loading...

Kisi-kisi Ulangan Tengah Semester (UTS) Semester Ganjil 2014

Kisi-kisi Ulangan Tengah Semester (UTS) Semester Ganjil 2014--
Kelas 7 Smt.1
1. Memahami isi dan makna teks laporan hasil observasi
2. Menentukan struktur teks laporan hasil observasi
3. Menentukan ciri kebahasaan (kata rujukan, frasa, imbuhan, konjungsi) dalam teks laporan hasil observasi
4. Melabeli gambar dan menjelaskan definisi umum, deskripsi khusus, dan deskripsi manfaatnya.
5. Menyusun teks laporan hasil observasi dengan tema tertentu (temanya akan disebutkan dalam soal)
6. Memahami isi dan makna teks deskripsi
7. Menentukan struktur teks deskripsi
8. Menentukan ciri kebahasaan (kata sifat, kalimat tunggal, konjungsi) dalam teks deskripsi
9. Mengidentifikasi kekurangan kutipan teks deskripsi
10. Menyusun teks deskripsi dengan tema tertentu (temanya akan disebutkan dalam soal)

Kelas 8 Smt.1
1. Memahami isi dan makna teks fabel
2. Menentukan struktur teks fabel
3. Menentukan ciri kebahasaan (kata kerja, kalimat aktif transitif dan intransitif, kalimat pasif, kata sandang, kata keterangan, kata hubung) dalam teks fabel
4. Meringkas kutipan fabel.
5. Menulis puisi tentang hewan tertentu
6. Menyusun teks fabel dengan tokoh hewan tertentu (tokoh hewannya akan disebutkan dalam soal)
7. Memahami isi dan makna teks biografi
8. Menentukan struktur teks biografi
9. Menentukan ciri kebahasaan (kalimat kompleks, konjungsi, kata rujukan, pilihan kata, kata hubung, kata kerja, kalimat aktif-pasif) dalam teks biografi
10. Meringkas kutipan teks biografi.

Kelas 9 Smt.1
1. Menyimpulkan isi dan hal penting dalam dialog interaktif
2. Menentukan pendapat narasumber dalam dialog interaktif
3. Mengkritik atau memuji berbagai karya
4. Membedakan fakta dan opini dalam iklan
5. Menulis iklan baris
6. Menentukan unsur intrinsik dan nilai moral dalam cerpen
7. Musikalisasi Puisi (Nada, suasana, dan isi puisi)

Selamat belajar

Secuil Kisah: Siapa Aku, Aku Siapa dan Gol A Gong

Secuil Kisah: Siapa Aku, Aku Siapa dan Gol A Gong-- Anda percaya dengan ayat seribu dinar? Anda percaya bahwa tidak baik menolak rezeki? Saya percaya!!!! Ceritanya begini. Senin silam, 22 September 2014. Saat itu saya sedang melakukan kegiatan pendampingan Kurikulum 2013 di SMPN 3 Banua Lawas (desa Hapalah). Di sekolah yang sekitar 200 meter berbatasan dengan kabupaten HSU itu, sinyal HP agak lemah. Saya menerima telepon dari bu Rina, salah seorang staf di YABN yang juga panitia lomba Menulis Cerpen, dan meminta saya menjadi jurinya. Saya sempat hendak menolak mengingat kesibukan saya dalam pendampingan Kurikulum 2013. Tapi, hati saya berbisik jangan ditolak, itu rezeki. Saya lantas bertanya berapa jumlah cerpen yang diperiksa dan lantas memutuskan menerima karena menurut hemat saya masih bisa saya selesaikan dalam waktu 4 hari yang diberikan.

Tidak sampai di situ. Reputasi saya sebagai guru, dalam hal ini guru bahasa Indonesia, yang notabene 'biasa' melakukan penilaian terhadap cerpen hasil karya siswa kelas IX (dalam muatan kurikulum 2006), juga dipertaruhkan. Berbekal 33 judul cerpen untuk tiga kelompok usia (A, B, dan C) dan format penilaian yang disediakan panitia, saya melakukan pemeriksaan cerpen dan melakukan penilaian. Untuk lebih mudahnya, saya memberi catatan-catatan penilaian di halaman belakang setiap karya yang ditulis.
Setiap satu kelompok umur selesai diperiksa dan diberi catatan, saya langsung memberi skor pada format penilaian. Pertaruhan reputasi karena juri tidak hanya saya tetapi belakangan saya mengetahui kalau dua juri lainnya adalah Gol A Gong dan Tyas Tatanka, dua pasangan cerpenis dan novelis asal Banten yang terkenal itu.

