkosaan tersebut.

Saya bukanlah orang suci, bukanlah seorang ustadz apalagi kyai. Tapi sungguh, hati kecil saya tidak rela jika anak-anak saya dan murid2 saya pada khususnya serta generasi muda pada umumnya, menganggap apa yang dilakukan artis-artis tersebut adalah hal yang biasa dan tidak perlu dibesar-besarkan. Masyaallah, na’udzubillahi min dzalik!!!
Semoga saya, keluarga saya, murid-murid saya, generasi muda Indonesia, dan seluruh bangsa yang saya cintai ini mendapat hidayah untuk menemukan kebenaran dan sesuatu yang benar. Aamiin....
Buat Ariel, teruslah berkarya......
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...