loading...

Menulis Kreatif Puisi Berkenaan dengan Keindahan Alam

Puisi merupakan curahan hati penyair terhadap apa yang dirasakan, dilihat, dan dipikirkan dengan menggunakan kata. Melalui puisinya, penyair berusaha berkomunikasi dengan pembacanya.

Menulis puisi pada awalnya memang agak sulit dan membingungkan tetapi lama-lama menyenangkan karena kita dapat mengungkapkan perasaan kita dengan bebas. Dengan berbekal pengalaman estetika, pengalaman mengolah bahasa, dan kreativitas, kalian dapat menulis puisi dengan baik.

Berikut beberapa hal yg perlu diperhatikan dalam penulisan puisi dengan baik:
1. Keseimbangan Bentuk dengan Isi
Jumlah kata-kata, panjang-pendek, dan pengaturan bait harus sesuai dengan isi yang disampaikan.
2. Kemerduan Bunyi dan Rima
Puisi akan terasa semakin indah jika bunyi dan rima disusun dengan baik. Misalnya rima a-a-a-a pada Puisi.
3. Kesesuaian Pilihan Kata
Pilihan kata (diksi) dalam menulis puisi harus disesuaikan dengan isi puisi. Jika isi tentang kesedihan, maka kata-kata yang digunakan juga demikian.
4. Kewajaran Pengunaan Ungkapan
Gunakanlah ungkapan sewajarnya. Ungkapan digunakan hanya sebagai alat untuk membantu menyampaikan pesan agar terasa indah.
5. Intensitas
Pengucapan Kata-kata yang sama ucapannya harus diatur dengan baik, agar tidak bosan untuk membacakannya.
6. Kemampuan Menciptakan Bentuk
Seorang penulis puisi harus mempunyai cita dan rasa untuk membentuk puisinya.
7. Kejujuran dan Kewajaran Gagasan
Gagasan yang diungkapkan harus relevan, masuk akal, dan tidak mengada-ada.

Bahan penulisan puisi bisa kita dapatkan dari pengalaman, pemikiran ataupun dari apa yang kita lihat, misalnya tentang keindahan alam. Kekaguman kita akan indahnya alam dapat kita ungkapkan dengan kata-kata, yang ditulis dalam bentuk bait-bait, yaitu puisi.

Cara Mengembangkan Cerita Berdasarkan Tempat (Ruang), Waktu, dan Topik

Cerita dapat dikembangkan dengan mudah dengan hanya memilih salah satu cara berikut: tempat atau ruangnya, waktunya, atau topiknya.

Perhatikan contoh cerita berikut!
(1) Mengembangkan Cerita Berdasarkan Urutan Tempat
"Kiri asyik, kanan asyik!" teriak teman-teman di dalam bus. Teriakan ini sering terdengar di bus yang kami tumpangi, khususnya dari teman-teman cowok. Seperti diberi komando, tiga puluh siswa teman kami yang sedang dalam perjalanan menuju VEDC (Vocational Education and Development Center) Malang tersebut melongok ke jendela. Di trotoar, berdiri sesuatu yang 'asyik'.
Cerita dalam paragraf itu tampak menjelaskan kejadian di bus (tempat).

(2) Mengembangkan Cerita Berdasarkan Urutan Waktu
Kejadiannya begitu cepat. Aku pulang pukul 12.00 siang. Pukul 12.15, aku parkir motorku di halaman sekolah, lalu berlari ke tempat fotokopi. Pukul 12.20, selesailah KTP-ku difotokopi. Pukul 12.22, aku sudah sampai kembali ke tempat parkir motor. Dan, motorku sudah lenyap! Hanya kutinggalkan tujuh menit saja!
Cara kedua untuk mengembangkan cerita narasi urutan kejadian, yaitu berdasarkan waktu terjadinya peristiwa atau kejadian itu. Urutannya lalu disebut urutan kronologis. Cara ini juga mudah dilakukan.

(3) Mengembangkan Cerita Berdasarkan Urutan Topik/ Kegiatan
Hari-hariku sebagai pekerja perempuan di perusahaan industri makanan olahan sangat padat dan melelahkan. Bayangkan, pagi-pagi sekali aku harus bangun dan menyiapkan makan pagi anak-anakku. Sebelumnya, aku tentu harus memandikannya karena anak-anakku masih kecil. Sambil aku ganti baju kerja, aku sempatkan menyuapi anakku yang paling kecil. Setelah beres urusan rumah, segera aku berlari untuk mengejar angkutan yang mengangkutku ke jalan raya yang dilalui bus. ltu pun sebuah perjuangan karena hanya ada beberapa mobil angkutan yang lewat rumahku. Sesampainya di jalan raya, aku menunggu bus umum yang akan mengangkutku ke pabrik. Pukul 07.00, aku harus sampai. Kubuka peralatan kerjaku di bagian sortir, dan mulailah aku bekerja hingga istirahat pukul 12.00. Lima jam bekerja membuat pinggangku selalu terasa pegal. Satu jam istirahat aku gunakan untuk makan, salat, dan berbaring sejenak. Pukul empat, aku menyudahi pekerjaanku untuk memburu bus yang akan membawaku pulang. Jangan bayangkan kenyamanannya duduk berhimpitan di dalam bus yang rata-rata jelek itu. Sesampainya di rumah pukul setengah enam, pekerjaan rumah sudah menungguku: memasak dan beres-beres rumah. Praktis pukul 07.00 tuntaslah aktivitasku. Selanjutnya, tidur! Tidur dengan mimpi buruk tentang esok hari.
Cerita tersebut berisi urutan kejadian/peristiwa bangun pagi, menyiapkan makan pagi, menyuapi anak, naik angkutan, naik bus, bekerja, istirahat siang, menyelesaikan pekerjaan, berburu angkutan pulang, memasak, beres-beres rumah, tidur malam.

Wawasan | Enam Bentuk Pemerintahan Menurut Aristoteles

Dalam arti sempit, pemerintah diartikan sebagai pemegang kekuasaan eksekutif. Dalam arti luas, pemerintahan meliputi seluruh lembaga dan seluruh kegiatan suatu negara.

Menurut Aristoteles, bentuk pemerintahan dapat dibagi menjadi enam berdasarkan jumlah orang yang memegang kekuasaan.
Pembagian itu adalah tirani, anarki, oligarki, monarki, aristokrasi, dan demokrasi.
Tirani adalah kekuasaan yang dipegang satu orang untuk kepentingan sendiri.
Anarki adalah kekuasaan berada di tangan sebagian besar ratyat, tetapi tidak untuk kepentingan semua orang.
Oligarki adalah kekuasaan yang dipegang sejumlah orang terpilih untuk kepentingan kelompok itu sendiri. Monarki adalah bentuk pemerintahan dengan kekuasaan di tangan satu orang untuk kepentingan rakyat. Aristokrasi adalah kekuasaan berada pada sekelompok orang terpilih untuk kepentingan rakyat.
Demokrasi adalah kekuasaan yang berada di tangan rakyat untuk kepentingan semua rakyat.

Nah, menurut kalian bagaimanakah dengan pemerintahan negara kita?

Selamat Mengikuti Tes Diagnostik Ujian Nasional 2012


Semoga pikiran kalian fresh dan dimudahkan dalam menjawab Soal-soal Tes Diagnostik Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Selatan untuk SMP/MTs pada tanggal 29 Februari s.d. 3 Maret 2012 ini.


Kisi-kisi bisa dibaca di Kisi-kisi Soal Pra-UN atau Kisi-kisi Soal UN 2012.

Apa Ciri-ciri Bahasa Baku?

Apa Ciri-ciri Bahasa Baku?--- Ciri-ciri bahasa baku :

a. Tidak dipengaruhi bahasa daerah
saye -- saya
haturkan -- sampaikan
ketemu -- bertemu

b. Tidak dipengaruhi bahasa asing
kantor di mana -- kantor tempat
itu adalah benar -- itu benar
lain kesempatan -- kesempatan lain

c. Bukan merupakan ragam bahasa percakapan
sama -- dengan
kasih -- memberi
nggak -- tidak

d. Pemakaian imbuhan secara eksplisit
Ia kerja keras -- Ia bekerja keras
Indonesia raih juara pertama -- Indonesia meraih juara pertama

e. Tidak terkontaminasi, tidak rancu
berulang kali -- berkali-kali
mengenyampingkan -- mengesampingkan

f. Tidak mengandung arti pleonasme
para tamu-tamu -- para tamu
para hadirin -- hadirin

g. Tidak mengandung hiperkorek
insyaf -- insaf
syah -- sah
ahir -- akhir

Kata (Istilah) Baku dan Tidak Baku

Kata (Istilah) Baku dan Tidak Baku--- Bahasa baku merupakan ragam bahasa yang pengucapan ataupun penulisannya sesuai dengan kaidah-kaidah standar atau kaidah-kaidah yang dibakukan.

Kaidah standar yang dimaksud dapat berupa:
a. pedoman ejaan (EYD),
b. tata bahasa baku, dan
c. kamus umum.

Apa Fungsi Bahasa Baku?

Apa Fungsi Bahasa Baku?--- Fungsi ragam bahasa baku berkaitan dengan situasi dan kondisi pemakaiannya.
Dalam sebuah seminar yang dihadiri para siswa, guru, dan kepala sekolah, sangat janggal apabila pembawa acaranya menggunakan bahasa seperti berikut:
"Saudare-saudare sekalian, met dateng di ini acare. Bole saye kasi tau, ini acare jalan ampe jem lime ntar sore. Nah, biar kagak makan waktu banyak, mari kita silakan Bapak Prof. Yohanes Surya, selaku Ketue Tim Pembina IJSO buat kasi sambutan."

Kejanggalan pernyataan di atas diakibatkan oleh penggunaan kata-kata nonbaku, tidak sesuai dengan situasi dan kondisi pertemuan tersebut.
Bahasa nonbaku pada umumnya digunakan untuk pergaulan sehari-hari, yang memang tidak menuntut keformalan.

Kata (Istilah) Baku dan Tidak Baku

Kata (Istilah) Baku dan Tidak Baku--- Bahasa baku merupakan ragam bahasa yang pengucapan ataupun penulisannya sesuai dengan kaidah-kaidah standar atau kaidah-kaidah yang dibakukan.

Kaidah standar yang dimaksud dapat berupa:
a. pedoman ejaan (EYD),
b. tata bahasa baku, dan
c. kamus umum.

Kata Serapan dan Contoh-contohnya

Kata Serapan dan Contoh-contohnya--- Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia menyerap unsur dari berbagai bahasa, baik dari bahasa daerah maupun asing. Salah satu masalah yang dihadapi dalam penulisan unsur serapan tersebut adalah penyesuaian ejaan dari bahasa lain tersebut ke dalam bahasa Indonesia. Khususnya dengan bahasa asing, ejaan-ejaannya itu memiliki banyak perbedaan dengan yang berlaku dalam bahasa Indonesia. Pemerintah telah menetapkan beberapa peraturan berkaitan dengan penulisan unsur serapan itu.