Saya harus mengumpulkan kembali format nilai dan cerpen yang saya beri catatan-catatan itu pada panitia pada Jumat sore, pasalnya pada Sabtu, 27 September, pengumuman pemenang dilakukan untuk kelompok usia A (siswa SD dan SMP) dan usia B (siswa SMA). Saya tentu tidak bisa hadir karena sedang melakukan kegiatan pendampingan Kurikulum 2013 di SMPN 2 Pugaan. Saat itu, saat saya berada di SMPN 2 Pugaan, saya menelepon bu Rina karena SMS beliau masuk menanyakan cerpen yang diperiksa. Saya lantas menelepon karena SMS yang masuk tertanggal sehari sebelumnya (26 September), berarti SMS-nya telat masuk. Setelah berbicara sebentar, beliau lantas meminta saya bisa hadir saat pengumuman untuk kelompok usia C (guru) dan workshop bersama Gol A Gong besok harinya (Minggu).

Saat workshop, saya datang agak telat. Tidak telat-telat amat karena acara baru dimulai. Saya duduk di tempat di mana para peserta (rekan-rekan guru) yang mengikuti lomba. Mas Gong, panggilan Gol A Gong, selanjutnya memberikan workshop menulis cerpen kepada peserta. Dimulai dengan bagaimana membuat judul, membuat nama penulis, membuat sinopsis, dan membuat paragraf awal dengan pelukisan "don't tell but show".
Saat Gol A Gong memberi tugas membuat judul, saya iseng menulis "Siapa Aku, Aku Siapa?". Tidak ada yang tahu karena saya mempersilakan peserta lain yang berkesempatan membacakan judul yang mereka buat.

Saya juga sempat diminta Gol A Gong membuat paragraf awal berdasarkan kalimat yang beliau buat. Saya harus melanjutkannya menurut imajinasi saya. Saat itu, kalimat yang Mas Gong buat adalah: "Kyai Karim hendak pergi ke pengajian." Sampai saat itu pula, tidak ada satupun dari peserta (termasuk Gol A Gong sendiri) yang mengetahui saya adalah salah seorang juri dari lomba menulis cerpen. Bukan sifat saya berkoar-koar.

Saat pengumuman pemenang lomba, barulah panitia menyebutkan nama juri yang melakukan penilaian cerpen, yaitu Gol A Gong sendiri dan istri Gol A Gong yang juga cerpenis/ novelis, Tyas Tatanka. Saat nama saya disebut sebagai juri ketiga, lantas saya berdiri, Gol A Gong terkejut. Saya segera menghampiri dan menyalami beliau sambil tersenyum geli mengingat judul cerpen yang saya buat tadi: "Siapa Aku, Aku Siapa?".

Selanjutnya penyerahan piala dan hadiah dilakukan. Saya ditunjuk Gol A Gong menyerahkan hadiah+piala pada juara ketiga yang juga anak buah saya di MGMP, Bu Norhana. Kejutan tak berhenti. Gol A Gong malah meminta saya memberikan hadiah dan piala itu juga pada juara kedua dan pertama, seolah beliau sedang 'menuntaskan' rasa bersalah beliau karena sempat 'mengerjai' saya (Mungkin. Jika benar, tentu kita dapat menyimpulkan beliau adalah orang yang seperti apa. Saya husnuzhzhon saja).

Bu Rina juga, memberikan saya 'hadiah' atas tugas memeriksa cerpen-cerpen itu. Saya sebelumnya sempat menjadi juri lomba menulis resensi (oleh YABN juga). Saat memutuskan menerima permintaan Bu Rina untuk menjadi juri lomba menulis cerpen, saya membayangkan nominal saat mendapat honor menjadi juri resensi dan saya menerima. Namun, honor kali ini, lebih besar, dan itu tak diprediksi karena sebelumnya niat saya tak mau menolak rejeki.
Saya sempat menanyakan kepada Bu Rina tentang nilai lomba menulis cerpen yang saya berikan apakah berbeda dengan juri yang lain. Ternyata tak berbeda jauh. Syukurlah, reputasi saya terjaga...

Terima kasih kepada Bu Rina (staf YABN), Bu Zuraida Hamdie (pimpinan YABN), dan Bang Firman Yusi (direktur Rumah Belajar Saraba Kawa) atas kepercayaan menunjuk saya menjadi juri. Terima kasih juga buat seluruh karyawan YABN, Rumah Belajar Saraba Kawa, dan PT Adaro and partners. Saya akui, apa yang saya petik sekarang juga dipengaruhi oleh 'pupuk' yang YABN dan Adaro and partners berikan. Termasuk beasiswa S-2 saya.

