KOMPAS.com — Budapest Business School (BBS), University of Applied Science, Hongaria, membuka kelas bahasa Indonesia sebagai salah satu kursus bahasa yang dipilih mahasiswanya untuk menyelesaikan studi. Siaran pers Kedutaan Besar RI di Budapest menyebutkan, Duta Besar RI untuk Hongaria, Wening Esthyprobo, resmi membuka kursus ini pada Selasa 14 Februari lalu.
Wening menyampaikan penghargaan kepada BBS yang telah membuka kursus bahasa Indonesia.
BBS sendiri mewajibkan mahasiswanya menguasai dua bahasa asing untuk sarjana dan tiga bahasa asing untuk S-2 sebagai syarat kelulusan dan membantu menyediakan kursus bahasa bagi mahasiswa.
"Belajar bahasa asing sangat menguntungkan, terutama bahasa Indonesia, yang dipakai sebagai bahasa utama 258 juta penduduk Indonesia," kata Wening.
Ia juga menyinggung potensi ekonomi Indonesia dan perkembangannya.
"Saya meyakini Indonesia akan semakin besar dan kalian akan belajar banyak tidak hanya bahasa, tetapi juga budaya dan keindahan lainnya," ujar Wening.
Prof Tamas Novak, Ketua Jurusan Oriental Studies BBS, mengatakan bahwa pemilihan bahasa Indonesia itu didasari oleh keyakinan BBS bahwa pada masa yang akan datang peran Indonesia akan meningkat di dunia internasional dan di Asia khususnya.
Kondisi itu akan menambah kerja sama dan penelitian-penelitian di bidang ilmu-ilmu sosial dan mempelajari bahasa akan dapat memperlancar kerja sama pada masa yang akan datang.
Menurut dia, peminat kursus bahasa Indonesia saat ini sudah melebihi kuota 15 orang per kelas dan hingga akhir hari pendaftaran tercatat sekitar 39 orang telah mendaftarkan diri.
Minat yang tinggi itu membuat BBS mempertimbangkan membuka dua kelas khusus untuk bahasa Indonesia, tetapi rencana ini masih menghadapi kendala keterbatasan tenaga pengajar.
Saat ini, tenaga pengajar kursus merupakan staf KBRI Budapest yang menguasai bahasa Indonesia dan bahasa Hongaria.
BBS adalah salah satu Fakultas Bisnis terbaik di Hongaria yang memiliki kelas-kelas internasional dan telah memiliki kerja sama pendidikan dengan universitas-universitas di Indonesia, seperti Universitas Teknologi Yogyakarta, Universitas Mercu Buana, dan Universitas Gadjah Mada.
Selain BBS, KBRI Budapest juga menerima permintaan tenaga pengajar bahasa Indonesia dari Hajtomu Language School.
http://edukasi.kompas.com/read/2017/02/16/06502601/bahasa.indonesia.jadi.bahan.ajar.sebuah.universitas.di.hongaria
Wening menyampaikan penghargaan kepada BBS yang telah membuka kursus bahasa Indonesia.
BBS sendiri mewajibkan mahasiswanya menguasai dua bahasa asing untuk sarjana dan tiga bahasa asing untuk S-2 sebagai syarat kelulusan dan membantu menyediakan kursus bahasa bagi mahasiswa.
"Belajar bahasa asing sangat menguntungkan, terutama bahasa Indonesia, yang dipakai sebagai bahasa utama 258 juta penduduk Indonesia," kata Wening.
Ia juga menyinggung potensi ekonomi Indonesia dan perkembangannya.
"Saya meyakini Indonesia akan semakin besar dan kalian akan belajar banyak tidak hanya bahasa, tetapi juga budaya dan keindahan lainnya," ujar Wening.
Prof Tamas Novak, Ketua Jurusan Oriental Studies BBS, mengatakan bahwa pemilihan bahasa Indonesia itu didasari oleh keyakinan BBS bahwa pada masa yang akan datang peran Indonesia akan meningkat di dunia internasional dan di Asia khususnya.
Kondisi itu akan menambah kerja sama dan penelitian-penelitian di bidang ilmu-ilmu sosial dan mempelajari bahasa akan dapat memperlancar kerja sama pada masa yang akan datang.
Menurut dia, peminat kursus bahasa Indonesia saat ini sudah melebihi kuota 15 orang per kelas dan hingga akhir hari pendaftaran tercatat sekitar 39 orang telah mendaftarkan diri.
Minat yang tinggi itu membuat BBS mempertimbangkan membuka dua kelas khusus untuk bahasa Indonesia, tetapi rencana ini masih menghadapi kendala keterbatasan tenaga pengajar.
Saat ini, tenaga pengajar kursus merupakan staf KBRI Budapest yang menguasai bahasa Indonesia dan bahasa Hongaria.
BBS adalah salah satu Fakultas Bisnis terbaik di Hongaria yang memiliki kelas-kelas internasional dan telah memiliki kerja sama pendidikan dengan universitas-universitas di Indonesia, seperti Universitas Teknologi Yogyakarta, Universitas Mercu Buana, dan Universitas Gadjah Mada.
Selain BBS, KBRI Budapest juga menerima permintaan tenaga pengajar bahasa Indonesia dari Hajtomu Language School.
http://edukasi.kompas.com/read/2017/02/16/06502601/bahasa.indonesia.jadi.bahan.ajar.sebuah.universitas.di.hongaria