Secara umum peraturan-peraturan itu adalah sebagai berikut.
1. Satu bunyi dilambangkan dengan satu tanda. Tanda itu dapat bewujud huruf tunggal (monograf), seperti a, b, d, f g, j,; dapat juga berwujud huruf kembar (digraf), seperti ng, ny, sy, kh.
2. Penulisan sebuah kata harus sesuai pengucapannya, misalnya varietas bukan varitas, pikiran bukan pikhiran, kaidah bukan kaedah.

Berikut contoh sebagian kata asing yang diserap ke dalam bahasa Indonesia:
accessory -- aksesori
activity -- aktif, aktivitas
aerdinamics -- aerodinamika
ambulance -- ambulan
analysis -- analisis
aptheek -- apotek
charisma -- karisma
complex -- kompleks
conduite -- konduite

Imbuhan Asing (-man, -wan, -wati, -i, -wi, -iah, -is, -isme, -istis, -isasi) dan Contoh-contohnya

Imbuhan Asing (-man, -wan, -wati, -i, -wi, -iah, -is, -isme, -istis, -isasi) dan Contoh-contohnya---
Selain imbuhan yang berasal dari B.Indonesia sendiri (-kan, me-, di-, dan lain-lain), kita juga mengenal imbuhan asing. Imbuhan asing ini sudah diserap dan disesuaikan dengan ejaan yang baku, EYD.
Imbuhan yang berasal dari asing itu adalah:
a. Berasal dari bahasa Sanskerta, yaitu: -man, -wan, -wati.
b. Berasal dari bahasa Arab, yaitu: -i, -wi, -iah.
c. Berasal dari bahasa Inggris, yaitu: -is, -isme, -istis, -isasi.

Contoh kata-kata berimbuhan asing tersebut adalah:
- seniman (asal kata: seni) Arti: orang yang bergelut di bidang seni
- hartawan (asal kata: harta) Arti: orang yang banyak harta
- wartawati (asal kata: warta) Arti: orang yang mencari warta (berita)
- insani (asal kata: insan) Arti: bersifat insan (secara insan)
- duniawi (asal kata: dunia) Arti: bersifat dunia (secara dunia)
- lahiriah (asal kata: lahir) Arti: bersifat lahir (secara lahir)
- praktis (asal kata: praktik) Arti: bersifat praktik (mudah digunakan)
- komunisme (asal kata: komunis) Arti: paham komunis
- materialistis (asal kata: material) Arti: bersifat kebendaan
- spesialisasi (asal kata: spesial) Arti: bersifat spesial (khusus)

Bagaimana penggunaannya dalam kalimat? Wah, kalian tentu bisa menggunakannya!
Lalu, jika ada masalah dengan kata kameraman, apakah betul?
Jawabnya, salah. Kameraman tersebut berasal dari kata bahasa Inggris 'cameraman' dan kita tidak mengenal imbuhan asing -man dari bahasa Inggris.
Jadi, yang benar adalah kamerawan.

Dijenguk Sahabat Nabi | Kutipan Bab XI Novel Ayat-ayat Cinta





Kembali ke HOME

Lanjutan dari Bab X

Kepada Syaikh Ahmad aku berikan surat Noura untuk beliau baca. Jamaah shalat shubuh sudah banyak yang pulang. Kecuali beberapa kakek-kakek yang beri’tikaf dan membaca Al-Qur’an menunggu sampai waktu dhuha tiba. Aku diajak Syaikh Ahmad masuk ke dalam kamar imam. Aku memohon kepada beliau untuk memperlakukan gadis itu dengan lebih baik dan bijak. Aku memohon kepada beliau agar gadis itu jangan dicela atas apa yang ditulis dan dilakukannya. Gadis itu memang sedikit berbohong ketika mengatakan surat itu ucapan terima kasih semata. Gadis itu perlu dikokohkan semangat hidupnya dan diyakinkan dia tidak akan mendapatkan perlakuan buruk lagi. Dia akan aman di Mesir. Syaikh Ahmad membaca surat itu dan menitikkan air mata. “Akan aku minta kepada Ummu Aiman untuk mencurahkan perhatian yang lebih padanya. Dia memang memerlukan rasa aman dan kasih sayang yang selama ini hilang. Dan dia sepertinya belum merasa yakin dia akan mendapatkan rasa aman dan kasih sayang di sini.” Syaikh Ahmad berjanji akan menyelesaikan masalah Noura sebaik-baiknya dan meminta diriku agar tidak terganggu dan konsentrasi pada tesis. Dan surat Noura itu aku berikan pada Syaikh. Aku tidak mau menyimpannya. Baru aku pulang.
Sampai di rumah aku baca Al-Qur’an satu halaman. Aku ingin memejamkan mata setengah jam saja. Aku pesan pada Saiful agar membangunkan aku sampai aku benar-benar bangun pada pukul setengah tujuh.

Pukul setengah tujuh aku dibangunkan. Kerikil di mata belum sepenuhnya hilang. Aku mandi. Sarapan belum jadi. Aku mempersiapkan segalanya untuk pergi. Jawaban untuk Alicia. Proposal tesis. Dan disket berisi naskah terjemahan. Karena perjalanan panjang aku harus berangkat pagi. Di metro aku tidak dapat tempat duduk. Metro penuh oleh orang-orang yang berangkat kerja. Turun di Tahrir aku langsung mencari Eltramco menuju Hayyu Sabe. Tujuanku adalah @lfenia. Warnet yang dikelola teman-teman mahasiswa dari Indonesia. Pukul delapan aku sampai di sana. Bertemu Furqon, penjaga warnet yang sudah seperti saudara sendiri. Furqon memelukku dan berkata, “Pucat sekali sampean Mas. Begadang ya?”

Aku menganggukkan kepala. Furqon mempersilakan aku memilih sendiri tempat yang kuinginkan. Hanya ada tiga orang yang sedang berlayar di dunia maya. Aku memilih yang paling dekat dari tempatku berdiri. Membuka Yahoomail. Mengirim naskah terjemahan dengan attachment. Membuka beberapa message di mailist Mutarjim, Qahwaji, dan Indonesia Cinta Damai. Melihat Ahram, Time, Republika, Media Indonesia, Suara Merdeka dan Islam-online. Satu jam aku di @lfenia. Furqan menyuguhkan segelas teh Arousa. Teh paling merakyat di Mesir. Jika dibuat kental dan minum masih dalam keadaan agak panas pelan-pelan. Sruput demi sruput. Teh Arousa mampu meringankan kepala yang berat dan menyegarkan pikiran. Dari @lfenia aku langsung naik bis 926 menuju kampus Al Azhar di Maydan Husein. Kuserahkan proposal tesiskepada Syuun Thullab Dirasat Ulya Fakultas Ushuluddin. Aku merasa aku akan terlambat sampai di National Library. Aku kontak Aisha memberitahukan posisi keberadaanku dan meminta mereka menunggu jika aku terlambat.
Benar aku terlambat sepuluh menit. Aku minta maaf. Kukeluarkan jawaban atas pertanyaan Alicia yang telah kujilid.
“Semua pertanyaan tentang perempuan dalam Islam saya jawab dalam empat puluh halaman. Pertanyaan lainnya saya jawab dengan menerjemahkan buku yang ditulis oleh Prof.Dr. Abdul Wadud Shalabi.”

Alicia dan Aisha berdecak kaget dan gembira atas keseriusanku. Aku jelaskan siapa sebenarnya yang menerjemahkan buku Prof. Shalabi ke dalam bahasa Inggris. Sahamku dalam terjemahan itu hanyalah membaca ulang dan mengoreksinya serta menerjemahkan hadits dan melengkapi terjemahan Al-Qur’an yang ditinggalkan Maria. Korektor akhir atas semuanya adalah Syaikh Ahmad Taqiyyuddin. Lalu kami berdiskusi selama dua jam setengah. Saat berdiskusi aku merasa badanku terasa meriang sekali. Kepalaku berat tapi aku tahan dan aku kuat-kuatkan. Alicia minta data diriku dan alamat lengkapku. Dua hari lagi rencananya ia akan kembali ke Amerika. Aisha berkata suatu saat nanti akan mengajak diriku untuk berdiskusi lagi. Kami berpisah. Di luar gedung terik panas benar-benar menggila. Aku naik metro. Sampai di Maadi setengah tiga.Aku belum shalat. Terpaksa aku turun untuk shalat di masjid yang ada di luar mahattah.

Aku meneruskan perjalanan. Ubun-ubun kepalaku terasa sangat nyeri. Di Tura El-Esmen badai panas bergulung menebar debu ke dalam metro. Sangat tidak nyaman. Turun di Hadayek Helwan aku merasa tidak kuat untuk berjalan ke apartemen. Aku panggil taksi. Kepalaku nyeri sekali. Tubuh seperti remuk. Aku lupa belum sarapan sejak pagi. Sampai di halaman apartemen aku sempat melihat jam tangan. Pukul tiga seperempat. Kepalaku seperti ditusuk tombak berkarat. Sangat sakit. Begitu membuka pintu rumah aku merasa tidak kuat melangkahkan kaki. Kepala terasa seperti digencet palu godam. Lalu aku tidak tahu apa yang terjadi. Mataku menangkap kilatan cahaya putih lalu gelap.
* * *

Dalam keremangan gelap aku melihat ada cahaya. Perlahan aku membuka mata. Aku melihat langit-langit berwarna putih. Bukan langit-langit kamarku. Langit-langit kamarku biru muda. Kepalaku masih berat.
“Alhamdulillah. Kau sudah tersadar Mas,” suara Saiful serak. Aku memandang wajahnya. “A..aku di...di mana?” lidahku terasa kelu sekali.
“Di rumah sakit Mas,” lirih Saiful.
“Kenapa?”
“Sudah lah Mas istirahat dulu. Jangan memikirkan apa-apa dulu.”

Kepalaku terasa nyeri kembali. Aku berusaha berpikir, mengingat-ingat apa yang terjadi padaku sehingga ada di rumah sakit ini. Perjalanan melelahkan, kepanasan dengan perut kosong. Membuka pintu dengan kepala sakit luar biasa seperti dihantam palu godam. Lalu gelap. Saiful menatapku dengan mata berkaca.

“Jam be..berapa?” tanyaku padanya.
“Setengah tiga malam Mas.”
Aku teringat belum shalat Ashar, Maghrib dan Isya. Aku ingin bangkit tapi seluruh tubuhku terasa lumpuh. Kepalaku tiba-tiba terasa sakit sekali.
“Aduuh! Astaghfirullah!” aku menahan sakit tiada terkira.
“Kenapa Mas?”

Semuanya kembali terasa gelap. Aku berlayar dalam gelap dan keheningan. Mengarungi dunia yang tiada aku tahu namanya. Aku mendengar suara magic Syaikh Utsman Abdul Fattah. Fahri, baca surat Al Anbiya! Kubaca surat Al Anbiya. Teruskan Surat Al Hajj, pakai qiraah Imam Warasy (Imam Warasy, seorang Imam Qiraah yang terkenal, mengambil qiraahnya dari Imam Nafi bin Abdurrahman Al-Madani yang mengambil qiraah dari Imam Abu Ja’far Al-Qari dan tujuh puluh tabiin. Dan mereka semua mengambil qiraah dari Ibnu Abbas dan Abu Hurairah dari Ubay bin Kaab dari Rasulullah SAW). Aku membaca dengan qiraah Warasy sampai selesai. Semuanya gelap kembali. Aku tidak mendengar apa tidak melihat apa-apa. Aku kembali mendengar suara Syaikh Utsman, beliau membaca surat Al Furqan dengan qiraah Imam Hamzah aku mendengar dengan seksama kefasihan tajwidnya. Sampai ayat enam puluh lima beliau membaca dengan menangis tersedu-sedu.