Contoh Soal Menjawab Pertanyaan Isi Teks Eksposisi

Contoh Soal
Contoh Soal Menjawab Pertanyaan Isi Teks Eksposisi-- Disajikan kutipan teks, siswa dapat menjawab/ menentukan pertanyaan atas isi teks eksposisi

Simak kutipan teks berikut :
Mungkin tidak banyak orang menyadari bahwa sebenarnya sarapan adalah salah satu rahasia untuk menjaga kesehatan. Tidak peduli seberapa sibuknya Anda, penting untuk mengisi bahan bakar untuk tubuh Anda sehingga energi Anda terpenuhi sepanjang hari. Selain memberi energi pada tubuh, sarapan juga memiliki manfaat lain yang tak kalah pentingnya.
Pertanyaan yang sesuai dengan isi teks tersebut adalah . . . .
a. Apa yang dimaksud dengan sarapan?
b. Di mana tempat sarapan yang paling tepat?
c. Mengapa sarapan itu penting?
d. Bagaimanakah sarapan yang tepat itu?

Inilah Nilai Penampilan Musikalisasi Puisi Kelas IX B SMP Hasbunallah TP 2014/2015

Inilah Nilai Penampilan Musikalisasi Puisi Kelas IX B SMP Hasbunallah TP 2014/2015-- Hari ini (Rabu, 24 September 2014), siswa kelas IXB telah menuntaskan tugas tampil memusikalisasikan puisi. Waktu dua minggu yang diberikan nampaknya sudah cukup sejak pertemuan sebelumnya saat pemberian materi teoretis. Seyogyanya, tugas ini harus selesai kemarin (Selasa, 23 September 2014). Namun ternyata video hasil rekaman penampilan kelompok II dan V yang tidak bisa diputar karena ada masalah saat perekaman. Tak adil tentu jika penilaian hanya berdasarkan video dari kelompok I, III, dan IV saja.
Setelah pemberitahuan melalui blog ini tadi malam, siswa ternyata sudah mengetahui dan maklum. Akhirnya, pertunjukan dari kelompok II dan V berjalan lancar walau kelompok V terpaksa tampil dua kali lantaran video rekaman tak berfungsi baik. Namun, kelompok V tetap bersedia tampil kembali (Yah, hitung-hitung menghibur kawan-kawan, tak apa laaaah). Tepuk tangan buat kelompok V....!!!
Terkait penampilan tadi sore, rata-rata musikalitas atas puisi yang kalian tampilkan, sudah cukup memuaskan. Jika dilatih betul-betul dan serius, bisa ditampilkan saat perpisahan nanti.

Sesuai yang tercantum di buku paket (Erlangga), penilaian didasarkan pada: (1) Vokal dan Penghayatan, (2) Gaya penampilan, (3) Gerak, (4) Musikalitas, dan (5) Kreativitas. Selain itu, penilaian juga mengacu pada rubrik yang tercantum dalam RPP K-2006, yaitu:
(1) Kesesuaian lagu dengan suasana puisi, (2) kesesuaian isi puisi dengan irama/nada, (3) kesesuaian isi puisi dengan musik, (4) kekompakan, dan (5) keberanian.

Video Penampil Terbaik (Youtube):


Penampilan kelompok:
- Kelompok I musikalisasi puisi "Doa" karya Chairil Anwar dengan musik instrumen (karaoke) lagu "Tahu Diri" Maudy Ayunda.
- Kelompok II musikalisasi puisi "Doa" karya Chairil Anwar dengan musik instrumen (karaoke) lagu "Teman Hidup" Tulus.
- Kelompok III musikalisasi puisi "Doa" karya Chairil Anwar dengan musik instrumen (karaoke) lagu "Ayat-ayat Cinta" Melly Goeslaw.
- Kelompok IV musikalisasi puisi "Aku" karya Chairil Anwar dengan iringan gitar notasi lagu "Masih Ada" Ello.
- Kelompok V musikalisasi puisi "Aku" karya Chairil Anwar dengan notasi lagu habsyi "Rohatil".

RINCIAN PEROLEHAN SKOR (SESUAI RUBRIK DI BUKU PAKET-ERLANGGA)
KLPVokalGaya PenampilanGerakMusikalitasKreativitasJumlah
I102015102075
II182010202088
III102010101565
IV201510202085
V201510202085

RINCIAN PEROLEHAN SKOR (SESUAI RUBRIK DI RPP KURIKULUM 2006)
KLPSuasanaNadaMusikalitasKekompakanKeberanianJumlah
I151010152070
II101020152075
III152010102075
IV152020152090
V131020102073
Jumlah Skor dan Nilai yang diperoleh:
Kelompok I=145 (Nilai 73)
Kelompok II=163 (Nilai 82)
Kelompok III=140 (Nilai 70)
Kelompok IV=175 (Nilai 88)
Kelompok V=158 (Nilai 79)

KELOMPOK I KELOMPOK II
KELOMPOK IV KELOMPOK V

Penampilan Musikalisasi Puisi Kelas IX B SMP Hasbunallah TP 2014/2015, Video Rekaman Rusak

Hari ini (Selasa, 23 September 2014), kelas IXB seyogyanya menuntaskan tugas musikalisasi puisi. Waktu dua minggu yang diberikan nampaknya sudah cukup sejak pertemuan sebelumnya saat pemberian materi teoretis. Tapi, ada satu masalah. Video hasil rekaman penampilan kelompok II dan V, tak bisa diputar karena ada masalah saat perekaman. Tak adil rasanya jika menilai hanya berdasarkan video dari kelompok I, III, dan IV saja. Jadi? Besok, kelompok II dan V, kembali tampil sebelum kita melanjutkan materi pelajaran berikutnya.
Terkait penampilan tadi sore, rata-rata musikalitas atas puisi yang kalian tampilkan, sudah cukup memuaskan. Jika dilatih betul-betul dan serius, bisa ditampilkan saat perpisahan nanti. (Tepuk tangannnn....!!!)
Sesuai yang tercantum di buku paket (Erlangga), penilaian didasarkan pada: (1) Vokal dan Penghayatan, (2) Gaya penampilan, (3) Gerak, (4) Musikalitas, dan (5) Kreativitas. Selain itu, penilaian juga mengacu pada rubrik yang tercantum dalam RPP K-2006, yaitu:
(1) Kesesuaian lagu dengan suasana puisi, (2) kesesuaian isi puisi dengan irama/nada, (3) kesesuaian isi puisi dengan musik, (4) kekompakan, dan (5) keberanian.

Semangat untuk kelompok II dan V, ya..... Jangan lupa, persiapkan kembali alat-alat yang diperlukan.....

Hasil Pendampingan Implementasi K-13 di SMPN C

Hasil Pendampingan Implementasi K-13 di SMPN C-- Dalam kurun waktu 1,5 bulan (4 September hingga 16 Oktober), saya melakukan pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 di Klaster 4, 6, dan 7 Kabupaten Tabalong. Selama pendampingan itu, saya dan guru sasaran yang bersangkutan sama-sama mendapat pengalaman dan manfaat baik langsung maupun taklangsung bagi perbaikan kinerja guru, khusunya dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013. Terkait dengan hal ini, saya akan publikasikan hasil pendampingan saya agar bisa dijadikan bahan masukan bagi guru yang bersangkutan dan buat guru yang lain yang membaca posting ini. Namun, untuk menjaga privasi guru dan sekolah yang bersangkutan, saya tidak dapat mempublikasikan hal yang berkait dengan nama, lokasi, dan waktu (tanggal) pendampingan. Artikel inipun hanya memuat bagian 'Hasil Pendampingan' yang terdapat pada bab II laporan hasil pendampingan. Foto yang dipampang pun tidak menyertakan guru yang bersangkutan.
Kegiatan siswa saat melabeli gambar yang diamatinya Semangat mengomunikasikan walau harus naik kursi
1. Kegiatan Pendampingan ON 1
Untuk penyusunan RPP, guru sasaran cukup mengerjakan dengan baik, yang masih kurang adalah menentukan indikator dari KD yang dipilih. Perumusan indikator masih mengulang apa yang disebut pada KD. Dalam RPP, penilaian proses hanya mencantumkan instrumen yang masih kosong, tanpa makna untuk apa digunakan.