Aku ikut menangis. Beliau tiada kuasa untuk melanjutkannya. Aku membacanya dan melanjutkannya dengan qiraah yang sama. Selesai. Syaikh Utsman meminta aku meneruskan satu surat lagi. Aku memenuhi titah beliau, kubaca surat Asy Syuara. Sampai pada ayat seratus delapan puluh empat daun telingaku menangkap suara isak tangis sayup-sayup. Aku merasa ada sentuhan halus di pipiku. Aku mengerjapkan mataku.
“Fahri, kau sudah sadar Fahri. Kau bangun Fahri. Ini aku,” suara halus perempuan. Aku coba membuka mata lebih lebar. Semakin terang. Aku melihat wajah putih bersih. Dia duduk di kursi dekat dengan dadaku.
“Ma..Maria?!” aku memanggil namanya, tapi cuma bibirku yang kurasa bergerak tanpa suara.
“Ya aku Maria,” ia mendekatkan wajahnya ke wajahku.
.“Astaghfirullah!” lirihku.
“Ada apa Fahri?”
“Ma..mana Saiful?”
“Sedang keluar, dia kusuruh sarapan.”
“Jam berapa?”
“Jam delapan pagi.”
Maria tiada berkedip memandangi diriku yang terbujur tiada berdaya seperti bayi. Matanya berkaca-kaca, hidungnya memerah dan pipinya basah.
“Kenapa kau kemari, Maria?”
“Aku ingin tahu keadaanmu. Aku mencemaskanmu.”
“Kau menangis Maria?”
“Kau membuatku menangis Fahri. Kau mengigau terus dengan bibir bergetar membaca ayat-ayat suci. Wajahmu pucat. Air matamu meleleh tiada hento. Melihat keadaanmu itu apa aku tidak menangis,” serak Maria sambil tangan kanannya bergerak hendak menyentuh pipiku yang kurasa basah.
“Jangan Maria tolong, ja..jangan sentuh!”
“Maaf, aku lupa. Keadaan haru sering membuat orang lupa.”

Aku melihat di samping kiriku ada tiang besi putih, ada tabung infus tergantung di sana. Di bawah tabung ada selang kecil mengalirkan air infus ke dalam nadi tangan kiriku. Air infus terus menetes seperti embun di musim penghujan. Aku kembali merasakan nyeri dalam tempurung kepalaku. Seperti ada ratusan paku menacam. Aku berusaha menahan dengan memejamkan mata dan otot rahang menegang. Tak kuat juga aku mengaduh, meskipun lirih.

“Ada apa Fahri, apa yang kau rasakan?” suara Maria serak.
“Kepalaku nyeri sekali.”
“Biar kupanggilkan petugas,” telingaku menangkap suara langkah kaki Maria. Tak lama kemudian ia datang dengan seorang dokter lelaki. Dokter itu memasang menempelkan tangannya di keningku. Memeriksa tekanan darahku. Memasang termometer sebesar pena di ketiakku. Dan dengan suara yang lembut menanyai apa yang kurasakan serta membesarkan hatiku. Ia mengambil termometer dan melihatnya. Lalu menuliskan sesuatu di dalam berkas yang di bawanya. Kemudian menyuntikkan sesuatu lewat jarum selang infus yang menancap di tangan kiriku.

“Suntikan untuk meredakan rasa sakit. Kau akan cepat sembuh,” kata dokter itu. Maria mengamati dengan seksama apa yang dilakukan dokter itu padaku. Ia berdiri di samping ranjang. Rambutnya yang hitam terkucir rapi. Setelah mendapat suntikan itu rasa sakit di kepalaku terasa mulai berkurang. Saiful datang tepat saat dokter setengah baya yang mengenalkan dirinya bernama Ramzi Shakir itu hendak pergi. Saiful menyalami dokter Ramzi dan berbincang sebentar dengannya. Maria duduk di kursi di samping ranjang. Saiful mendekat. Ia mengucapkan salam dan tersenyum.
“Maria, boleh aku bicara empat mata dengan Saiful?” lirihku pada Maria.
Maria mengangguk dan melangkah keluar. Ia tidak membawa serta tas kecilnya.
“Saif, kenapa kau tinggalkan aku sendirian dengan Maria? Kenapa dia yang menunggui aku? Dia bukan mahramku.” Aku memaksakan diri untuk bersuara agak keras. Saiful sepertinya tahu kalau aku marah dan tidak berkenan.
“Maafkan saya Mas. Keadaannya darurat. Aku belum tidur sama sekali semalam dan perutku perih sekali. Kebetulan Maria datang,” jawabnya.
“Teman-teman yang lain mana?”

Saiful lalu menceritakan kejadian itu.
“Saat Mas pulang dan terjatuh tak sadarkan diri di pintu, yang ada di rumah cuma saya seorang. Saya langsung mengontak Mishbah yang saat itu ada di Wisma agar pulang. Sedangkan Hamdi dan Rudi, hari itu sedang dalam perjalanan ikut rihlah (rekreasi) ke Luxor yang diadakan Majlis A’la. Mereka tidak mungkin dihubungi. Saya bingung, saya naik ke atas. Untung saat itu Yousef dan Maria ada. Maria langsung menelpon mamanya, Madame Nahed, yang sedang kerja di Rumah Sakit Maadi. Madame Nahed meminta pada Maria agar seketika itu juga membawa Mas Fahri ke rumah sakit. Madame Nahed mengurusi semuanya dan memilihkan kamar kelas satu. Dia juga yang memilihkan dokter. Madame Nahed tidak bisa langsung menanganimu sebab dia dokter spesialis anak. Mas tak sadarkan diri dalam waktu yang lama sekali. Mas baru sadar jam setengah tiga malam. Setelah itu tak sadarkan diri lagi. Mishbah sampai di rumah sakit jam lima sore ikut menunggui sampai jam satu malam. Saya dan Mishbah sepakat membuat jadwal. Malam itu saya minta Mishbah istirahat di rumah, karena dia terlihat sangat kelelahan. Dan saya minta dia datang pukul sembilan pagi untuk gantian jaga. Pukul setengah delapan tadi Maria datang tepat ketika saya merasakan perut ini sedemikian perih karena sejak sore kemarin belum kemasukan apa-apa. Melihat wajah saya pucat Maria minta saya keluar keluar untuk makan dan membersihkan badan. Jadilah Maria menjaga Mas sendirian.” Mendengar cerita itu aku maklum adanya. Saiful berjanji akan menjaga diriku sebaik-baiknya bergantian dengan Mishbah. Dan tidak akan membiarkan diriku dijaga oleh orang lain.

Maria mengetuk pintu minta izin masuk. Aku minta Saiful untuk mempersilakan dia masuk. Maria datang dengan menenteng kantong plastik putih. Ia duduk dan mengeluarkan isinya; satu botol air mineral, satu kotak susu Juhayna isi satu kilo, satu kotak ashir mangga, sebungkus roti tawar, satu kaleng vitrac rasa strawberry, satu kaleng cokelat, sekotak keju president, dan satu kotak tissue meja. Ia menatanya di atas meja yang masih kosong tidak ada apa-apa. Maria menawariku makan atau minum. Aku sama sekali tidak berselera. Ia mengambil selembar roti tawar, mengoleskan keju dan cokelat dan menutupnya dengan selembar roti tawar di atasnya dan menyerahkan pada Saiful. Saiful tidak bisa menolaknya. Maria kembali mengambil roti tawar. Kali ini untuk dirinya. Lalu ia mengambil dua gelas dan bertanya pada Saiful mau minum apa. Saiful menjawab, air putih saja. Maria menuangkan air mineral ke dalam gelas dan menyerahkan pada Saiful. Ia sendiri menuangkan ashir mangga.

Kudengar mereka berdua berbincang sambil makan roti. Saiful mengucapkan rasa terima kasih atas kebaikan Maria. Dengan sangat hati-hati ia menjelaskan masalah mahram kepada Maria. Dengan bahasa halus ia meminta agar jika bisa Maria datang bersama ayah atau adiknya. Jadi seandainya berbincang atau berada dalam satu ruangan seperti itu ada mahram yang menemaninya. Bukan karena tidak percaya pada Maria tapi demi kedamaian jiwa.

Aku diam saja. Sebab perlahan aku kembali merasakan kepalaku mulai bersenut-senut. Aku masih bisa mendengar Saiful menyitir beberapa sabda Rasul yang memberikan tuntunan cara berinteraksi pria dengan wanita. Batasan boleh dan tidaknya. Aku juga mendengar pertanyaan Maria tentang boleh tidaknya perempuan menjenguk pria yang dikenalnya yang sakit. Aku mendengar Saiful menjawab boleh, mendasarkan jawabannya bahwa Imam Bukhari dalam kitab shahihnya secara khusus menulis “Bab Perempuan Membesuk Lelaki”. Beliau mengatakan, “Ummu Darda’ menjenguk seorang lelaki ahli masjid dari kalangan Anshar.” Dalam sebuah riwayat juga disebutkan bahwa ketika Ka’ab bin Malik Al Anshari sakit keras dan dekat dengan kematiannya, Ummu Mubasyir binti Al Barra bin Ma’rur Al Anshariyyah menjenguknya. Maka tidak ada masalah seorang perempuan menjenguk saudaranya yang lelaki selama masih menjaga adab kesopanan yang diajarkan Rasulullah.

Setelah itu aku tidak mendengar lagi apa yang mereka bicarakan. Aku kembali merasakan nyeri yang luar biasa dalam tempurung kepalaku. Aku mengaduh. Lalu semuanya terasa gelap.

* * *

Ketika aku sadar, aku tidak menemukan Saiful dan Maria. Yang ada di sisiku adalah Mishbah dan beberapa teman dari Nasr City yang kukenal baik. Ada Mas Khalid, Kang Kaji, Mas Junaedi, Sofwan, Iswan, Khalil, Bimo dan Chakim. Mereka semua tersenyum padaku meskipun aku menangkap guratan sedih dalam wajah mereka. Mereka mendekat satu persatu dan memelukku pelan sambil berbisik, “Syafakallah syifaan ajilan, syifaan la yughadiru ba’dahu saqaman.” (Semoga Allah menyembuhkanmu secepatnya, dengan kesembuhan yang tiada sakit setelahnya.)

Kutanyakan pada Mishbah jam berapa sekarang. Mishbah menjawab jam satu siang. Apakah ini hari Ahad? Mishbah menjawab iya. Aku minta pada Mishbah untuk menghubungi Syaikh Utsman. Rabu lalu aku sudah tidak datang. Aku minta Mishbah menjelaskan kondisiku pada beliau dan memohon agar beliau memberikan doanya. Mishbah keluar. Aku mencoba mengangkat tanganku. Tidak bisa juga. Rasanya seperti lumpuh. Aku meneteskan air mata. Aku belum berani bertanya sakit apa aku sebenarnya.

Aku minta pada Mishbah dan teman-teman agar tidak mengabarkan sakitku ini ke Indonesia. Aku merasa ingin buang air kecil. Aku katakan itu pada Mas Khalid. Mas Khalid mengambilkan pispot. Teman-teman yang lain keluar. Mas Khalid memasukkan pispot ke balik selimutku. Tangannya meraba tanpa membuka auratku dan berusaha aku bisa buang air kecil di dalam pispot. Aku tidak bisa membayangkan kalau dalam keadaan seperti ini yang ada di sampingku hanyalah Maria seperti tadi pagi. Apakah aku harus buang air kecil begitu saja di atas kasur seperti waktu aku masih bayi dulu, ataukah aku akan meminta tolong padanya untuk memasangkan pispot. Selesai buang air kecil, aku minta pada Mas Khalid mentayamumi aku.(Tayamum adalah bersuci dengan menggunakan debu sebagai ganti wudhu.) Tanganku sama sekali tidak bisa digerakkan. Lalu aku shalat dengan menggunakan isyarat mata dan tubuh terlentang tiada berdaya seperti seorang balita.

Teman-teman menemani sampai jam besuk habis. Tinggal Mishbah seorang yang tetap menunggui diriku. Mishbah memberi tahu habis maghrib, insya Allah, Syaikh Utsman Abdul Fattah akan datang. Aku meneteskan air mata, diriku telah menyusahkan banyak orang. Mishbah mengusap air mata yang meleleh dipipiku dengan tissue yang dibeli Maria, baunya wangi. Sambil menghiburku bahwa semuanya akan kembali seperti sedia kala, aku akan sembuh dan sehat kembali serta bisa main bola lagi. Saiful datang membawa bantal. Ia bilang sejak sekarang ia dan Mishbah akan menjagaku berdua. Tidur dan istirahat bergantian di dalam kamar kelas satu ini. Memang di kamar yang tidak terlalu luas ini hanya aku seorang pasiennya. Aku tidak tahu bagaimana nanti membayar ongkosnya. Kepalaku terasa berat lalu nyeri dan semuanya kembali terasa gelap.

Dalam gelap aku tidak tahu berada di alam apa. Tiba-tiba aku berjumpa dengan orang yang kurus dan bercahaya wajahnya, orang yang belum pernah aku berjumpa dengannya. Dia mengenalkan dirinya sebagai Abdullah bin Mas’ud. Aku tersentak kaget. Abdullah bin Mas’ud adalah satu-satunya sahabat, yang Baginda Nabi ingin mendengar bacaan Al-Qur’an darinya. Abdullah bin Mas’ud adalah Guru Besar Tafsir dan Qiraah di kota Kufah. Imam-imam besar dari kalangan tabiin banyak yang belajar membaca Al-Qur’an darinya. Abdullah bin Mas’ud tersenyum padaku serta merta aku mencium tangannya, ia menyambutku dan memeluk diriku. Aku bisa berdiri, aku tidak lumpuh. Ibnu Mas’ud membisikkan syafakallah ke telingaku. Aku mencium bau harum dari jubah dan tubuhnya. Beliau melepaskan pelukannya dan memintaku membaca Al Baqarah. Aku membacanya dengan hati bahagia. Beberapa kali dia membetulkan bacaanku. Aku membaca sampai akhir Al Baqarah. Abdullah bin Mas’ud memintaku berhenti. Abdullah bin Mas’ud mencium keningku dan hendak pergi. Aku menahannya. Aku katakan aku ingin menanyakan sesuatu padanya. Beliau tersenyum dan menyilakan aku bertanya. Aku tanyakan padanya, “Apakah benar riwayat yang mengatakan Anda tidak mengakui mushaf Utsmani?”

Abdullah bin Mas’ud tersenyum padaku dan berkata dengan suara yang sangat berwibawa, “Yang tidak mengakui mushaf Utsmani dan tidak suka dengannya adalah orang-orang munafik dan orang-orang yang memusuhi agama Allah. Mereka mencatut namaku untuk membela tujuan-tujuan mereka yang jahat. Apa yang ada di dalam mushaf Utsmani dari Al Fatihah sampai An Naas adalah wahyu yang diturunkan Allah melalui malaikat Jibril kepada Baginda Nabi. Tertulis utuh dan sempurna. Tidak berkurang dan tidak bertambah meskipun cuma satu huruf. Dan apa yang ada dalam mushaf Utsmani itulah yang aku ajarkan pada para tabiin dan mereka mengajarkan pada murid-muridnya. Begitu seterusnya hingga sampai kepadamu dan kepada jutaan umat Muhammad di seluruh penjuru dunia. Al-Qur’an terjaga keasliannya. Memang akan selalu ada orang-orang jahat yang berusaha meragukan kebenaran dan merusak kesucian Al-Qur’an. Namun ketahuilah usaha mereka akan sia-sia. Sebab Allah sendiri yang akan menjaga keutuhan dan kesuciannya sampai hari akhir. Dan orang-orang pilihan Allah di dunia ini adalah mereka yang disebut Ahlul Quran. Orang-orang yang hatinya selalu terpatri pada Al-Qur’an, mengimani Al-Qur’an, dan berusaha mengajarkan dan mengamalkan isi Al-Qur’an dengan penuh keikhlasan.”

Sahabat nabi, Abdullah bin Mas’ud tersenyum. Aku pun tersenyum. Aku ingin ikut dengannya, tapi beliau tidak memperbolehkannya. Aku lalu titip padanya salam sejahtera, rasa cinta dan rasa rindu tiada terkira untuk Baginda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sahabat nabi itu lalu meninggalkan diriku. Semakin lama semakin jauh. Mengecil. Menjadi titik. Dan hilang. Aku merasa kehilangan dan sedih. Mataku basah.

Silakan lanjutkan baca di novelnya, Ayat-ayat Cinta, Novel Pembangun Jiwa: BAB XII....

Image: Google

Curhat: Ajang Starbol, Super Menghibur Tapi Hambar

Curhat: Ajang Starbol, Super Menghibur Tapi Hambar---
Akhir bulan ini, sepakbola Indonesia sedikit melupakan kisruh kepentingan di sebuah wadah bernama PSSI. Miris memang, sangat paradoks dengan apa yang berusaha pihak 'luar' (swasta) lakukan untuk dapat melupakan (kisruh) itu.

    Adalah sebuah ajang bertajuk "Starbol" yang telah melakukannya. Kita dapat saksikan bagaimana begitu menghibur acara yang dikemas. Dari coacing clinic, hingga talkshow. Siapa sangka, ternyata Denilson begitu pintar menirukan tari Jaipong dan bagaimana takjubnya para tamu (Cannavaro, Pires, Djalminha, dan Denilson) di talkshow Gol Gol Starbol yang ditayangkan RCTI siang tadi, melihat kemunculan Sodikin "Si Ronaldikin", Ronaldinho Indonesia. Kontan para tamu langsung minta berfoto bersama, malah berulang kali.

    Berikut foto dari akun Twitter Cannavaro @FabioCanna17:

    Ajang Starbol adalah sebuah even sepakbola yang dipromotori oleh Morstar Indonesia. Tahun 2012 ini mereka mendatangkan Fabio Cannavaro, Robert Pires, Edgar Davids, Marco Materazzi, Djalminha, dan Denilson.

    Malam ini, mereka akan merumput bersama bintang-bintang sepakbola Indonesia. Sayang seribu sayang, karena konflik antar pengurus PSSI dan Klub, ajang ini tak bisa dimanfaatkan untuk menambah jam terbang para punggawa timnas sebagaimana ketika Gabungan Timnas Senior dan U-23 melawan LA Galaxy tempo hari. Kurang greget tentu. Sayang sekali....

    Di lain pihak, Timnas U-21 juga sedang bertanding atas nama bangsa (atas nama PSSI?) di Turnamen Hasanal Bolkiah Trophy (HBT) 2012, juga tak tampil penuh dengan pemain terbaik gara-gara label ilegal dari PSSI buat pemain yang berlaga di breakaway league (Tadi malam, Timnas U-21 memang mampu menang 2-0 atas Laos).

    Kisruh berkepanjangan ini, yang dirugikan adalah pemain, insan sepakbola, dan tentu sepakbola Indonesia itu sendiri. Kepatuhan pada regulasi FIFA dan AFC memang sebuah keharusan. Tapi, hentikanlah segera kisruh itu dan bersatulah para pengurus bola!!!!

    Berbeda dengan Starbol tahun lalu (dengan bintang tamu Giovani Van Bronckhorst) yang berkonsep sepak bola pada umumnya, kali ini Starbol dikemas dengan konsep Showbol, permainan sepakbola indoor enam lawan enam. Kabarnya (selain enam bintang dunia tersebut), ada 18 pemain yang beruntung berpartisipasi atas pilihan panitia Starbol 2012, di antaranya adalah: Alex Vrteski, Ponaryo Astaman, Bima Sakti, Kurniawan DJ., Kim Jeffrey Kurniawan, Amaral, Firman Utina, dan Hamka Hamzah. Ke-18 pemain itu dipilih tanpa memandang apakah pemain tersebut bermain di Indonesia Premier League (IPL) ataupun di Indonesia Super League (ISL). Mereka rencananya akan dipisah menjadi dua tim, yakni European and Friends dan Samba and Friends.

    Showbol dimainkan di atas lapangan dengan ukuran 42 x 22 meter. Umumnya pertandingan digelar 2 x 30 menit. Tapi ada juga membuatnya 4 x 15 menit. Tak ada batasan pergantian pemain dan aturan bola keluar. Sementara aturan sisanya mirip seperti futsal.

    Foto: Google dan Tribunnews.com
    Thanks to: Iskaruji dot com

    Sinopsis Novel "Kemarau" Karya A.A. Navis

    Sinopsis Novel "Kemarau" Karya A.A. Navis---
    Kemarau merupakan roman karya A.A. Navis yang pertama, yang diterbitkan pertama kali oleh Pustaka Jaya pada tahun 1957.
    Para petaui semakin merasa berputus asa atas musim kemarau panjang yang sedang menimpa negeri ini. Sawah dan ladang mereka sangat kering dan cuaca panas sangat menyengat tubuh. Keadaan itu membuat mereka tidak lagi mau menggarap sawah atau mengairi sawah mereka. Mereka hanya bermalas-malasan dan bermain kartu saja.

    Namun, ada seorang petani yang tidak ikut bermalas-malasan. Ia adalah Sutan Duano. Dalam keadaan kemarau panjang ini, ia tetap mengairi sawahnya dengan rnengangkat air dari danau yang ada di sekitar desa mereka sehingga padinya tetap tumbuh. Ia tidak menghiraukan panas matahari yang membakar tubuhnya. la berharap agar para petani di desanya mengikuti perbuatan yang ia lakukan. Ia juga berusaha memberikan ceramah kepada ibu-ibu yang ikut dalam pengajian di surau desa mereka. Namun, tak satu pun petani yang menghiraukan ceramahnya apalagi mengikuti langkah-langkah yang dilakukannya. Tampaknya, keputusasaan penduduk desa telah sampai pada puncaknya.

    Suatu hari ada seorang bocah kecil bernama Acin yang membantunya mengairi sawah sehingga keduanya saling bergantian mengambil air di danau dan mengairi sawah mereka. Penduduk desa yang melihat kerja sama antara keduanya bukannya mencontoh apa yang mereka lakukan, melainkan mempergunjingkan dan menyebar fitnah, bahwa sutan Duano mencoba mencari perhatian Gundam, ibu si bocah itu, yang memang seorang janda. Bahkan, seorang janda yang menaruh hati pada Sutan Duano pun kemudian mempercayai gunjingan itu.

    Gunjingan itu semakin memanaskan telinga Sutan Duano, tetapi ia tidak menanggapinya dan tetap bersikap tenang. Suatu hari ia menerima telegram dari Masri, anaknya yang sudah dua puluh tahun disia-siakannya. Anak itu memintanya pergi ke Surabaya. Dalam hatinya, ia ingin bertemu dengan anak semata wayangnya itu, namun ia tidak mau rneninggalkan si bocah kecil yang masih memerlukan bimbingannya. Setelah mempertimbangkan masak-masak, ia pun memutuskan pergi ke Surabaya. Sementara itu, para penduduk desa merasa kehilangan atas kepergiannya. Apalagi setelah mereka membuktikan bahwa semua saran yang diberikan oleh Sutan Duano membuahkan hasil. Mereka menyesal telah salah sangka terhadapnya.

    Sementara itu, sesampainya Sutan Duano di Surabaya, hatinya menjadi hancur ketika ia bertemu dengan rnertua anaknya. Ternyata mertua anaknya adalah Iyah, mantan istrinya. Ia marah kepada Iyah karena telah menikahkan dua orang yang bersaudara. Karena marahnya itu, Sutan Duano mengancam akan memberitahukan kepada Masri dan Arni. Namun, Iyah berusaha menghalanginya dengan memukul kepala mantan suaminya itu dengan sepotong kayu. Kalau saja Arni tidak menghalanginya, kemungkinan besar Sutan Duano tidak akan selamat. Melihat mantan suaminya bersimbah darah, Iyah rnerasa menyesal kemudian ia memberitahukan kepada Arni bahwa Sutan Duano adalah mantan suaminya. Betapa terkejutnya Arni mendengarnya. Ia kemudian menceritakan hal itu kepada Masri, sehingga mereka sepakat berpisah. Tak lama kemudian, Iyah meninggal dunia, sedangkan Sutan Duano pulang ke kampung halamannya dan menikah dengan Gundam.

    Lanjutan "My Idiot Brother", Sebuah Cerpen Karya Agnes Davonar

    Lanjutan "My Idiot Brother", Sebuah Cerpen Karya Agnes Davonar (Penulis Novel SKUT)---
    Tiba-tiba gua jadi kepikiran, mungkin gak ya, kakak gua yang idiot ini punya duit untuk sumbang bantu gua beli helm.
    “ Eh, kak, punya duit gak?” kata gua dan dia langsung nyodorin duit monopoli yang bikin gua BT.
    “ Duit beneran tolol, bukan duit kayak gini, duit kayak gini gua juga banyak..”
    “ buat.. apa?” Tanya dia kalau ngomong suka kepatah-patah khas orang tolol.
    “ ada kagak..?” Tanya gua kesel.
    Tiba-tiba dia hilang ke kamarnya dan balik lagi dengan toples yang berisi uang benaran.
    “ ini.. untuk adik..”
    “ sumpeh loe.. duit ini hasil tabungan loe selama ini, banyak bener..”
    “ untuk adik.. kakak kasih..”
    “ yakin..”
    “ ia.. tapi temanin kakak beli permen di supermarket..”
    “ Cuma itu doang syaratnya.. gampang banget. Capcus yukkk” kata gua sambil gandeng dia ke supermarket terdekat.
    Akhirnya berkat kakak gua, gua bisa beli hadiah terindah untuk Aji. Rasanya bahagia sekali, tapi gua tau, aji ini pasti bakal undang banyak orang dalam ulang tahunnya. Jadi gua harus jadi special di hari itu, gua harus dandan yang cantik dan benar-benar terlihat hebat di pesta ulang tahun dia.
    Sampailah tiba pada waktunya.
    “ mau kemana Angel?:” Tanya nyokap gua sambil nonton tv sama kakak gua.
    “ mau ke ulang tahun teman. “
    “ kamu ada ambil duit kakak kamu ya?” Tanya nyokap.
    “ kagak tuh, dia yang ngasih sendiri, Tanya aja sendiri sama dia..”
    “ ooo. Pantesan duit tabungan dia habis,. Kamu tau gak, dia nabung duit itu buat beli kado ulang tahun kamu minggu depan.. “
    kata nyokap yang langsung bikin gua sadar kalau minggu depan gua ulang tahun.
    “ oo. Gitu, makasih deh, sama aja kan duitnya juga ke angel sekarang.”
    “ mau ke ulang tahun dimana Angel..”
    “ disamping sekolah itu, kafe hijau. Si kakak juga tau, kan sering minta beli es hijau disana..”
    “ yauda, hati-hati..”
    Dengan perasaan bebas merdeka tanpa larangan nyokap, akhirnya gua melangkah kaki seribu menuju ulang tahun Aji. Sampai disana, gua benar-benar ga salah tebak, banyak cewek2 yang diundang ke ulang tahun dia, termasuk Agnes, musuh bubuyutan gua di sekolah yang suka reseh. Saat gua masuk ke dalam dia langsung negur gua.
    “ eh adiknya si idiot, datang juga kesini.. ngapain? Gak bawa kakak loe kesini? “ kata dia dan gua diem aja.
    Gua melihat Agnes uda bawa kado dan tiba-tiba teringat kalau kado gua ketinggalan di rumah.
    “ kado dari gua istemewa loh, kado dari loe mana ngel? Jangan bilang loe datang Cuma mau numpang makan gratis.’
    “ gak usah reseh deh u. gua punya kado, kado yang gak perlu gua kasih liat ke loe..”
    “ oh ya.. Alhamdulillah ya..( berujar mirip arti syarini) masih tau diri juga..”
    Agnes pergi ninggalin gua, dan gua merasa bodoh sekali ketinggalan kado untuk Aji, kalau balik lagi ke rumah pasti acara penting pemberian kue ulang tahun pertama dari Aji bakal kelewat. Gua gak akan rela kalau si Agnes yang dapat kue pertama. Gua pun berpikir memeras otak untuk membuat suasana jadi gak rusak.
    Dirumah.
    Kakak gua yang bodoh itu, tiba-tiba ngeliat hadiah kotak yang gak sengaja terletak di lantai, jadi kado itu ketinggalan saat gua lagi iket tali sepatu, dan langsung ninggalin begitu aja. Dia tau dan pasti inget kalau gua akan ke pesta ulang tahun yang tadi gua sebutin, dengan nekad dia bawa kado itu sendirian tanpa sepengetahuan nyokap gua yang lagi cuci piring di dapur. Walau bersusah payah mengingat jalan, akhirnya dia tiba juga di depan tempat kafe hijau sambil bawa kado di tangannya.
    Ketika pesta berlangsung dan Aji mulai mau sebutin kue pertama dia, gua dan Agnes saling berpikir untuk mendapatkannya. Tapi tiba-tiba Aji menyebut nama gua, gua senang banget dan maju dengan muka kemenangan di depan Agnes yang sewot mampus.
    “ aji maaf ya, kadonya ketinggalan nanti aku kasih besok pas di lapangan basket ya..”
    “ iya gapapa, ini kue pertama special untuk kamu.”
    Dan saat moment penting itu, kakak gua yang idiot muncul. Sambil berteriak.
    “ adik.. adik.. adik… ini kadonya.. kadonya..”
    Semua orang melihat ke kakak gua. Dan aji pun gitu. Muka gua langsung terkejut. Agnes mengunakan kesempatan itu sambil berkata. “ wah, kakaknya si Angel datang tuh, si idiot.. akhirnya adik dan kakak idiot berkumpul hahahaha ”
    Kakak gua yang marah kerena merasa Agnes meledek gua, langsung menyerang Agnes hingga mukanya jatuh ke depan kue ulang tahun dan terceplak di mukanya. Gua yang malu melihat kejadian itu langsung panic. Aji bertanya.
    “ itu kakak loe..” gua bengong sambil tak bisa menjawab apa-apa.
    “ bukan.. dia bukan kakak gua..” kata gua lari keluar dari pesta dan merasa malu sekali, karena panic tanpa sadar sepeda motor melaju cepat dan menabrak gua sampai akhirnya gua terpentar tanpa bisa melihat apapun selain orang terakhir di atas bayangan mata gua adalah kakak gua yang berteriak-teriak,
    Adik.. adik..
    ***
    Dua minggu kemudian, gua terbangun, terbangun dengan kondisi tanpa bisa mengerakan kaki dan tangan gua, tulang leher gua patah karena tabrakan itu. Nyokap sama bokap ada disamping gua. Tapi ada yang kurang lengkap dari kedua orang itu, yaitu kakak gua. “ ma, aku dimana?” kata gua sambil merasakan mata yang sakit.
    “ dirumah sakit.. kamu uda gak bangun sejak 5 hari lalu, kamu koma selama itu.”
    Gua melihat sekeliling dan memang gua ada di rumah sakit dan beberapa alat kedokteran,. Tapi bukan itu yang gua mau lihat. Gua mau lihat kakak gua, gua merasa dalam tidur gua, selalu terbayang dia. Bayangan dimana mimpi saat masa kecil yang bahagia bermain sama dia, dia gendong gua, dia kasih makanan yang gua suka dan terakhir dia bilang dia sayang gua dengan terpatah-patah.
    “ kakak mana?”
    Nyokap menangis, dan bokap terdiam dengan berat hati berkata.
    “ dia lagi dirawat di ruang sebelah ..”
    “ loh dia sakit apa? Kok juga masuk rumah sakit?”
    Gua bangkit dan bonyok membantu gua berjalan ke ruangan sebelah dan melihat kakak gua yang sedang tertidur sambil meluk boneka yang dulu sering dia kasih ke gua.. gua melihat kakak gua dengan keprihatinan dan matanya kedua tertutup dengan perban, “ kakakmu memberikan kedua matanya untuk kamu, ketika kecelakaan kamu terjatuh dan kedua matamu rusak karena cairan laksa yang dibawa motor itu terkena mata kamu.”
    “ astaga. Jadi kakak ga bisa ngelihat lagi dong..”
    Gua menangis saat mendengar kalimat itu.
    “ bukan Cuma itu, ada pendarahan yang terjadi setelah operasi dan kakak kamu jadi kritis gini.”
    Gua meraih tangan kakak gua, sambil berkata.
    “ kakak, bangun, maafin Angel.. kakak, bangun. Angel janji setelah kakak sembuh, angel akan sayang sama kakak lagi.. angel mohon..”
    Tangan kakak gua bergerak dan berkata dengan seperti biasanya.
    “ adik.. adik.. kakak sayang kamu.. selamat ulang tahun” kata kakak gua untuk ucapaan terakhir dia.
    Dan kalimat itulah terakhir yang gua dengar dari dia. Dia telah pergi untuk selamanya, selamanya untuk membuat gua tetap hidup dengan kado kedua matanya untuk gua. dokter sempat menolak untuk memberikan matanya ke gua, tapi kakak gua ngotot. dia merasa tidak boleh ada orang lain yang cacat yang sama di keluarga ini selain dia, mama juga nolak, tapi kakak gua marah dan gak mau makan sampai dia bisa kasih kedua matanya untuk gua. akhirnya mama luluh, dia ikhlas, dan opearasi ke gua berhasil tapi kakak gua alami pendarahan dan akhirnya kritis dan pergi untuk selamanya. Selamanya untuk membuat gua merasa tak perlu merasa malu memiliki kakak seperti dia. Dia bukan hanya seorang kakak yang bertahan atas penderitaan yang dia miliki sebagai anak yang lahir dengan kerterbatasannya, tapia dia adalah seorang kakak berhati malaikat yang tanpa pernah berhenti mencintai gua sebagai adiknya.
    Tanpa pernah merasa sakit hati oleh kalimat kalimat yang terkadang lebih menusuk daripada gua memukulnya dengan keras.
    Kakak, karena dirimu lah kini aku sadar,
    Aku tidak terlahir untuk sempurna tanpamu, walau dunia ini mungkin tidak pernah adil untuk kehidupanmu saat ini, apapun yang kamu lakukan atas dasar yang kau pikirkan, kaulah tetap kakakku yang terbaik, terbaik yang ingin pernah kusampaikan kepada dunia.
    Bahwa hanya ada satu kesempatan untukku bersamamu dalam hidup ini yaitu saat saat kau hidup bersamaku.
    Selamat jalan kakak tercintaku.

    Selesai

    "My Idiot Brother", Sebuah Cerpen Karya Agnes Davonar (Penulis Novel SKUT)

    "My Idiot Brother", Sebuah Cerpen Karya Agnes Davonar (Penulis Novel SKUT)---
    Sebenarnya apa sih arti kebahagiaan. Buat gua, kebahagian itu dilihat dari siapa saja yang ada di sekitar kita. Buat gua, kebahagiaan itu. Seharusnya dalam hidup gua, hanya ada orang-orang yang berarti. Tapi, sayangnya kebahagiaan yang gua miliki rasanya dikotorin oleh pikiran gua sendiri. Alkisah, gua punya keluarga lengkap, ayah, ibu dan seorang kakak laki-laki. Tapi kakak laki-laki gua ini sangat berbeda. Dia seperti penghalang kebahagiaan dalam hidup gua, bukan karena dia pinter ataupun bisa merebut kasih sayang orang tua gua. Tapi karena dia idiot. tapi dari dia, gua belajar akan satu hal, satu hal yang mengajarkan bahwa dialah malaikat dalam hidup gua yang berwujuD manusia.
    Idiot dalam arti kata bego, cacat dan bikin malu gua sebagai adik. Ga ada yang bisa gua banggakan dari dia, umurnya uda 5 tahun lebih tua dari gua, tapi begonya seperti 10 tahun lebih mudah dari gua. Gua gak heran, nyokap sampai harus rela nunda kelahiran gua 5 tahun kemudian, hanya demi merawat dia. Dalam bahasa kedokteran, dia itu kena sindrom Down yang bikin otak dia itu bego. Ga penting apa penyakit yang dia bawa sejak lahir, seharusnya dia itu ga pernah ada aja, karena menurut gua, dia itu hanya bikin malu gua.
    Sejak kecil, gua selalu bilang ke nyokap. Kalau mau jemput gua di sekolah, jangan pernah bawa Hendra ( nama kakak gua) atau gua ga kan akan pernah pulang bareng mereka. Nyokap tetap cuek aja bawa kakak gua itu. Akhirnya kalau mereka datang, gua kabur dari sekolah dan memilih pulang sekolah dengan jalan kaki.
    Sampai di rumah, nyokap bakal marah sama gua dengan kata2 yang sama,
    “ Angel, kamu ini ga tau berterima kasih, Mama sama kakak kamu sudah cape2 jemput kamu, kenapa malah kabur?”
    “ Siapa bilang Angel kabur?”
    “ Kakak kamu walau seperti ini, tapi dia itu gak akan lupa muka adiknya yang lari dari dia?”
    Gua terdiam dan bisa bayangkan kalau kakak gua nunjuk2 tangannya saat gua berusaha lari dari mereka,
    “ Siapa suruh bawa dia, Angel kan malu punya kakak bego kayak gitu.. angel sudah bilang jangan jemput kalau ada dia.. ” kata gua langsung lari ke kamar.
    Gua, ga pernah mau mengerti? Apakah kalimat yang gua ucapin itu, bisa membuat kakak gua ngerti kalau gua ga suka sama dia. Tapi kalimat itu cukup bikin nyokap marah. Ga peduli ya.. yang penting. Gua gak mau diledekin teman-teman karena punya kakak idiot seperti dia.
    ***
    Sebenarnya kakak gua, gak terlalu jahat dan bikin repot gua dalam kesehari-hariannya. Dia bisa makan sendiri, bisa mandi sendiri dan bisa main sendiri tanpa perlu ditemenin siapa-siapa. Kalau tiba-tiba dia muncul saat gua lagi asyik nonton tv, gua selalu suruh dia pergi, dengan wajah dia yang bego dan mukanya yang culun. Dia malah maksa ikut nonton sama gua. Karena kesel gua teriak.
    “ Eh idiot pergi deh, gua males banget loe nonton sama gua.. sana pergi..”
    “ Angel.. adik.. kenapa benci sama kakak..” kata dia sepatah-patah,
    Gua terdiam.
    Sebenarnya ga ada jawaban kenapa gua harus benci dia. Gua Cuma merasa, hidup gua ini ga seperti teman-teman gua yang lain. Punya kakak yang normal, bisa jadi pelindung gua. Jadi teman ngobrol gua. Tapi kakak gua.. rasanya mustahil.
    Akhirnya gua mengalah dan pergi dari ruang tamu, membiarkan dia nonton tv sendiri.
    Dulu, gua gak terlalu peduli dan gak pernah sebenci itu sama kakak gua, waktu kecil, gua sering main boneka sama dia, main lari-larian. Atau berbagi tv yang sama. Gua merasa semua baik-baik saja sama dia, sampai akhirnya ketika gua mulai remaja dan pindah ke sekolah menengah pertama (SMP), semua berubah. Awalnya teman-teman gak ada yang tau kalau kakak gua itu idiot, sampai akhirnya seiring waktu banyak yang melihat sendiri kakak gua ketika nyokap jemput gua sama dia, gua mulai merasa malu. Teman teman gua yang mulai tau, kalau gua punya kakak idiot, mulai suka ngomongin gua di belakang. Kalau ada soal pelajaran yang di depan kelas ketika gua harus maju untuk jawab saat disuruh pak guru, dan gua gagal. Ada suara teriakan yang bikin hati gua sakit.
    “ pantes aja ga bisa, secara.. kakaknya aja idiot, apalagi adiknya..”
    Mendengar itu, gua jadi kesel sendiri. Dan pulang ke rumah, kalau dulu kakak gua langsung ajak gua main boneka, kali ini boneka yang dia kasih ke gua, langsung gua lempar,
    “ jangan main sama gua lagi,..”
    “ Ke.. napa ?” Tanya kakak gua.
    “ Gua malu punya kakak idiot kayak loe..”
    Dia terdiam. Mungkin berpikir apa yang gua lakuin ke dia.tapi gua ga peduli. Jadi mulai saat itu setiap dia ajak gua main, gua akan marah dan gak mau. Nyokap selalu suruh gua main sama dia dan gua malah nangis.
    “ Mama, kenapa sih Angel punya kakak cacat kayak gitu, Angel kan malu di sekolah teman-teman pada ledekin angel.. idiot, bego-lah ini itu, angel malu ma..”
    Mama malah nampar gua dan kakak gua ngeliat itu. Dia langsung tarik tangan mama gua.
    “ dasar anak gak tau diri, berani-beraninya kamu ngomong gitu ke mama dan kakak kamu..”
    “ salah apa Angel, salah kalau ngomong jujur kalau angel malu.. malu punya kakak kayak gitu.. cacat, bego, idiot…” kata gua sambil lari ke kamar.
    nyokap hanya bisa peluk kakak gua, kakak gua yang mungkin cacat, dia pasti mengerti rauk wajah gua yang emosi dan marah. Nyokap hanya bisa nangis dan kakak gua belai rambut dia dengan perlahan seperti membelai kucing yang sering dia temukan di jalan.
    ***
    Bokap gua, kerja di di pertambangan jadi gak pernah pulang kalau setahun sekali. Kalau pulang pun, dia lebih banyak habisin waktu sama kakak gua yang cacat, padahal gua juga anaknya, tapi kasih sayang ke gua Cuma sebatas ngasih duit dan cium di kening, beda sama kakak gua yang dianggap anak emas. Gua ga perlu iri dengan yang ini, yang penting gua dapat uang saku sebab gua tau, nyokap ga akan kasih duit ke gua kalau ga ada ember-ember mau temenin kakak yang idiot untuk main bersama.
    Yang namanya remaja, pasti mulai merasakan jatuh cinta. Jadi, di sekolah seberang, ada anak ganteng yang gua suka banget namanya Aji. Gua sering ngeliat dia main basket bareng anak-anak cowok di sekolah gua di taman. Suatu ketika, gua sampai rela-rela jadi pembokat klub basket sekolah yang khusus bawain minum buat pemain basket Cuma untuk kenal sama dia. Gua gak jelek dan juga cantik, tapi gua yakin kalau cinta yang tulus pasti kelak akan terbalas.
    Tanpa gua sadari, Aji sering liat gua jalan kaki pulang ke rumah, dia kan naik motor. Merasa kasihan atau emang suka sama gua, akhirnya dia nawarin tumpangan. Astaga, hati gua benar-benar berbunga-bunga banget ketika tawaran itu datang ke gua. Tapi gua tau, akan jadi masalah kalau sampai dia tau rumah gua dan ngeliat kakak gua yang cacat, dengan terpaksa gua suruh dia anterin gua jauh 100 meter dari rumah gua, sebab gua tau, kakak gua selalu sambut gua di depan rumah setiap gua mau pulang. Apa jadinya kalau dia tau gua punya kakak cacat, pasti dia ilfeel sama gua.
    Tanpa terasa , gua semakin dekat sama dia. Impian gua untuk punya pacar seperti dia nyaris tercapai ketika dia undang gua ke ulang tahun dia sebagai tamu istemewa. Gua tentu harus kasih dia hadiah yang istemewa. Oleh karena itu, gua harus sogok nyokap gua dengan berpura-pura baik dan mau main sama kakak gua yang idiot itu sampai duit gua ke kumpul untuk kasih hadiah ke Aji. Diam-diam, gua pernah nanya ke dia, mau hadiah apa kalau nanti ultah.
    “ apa aja dari kamu aku terima kok, walau hanya bunga di jalan..” ujar Aji yang bikin jantung gua nyaris copot karena romantis. Dari teman-teman dia, gua tau. Aji paling suka yang namanya helm sport. Tapi harganya mahal banget, dan gua tau, apapun yang gua lakukan sekaligus jadi baby sister kakak gua yang cacat, gak akan dapat beli itu helm. Terpaksa gua mikir hadiah lain untuk dia. Sambil nemenin kakak gua main, gua jadi baying-bayangin apa yang harus gua beli. Kakak gua yang merasa gua suka bengong lalu nanya.
    “ Kok , main monopolinya lama , adik bengong ya..?” kata kakak gua yang walau idiot jago sekali itu duit.
    “ mau tau aja, “ kata gua sambil melangkahkan langkah monopolinya.
    Tiba-tiba gua jadi kepikiran, mungkin gak ya, kakak gua yang idiot ini punya duit untuk sumbang bantu gua beli helm.

    Bersambung ke Bagian Kedua

    Lanjutan Cuplikan Novel "Ayah, Mengapa Aku Berbeda?"

    Lanjutan Cuplikan Novel "Ayah, Mengapa Aku Berbeda?" Karya Agnes Davonar (Penulis Novel SKUT)---
    Lanjutan dari Bagian ke-1
    Aku menangis hingga di depan rumahku dan ketika aku tiba di gerbang rumahku, sebuah mobil ambulan ada didepan rumahku dan membawa ayah. Aku mengejar perawat yang membawa ayah, ayahku tampak tertidur tanpa bicara, seorang tetanggaku berkata padaku.
    “ Ayahmu terkena serangan jantung, kamu ikut tante saja. Kita pergi bersama-sama ke rumah sakit.”
    Aku shock dan menangis! Bagaimana hidupku tanpa ayah? Sepanjang perjalanan aku terus menitihkan air mata. Ayah tidak sadarkan diri sejak sakit jantungnya kambuh, ia memang memiliki sakit jantung sejak menikah padahal usianya masih sangat muda. tiga hari lamanya aku menemani ayah yang tidak pernah sadarkan diri. Tiga hari pula aku tidak pernah ke sekolah, bu guru bertanya pada Agnes mengapa aku tidak masuk hari ini?”
    “ Mungkin Angel merasa tidak sanggup lagi bergabung dengan tim kita, dia itu bodoh bu! Selalu melakukan kesalahan dan dia pergi begitu saja saat latihan dan tidak pernah kembali hingga saat ini.”
    Ibu guru mencoba pergi ke rumahku, tapi tidak ada seorang pun orang dirumahku. Aku tau beberapa hari lagi perayaaan musik di sekolahku akan dimulai. Mungkin memang sudah menjadi garis tangan hidupku, aku tidak boleh menjadi tim sekolah. Padahal aku sudah berjuang maksimal berlatih piano di rumah. Tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa selain menjaga ayahku karena ia lebih penting dalam hidupku, ia satu-satunya sahabatku yang bisa mengerti keadaan ku setelah ibu meninggal dunia.
    Ya Tuhan jangan ambil ayahku, doaku setiap saat kepadanya.
    Seminggu kemudian,
    Ayah tersadar dan melihat aku disampingnya. Ia tidak bisa bicara banyak, selain bertanya mengapa aku disini, mengapa aku tidak berlatih bersama tim musik disekolahku, aku berpura-pura berkata padanya kalau mereka memberikan aku izin menjaga ayah. Ayah marah padaku, ia bilang aku harus segera latihan dan ia ingin aku tampil disana.
    “ Jangan pedulikan ayah saat ini, yang penting kamu harus bisa buktikan kepada semua orang kalau kamu bisa bermain musik dan tunjukkan kepada mereka kamu gadis yang sempurna ”
    Aku tau itu berat, tapi aku tidak ingin ayah bersedih mendengar penolakkan sahabatku di sekolah, ia berjanji padaku akan lekas sembuh asal aku terus bersemangat latihan musik. Akhirnya aku pun pergi ke sekolah kembali dan masuk ke kelas musik. Ibu guru menyambutku dengan baik, dan langsung memintaku berlatih. Setelah ia pergi, Agnes dan kawan-kawan mendekatiku, mereka mendorongku hingga terjatuh.
    “ Kamu itu makluk Tuhan paling menjijikan, jangan membuat tim kami malu dengan kehadiran kamu di tim music kami. tidak punya malu, padahal kami sudah mengusirmu..”
    Aku terdiam, seorang teman mengatakan pada Agnes,
    “ Percuma dia tuli, dia ga akan mendengarkan apa yang kita bicarakan.”
    Agnes marah merasa aku tidak mendengarkan semua kemarahannya, Ia bersama teman-teman mendorongku hingga keluar ruangan, aku mengetuk pintu dan ketika tanganku berusaha membuka pintu, mereka menjepit tanganku tanpa ampun, aku berteriak kesakitan dan mereka tidak peduli
    “ Astaga dia bisa menjerit juga ya.. kirain dia itu bisu, bisa teriak juga hahaha “ ledek mereka.
    Mereka menyiksaku dan aku tidak berdaya. Tanganku terasa mati rasa, mungkin jariku patah. Aku meminta tetanggaku untuk membalut luka ini dan ia sangat terkejut dengan keadaanku. Aku berkata padanya aku terjatuh di jalan. Tapi aku tidak akan pernah menyerah untuk menjadi tim musik kelasku. Hingga hari itu tiba, dengan luka balut tanganku aku muncul di sekolah. Sebelumnya aku mengatakan pada ayah .
    “ Ayah hari ini aku akan bermain musik dihadapan semua orang, ayah harus mendengarkan ya. “
    “ Anakku, ayah pasti mendengarkan. Maaf saat ini ayah sedang sakit, ini adalah hari istemewamu. Tapi ayah sudah pikirkan bagaimana caranya. Ambil telepon genggam ayah dan biarkan itu menyala saat kamu mainkan.”
    “ Baik ayah.” Aku menuruti ide cermerlang ayah.
    Saat aku keluar ruangan, dokter mengatakan hal kecil disamping ayah “ Jantung anda melemah, anda harus terus berpikir positif sehingga cepat sembuh”
    “ Anak saya akan manggung hari ini, itu membuat saya cemas”
    “ Percayalah , anak anda adalah gadis luar biasa..”
    Aku menangis menuju sekolahku, Saat aku tiba di sekolah, Agnes dan kawan-kawan melihatku dengan jijik. Sepertinya mereka tidak mau aku di panggung, mereka manarik bajuku dan menamparku di belakang panggung.
    “ Pergi cepat, jangan pernah ada disini, kami akan tampil tanpa kamu. Cepat pergi? Sebelum ibu guru datang”
    Tidak, aku tidak akan menyerah walaupun mereka menyiksaku. Aku sudah berjanji pada ayah untuk bermain musik di acara sekolah. Karena mereka mendapatkan aku tidak menyerah, akhirnya mereka mengancam tidak akan tampil dan memaksa aku tampil seorang diri, mereka ingin membuatku malu.
    “ Baiklah, kami tidak akan tampil. Dan silakan kamu tampil sendirian, jadilah badut diatas panggung..”
    Aku tidak mampu berbuat apa-apa ketika mereka mengikat rambutku layaknya orang bodoh, memoles mukaku dengan cat warna merah menyerupai badut sirkus. Aku tidak peduli, aku hanya ingin ayah bahagia dan menepati janji kepada ayah untuk tampil dalam panggung itu. Setelah puas mendandaniku seperti badut mereka pergi mendorong aku diatas panggung saat ibu guru yang bertugas menjadi pembaca acara memanggil tim kami dan aku muncul sendirian, mereka semua berlarian mengumpat.
    “ DImana yang lain?” tanya ibu guru,
    Aku terdiam, semua orang yang ada di bangku penonton menertawakan aku, mereka melihat badut yang sedang berada diatas panggung, aku sungguh tidak bisa berbuat-apa ap.
    “ Astaga apa yang terjadi padamu dan yang lain pergi kemana? Kita tidak akan bisa menjalankan acara music ini.”
    Aku mengambil kertas dan menuliskannya
    “ Bu, izinkanlah aku bermain piano ini, aku sudah berjanji pada ayah untuk bermain piano , ia sedang terbaring lemas di rumah sakit, jantungnya melemah hari ini, aku takut ia akan semakin buruk bila tau aku gagal bermain bersama tim musik di sekolah” Ibu menatapku, ia sadar bertapa aku sangat sulit.
    “ Baiklah mainkanlah piano ini, tunjukkan pada dunia kalau kamu adalah orang special dengan musikmu”
    “ Terima kasih bu.”
    Ibu guru memberikan kata-kata sambutan kepada penonton yang terus tertawa karena melihat badut sepertiku, tapi aku tidak peduli. Dengan keunggulan 3G, aku mengadakan video call dan ayah tersenyum padaku memberikan semangat, keletakkan telepon itu diatas meja piano.
    “Tuhan bimbing aku agar semua berjalan dengan baik. Dan dengarkanlah musik ini..”
    Setiap denting musik mulai memecahkan semua tawa yang awalnya menghujatku, menghinaku, arunan musik ini membawa perjalanan kisahku untuk berjuang menunjukkan pada dunia, aku memang terlahir cacat, aku tidak pernah tau apa artinya musik, tidak tau bagaimana suara burung, suara ayah bahkan tragisnya aku tidak pernah tau suara yang keluar dari mulutku sendiri.
    Tapi aku percaya, aku tercipta bukan tanpa tujuan dalam dunia ini. ketika lagu itu usai kumainkan, semua berdiri dan memberikan tepuk tangan, aku menangis. Ibu guru memelukku, aku ingin ibu menyampaikan pesanku kepada penonton.
    “ Terima kasih, memberikan aku kesempatan untuk berada ditempat ini. Kini aku tau mengapa aku berbeda, karena Tuhan mencintaiku. Aku tidak akan marah pada Agnes dan teman-teman, aku bersyukur karena mereka mengajarkan aku tentang ketekunan dan ikhlas.
    Termasuk ayah, yang selalu bilang padaku, “Kita tidak perlu merasa sedih dengan keadaan kita, bagaimanapun bentuknya. Karena Tuhan memberikan kita nafas kehidupan dengan tujuan hidup masing-masing”.
    Ya aku percaya itu.

    Selesai


    Video: Youtube

    Cuplikan Novel "Ayah, Mengapa Aku Berbeda?" Karya Agnes Davonar (Penulis Novel SKUT)

    Bila semua teman-temanku bernyanyi, aku hanya bisa terdiam. Aku tidak pernah tau harus bagaimana mengatakan pada dunia betapa aku sangat ingin seperti mereka, bisa mendengar dan bernyanyi layaknya kehidupan normal.
    Sayangnya aku terlahir dengan keadaan tuli, lebih sadisnya terkadang mereka orang-orang yang tidak pernah mengerti perasaanku berkata kalau aku “ BUDEK” dan itu dituliskan di kertas untukkku tepat di meja belajarku di kelas.
    Tapi aku tidak pernah merasa ingin membalas semuanya, karena aku sadar inilah hidupku dan inilah takdirku.
    Dulu semasa kecil mungkin aku tidak pernah merasa beban ini begitu besar dalam hidupku, ketika menyadari aku beranjak remaja dan melihat aku berbeda diantara sahabat-sahabatku. Di depan mading sekolahku tertulis sebuah pengumuman pembentukan tim musik sekolah, aku ingin ikut dalam tim itu tapi sayangnya aku hanya bisa meratapi nasibku. Aku pun pulang untuk bertemu dengan ayah, aku terduduk dengan wajah penuh kesedihan.
    Dalam duniaku, hanya ayah yang bisa mengerti apa yang aku katakan. Walaupun itu harus dengan bahasa tangan yang ia pelajari dengan susah payah.
    Aku mengetuk pintu untuk memberi tanda aku ada di kamar untuk bicara dengan ayah, ia melihatku dan melempar senyum.
    “ Angel, ayo masuk. Silakan duduk disini nak, ada apa? Bagaimana pelajaran kelas kamu hari ini?”
    Aku tertunduk, lalu ayah mulai bisa membaca wajahku.
    “ Apa yang terjadi nak, ceritakan pada ayah?”
    “ Ayah mengapa aku berbeda dari teman-temanku?”
    “ Dalam hal?” tanya ayah padaku,
    Aku menangis dan usiaku saat itu hanya 12 tahun dan duduk di sekolah menengah pertama.
    “ Aku tidak bisa bernyanyi, tidak bisa mendengar.. Mengapa ayah?”
    Ayah melihatku sambil tersenyum,
    “ Apakah kamu merasa bersedih karena itu?”
    “ Ya, aku sangat bersedih.. Aku ingin seperti mereka.. Bisa bernyanyi dan mendengarkan indahnya musik..”
    “ Mengapa kamu ingin menjadi seperti mereka?”
    “ Karena aku ingin menjadi tim musik sekolah, aku ingin ayah..”
    “ Kalau begitu lakukan..”
    Aku terdiam tidak bisa membalas pertanyaan ayah kemudian ia bangkit dan mengajakku ke ruangan gudang di belakang rumahku, ia mulai membersihkan debu-debu di sebuah meja panjang yang tadinya kupikir adalah meja makan. Ternyata itu adalah piano klasik. Aku memperhatikannya dengan heran.
    “ Ini adalah peninggalan ibumu sebelum ia meninggal setelah melahirkan kamu, ayah sudah tidak pernah mendengarkannya sejak kamu terlahir..”
    “ Lalu..?” tanyaku.
    “ kamu mungkin terlahir tanpa bisa mendengar dan bernyanyi. Tapi kamu terlahir dari rahim seorang ibu yang berjuang agar kamu ada di dunia ini dan ayah percaya, Tuhan memberikan kamu dalam kehidupan karena kamu memang layak untuk itu.”
    “ Tapi aku cacat, tidak normal dan tidak akan pernah bisa mendengar musik? Bagaimana caranya aku bisa seperti teman-temanku.”
    “ Sayang kamu memang tidak bisa mendengarkan musik, tapi kamu bisa memainkan musik?”
    “ Bagaimana caranya?”
    “ Ayah ada disini untuk kamu dan percayalah, musik itu akan terasa indah bila kamu merasakannya dari hati kamu. “
    “ Walaupun aku tidak bisa mendengar..”
    Ayah duduk dikursi dan menyuruhku memperhatikannya bermain piano, Ia menutup matanya lalu memainkan arunan toth piano itu. “ Anakku, rasakanlah musik itu dalam hati dan kamu akan tau bertapa Tuhan sangat mencintai siapapun makluk yang ia ciptakan. Walaupun kamu terlahir dengan keadaan cacat dan tidak bisa mendengarkan suara musik itu dari telinga kamu.. Kamu bisa dengarkan lewatkan hati kamu..”
    Ayah mengajakku untuk menyentuh setiap toth piano dan kami bermain bersama, aku memang tidak bisa merasakan apa suara music itu tapi aku bisa merasakan nada dari jari yang ketekan dan itu membuatku bersemangat untuk berlatih piano klasik, aku tau ibuku adalah seorang pemain piano sebelum ia meninggal saat melahirkanku. Aku pun berjuang untuk bermain musik dan perlahan aku mampu membuat sedikit alunan music yang indah. Semua itu kurasakan dalam hatiku, semua itu kurasakan dalam jiwaku. Beberapa minggu kemudian, aku mulai berani mendaftar dalam tim musik sekolahku dan guruku menerimaku walaupun ia tau aku cacat tapi setelah aku mainkan piano dan ia terkesan. Aku tau semua orang melihatku dengan aneh, seorang teman bernama Agnes datang padaku.
    “ Hai orang cacat, apa yang bisa kamu lakukan dengan telingamu yang tertutup kotoran?”
    Yang lain tertawa dan menambah kalimat yang melukai hatiku,
    “ Dia mungkin mau jadi badut diantara tim kita, biarkan saja..”
    Ejekan itu berakhir saat guruku datang, mereka semua kembali ke posisi mereka masing dalam alat music yang mereka kuasai. Ibu guru pembimbing kelas musik bersikap hangat padaku, ia memperkenalkanku pada semuanya.
    “ Anak-anak mulai hari ini Angel akan bergabung dalam tim kita, semoga kalian bisa berkerja sama dengan Angel ya..”
    “ Ibu apa yang bisa lakukan untuk tim kita, dia kan budek?” ejek Agnes.
    “ Agnes!! ibu tidak pernah mengajarkan kamu untuk menghina orang lain, jaga sikap kamu. Walaupun Angel cacat secara fisik ia juga memiliki perasaan, tolong kendalikan kata-kata kamu.”
    Aku senang ibu membelaku tapi itu malah membuat semua membenciku, ibu mempersilakan aku memainkan piano, dengan gugup aku bisa bermain dengan baik. Tidak ada satupun tepuk tangan dari teman-temanku, hanya ibu guru seorang. Ketika kelas bubar aku mendekat pada ibu guru, aku menuliskan apa yang ingin aku katakan kepadanya, Ia membacanya.
    “ Ibu , aku mundur saja dari tim, aku tidak mungkin bisa menjadi bagian dari mereka. Karena aku ini cacat. Mereka tidak akan menerimaku?”
    “ Tidak sayang, jangan berkata demikian, kamu special, kamu berbakat, mereka hanya belum terbiasa, percayalah kalau kamu sudah sering bermain dengan mereka. Kamu akan diterima dengan suka cita. Jadi ibu tidak mau mendengarkan kalimat kamu ingin mundur..” “ Tapi bu, aku takut bila membuat semua jadi kacau.”
    “ Anakku, beberapa minggu lagi, sekolah ini akan merayakan hari ulang tahunnya, ibu percaya kamulah satu-satunya orang yang layak mengisi tempat di bagian piano, karena teman kamu Rika ( pianis sebelumnya) telah mundur karena sakit cacar”
    Aku pulang ke rumah dan memberi kabar kalau aku diterima dalam tim musik sekolah, ayah begitu gembira menunggu saat-saat aku akan berada dipanggung, ia terus melatih permainan pianoku. Aku tidak pernah cerita bertapa aku sangat diremehkan oleh teman-teman se-timku yang hanya menganggap aku sampah yang tidak layak disamping mereka. Mereka sering memarahi aku dengan kata-kata kasar lalu mereka menghinaku sebagai gadis caca, hal itu terus terjadi disaat kami berlatih persiapan untuk panggung sekolah . Mereka tidak pernah peduli apa yang kumainkan bila benar, mereka selalu bilang salah. Padahal aku yakin aku benar-benar memainkan musik piano ini, sedihnya saat aku bertanya dimana letak kesalahanku yang mereka jawab lebih menyakitkan.
    “ Kamu ini tuli dan budek, bagaimana bisa kamu tau alunan musik yang kamu mainkan itu benar atau salah? Kamu membuat aku muak dengan sikap kamu yang sok pintar dan mencari muka di depan bu guru.” Kata Agnes padaku.
    Aku menangis mendengarkan kalimat itu, aku berlari pulang ke rumah dan satu-satunya kalimat yang kudengar hanya satu. “ Pergi kamu gadis cacat, jangan pernah kembali ke tim kami, kami tidak sudi menerima kamu dalam kelompok ini.”

    Bersambung ke Bagian Kedua

    SOAL | Mengidentifikasi Isi Teks Iklan

    SOAL | Mengidentifikasi Isi Teks Iklan---
    Soal 1:
    Perhatikan iklan berikut!
    Dicr: staf Akt Wnt, Meng. Lap. Keuangan. Min. SMA Plus/D3, Bs Comp, Usia max.30th. Dtg lsg&Bw CV Ke: Jl. Kalibata Selatan No. 16, Pasar Minggu (Depan Gedung Tranka)
    Pernyataan berikut yang tidak sesuai dengan iklan di atas adalah . . . .
    a. Pekerjaan yang ditawarkan dalam iklan di atas adalah staf akuntan.
    b. Orang yang berhak mengisi lowongan tersebut adalah wanita yang mengerti laporan keuangan
    c. Orang yang berhak mengisi lowongan tersebut adalah wanita dengan pendidikan terakhir SMA Plus atau D3.
    d. Orang yang dapat mengisi lowongan tersebut adalah lulusan D3 dan usia minimal 28 tahun

    Jawaban: D
    Pilihan jawaban D tidak sesuai dengan kutipan teks iklan

    Soal 2:
    Perhatikan iklan berikut!
    DICARI
    Asisten Apoteker (AA) Llsn Farmasi, Berpengalaman/ blm untuk Apotek di Keling Jepara.
    Hub: Ambar HP: 085249380532
    Iklan di atas termasuk iklan . . . .
    a. layanan masyarakat
    b. undangan
    c. pemberitahuan
    d. permintaan

    Jawaban: D
    Iklan permintaan adalah iklan yang mengundang (meminta) khalayak untuk mau/datang/bersedia melakukan/mendaftar sebagaimana yang diiklankan.
    Di iklan ini, khalayak (pencari kerja) diminta mau mendaftar menjadi apoteker.

    SOAL | Melengkapi (Menulis) Surat Pembaca

    SOAL | Melengkapi (Menulis) Surat Pembaca--
    Pada tahun ajaran 2009/2010 pemerintah melalui Departemen Pendidikan Nasional telah menetapkan beberapa sekolah SMP dan SMA di kabupaten/kota menjadi sekolah rintisan bertaraf internasional. Sebagai orangtua siswa yang pada tahun ini harus mendaftarkan anak saya ke SMA, saya sangat terkejut melihat biaya yang harus dikeluarkan orangtua siswa untuk mendapatkan tempat di SMA negeri. Para orangtua harus mengeluarkan biaya jutaan rupiah.
    Saya sedih melihat kenyataan ini. Padahal pemerintah telah menetapkan anggaran untuk pendidikan sebesar 20% dari RAPBN (Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara). [ . . . ] Bagi orangtua siswa yang mampu tidak menjadi masalah yang serius. Akan tetapi, bagaimana dengan orangtua yang tidak mampu? Untuk biaya hidup sehari-hari saja sulit.


    Muhammad Lutfi
    Gg Alfalah RT 02 RW01, Cikaret, Sukamaju, Cianjur


    Kalimat yang tepat untuk melengkapi bagian rumpang pada surat pembaca di atas adalah .....
    a. Namun, biaya sekolah masih dibebankan kepada orangtua siswa
    b. Semua orang tidak tahu aliran anggaran pendidikan sebesar 20% dari APBN tersebut
    c. Padahal semua orangtua siswa ingin menyekolahkan anaknya di sekolah favorit
    d. Akan tetapi, biaya sekolah saat ini dirasakan orangtua masih sangat mahal.

    Jawaban: A
    Kalimat dalam pilihan jawaban A memiliki kepaduan isi dengan kalimat-kalimat dalam surat pembaca tersebut.
    Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...