Untuk pelaksanaan pembelajaran, guru sudah menerapkan pendekatan saintifik dan lumayan aktraktif. Pembelajaan dimulai dengan berdoa (karena pelajaran pertama), penyampaian tujuan pembelajaran, dan pembentukan kelompok. Pada bagian mengamati, siswa diberi fotokopi gambar daerah yang mengalami banjir yang ditempel pada kertas karton. Siswa diminta mengamati gambar dan memberi label serta menuliskan kegunaan benda yang dilabeli. Di bagian menanya, terlihat bahwa siswa enggan secara formal berbahasa lisan, siswa hanya bertanya jika guru mendekat ke kelompoknya. Pada bagian mengasosiasi/ menalar, siswa berdiskusi dengan anggota kelompok, berusaha melabeli gambar yang tampak. Jika tidak jelas, siswa menanyakan saat guru mendekat. Pada bagian mencoba, siswa menuliskan jawaban berupa pelabelan benda dan menuliskan kegunaannya. Setelah selesai, guru lantas meminta siswa menempelkan hasil pekerjaannya di dinding kelas yang berdekatan dengan lokasi duduk kelompok yang bersangkutan. Pada bagian mengomunikasikan, setiap kelompok secara bergiliran membacakan hasil pekerjaannya. Saat membacakan, siswa masih membelakangi audiens, kelompok lain kurang memerhatikan. Guru sudah berulang kali menegur, namun suaranya tertelan oleh ocehan siswa. Setiap perwakilan kelompok selesai membacakan hasil diskusinya, kelompok lain tidak diberi kesempatan menanggapi. Hingga proses kegiatan inti ini selesai, guru belum melakukan penilaian sikap dengan teknik observasi. Terakhir, guru memberi selembar kertas meminta setiap kelompok menilai pekerjaan kelompok lain. Sekadar diketahui, karakteristik siswa di kelas ini, super aktif dan lumayan gaduh selama proses pembelajaran.
Di akhir pelajaran, guru dan siswa sama-sama menyimpulkan pembelajaran pada pertemuan itu.

Merujuk hasil temuan dari proses pembelajaran ON 1, guru pendamping membahas bersama dengan guru sasaran untuk memecahkan masalah yang dihadapi oleh guru sasaran tersebut dan dapat menentukan di bagian mana yang akan dilakukan perbaikan-perbaikan.

2. Kegiatan Pendampingan ON 2
Untuk penyusunan RPP, guru sasaran sudah memperbaiki bagian yang masih kurang seperti menentukan indikator dari KD yang dipilih. Instrumen penilaian sikap pun sudah ada melengkapi instrumen penilaian pengetahuan dan keterampilan.

Untuk pelaksanaan pembelajaran, guru sudah menerapkan pendekatan saintifik dan menyenangkan. Pembelajaan dimulai dengan berdoa (karena pelajaran pertama), penyampaian tujuan pembelajaran, dan pembentukan kelompok. Pada bagian mengamati, siswa diberi fotokopi gambar pasar terapung yang ditempel pada kertas karton. Selain itu, gambar juga ditayangkan melalui LCD proyektor. Siswa diminta mengamati gambar dan memberi label serta menuliskan kegunaan benda yang dilabeli. Di bagian menanya, terlihat bahwa siswa hanya bertanya jika guru mendekat ke kelompoknya. Pada bagian mengasosiasi/ menalar, siswa berdiskusi dengan anggota kelompok, berusaha melabeli gambar yang tampak. Jika tidak jelas, siswa menanyakan saat guru mendekat. Pada bagian mencoba, siswa menuliskan jawaban berupa pelabelan benda dan menuliskan kegunaannya. Setelah selesai, guru lantas meminta siswa menempelkan hasil pekerjaannya di dinding kelas yang berdekatan dengan lokasi duduk kelompok yang bersangkutan. Guru lantas meminta setiap kelompok berkeliling melihat pekerjaan kelompok lain. Pada bagian mengomunikasikan, setiap kelompok secara bergiliran membacakan hasil pekerjaannya. Saat membacakan, siswa sudah tidak membelakangi audiens, kelompok lain masih ada yang kadang-kadang kurang memerhatikan. Guru sudah berulang kali meminta perhatian siswa dengan meminta siswa bertepuk tangan satu, tepuk dua, tepuk tiga. Suasana kelas memang kembali senyap namun tak lama. Setiap perwakilan kelompok selesai membacakan hasil diskusinya, kelompok lain beum dilatih untuk menanggapi. Selama proses kegiatan inti ini, guru baru melakukan penilaian sikap dengan teknik observasi saat siswa sedang berdiskusi dalam kelompok saja. Terakhir, guru memberi selembar kertas meminta setiap kelompok menilai pekerjaan kelompok lain. Karakteristik siswa di kelas ini yang super aktif menyebabkan kelas lumayan gaduh selama proses pembelajaran.
Di akhir pelajaran, guru dan siswa sama-sama menyimpulkan pembelajaran pada pertemuan itu.

Merujuk hasil temuan dari proses pembelajaran ON 2, guru pendamping membahas bersama dengan guru sasaran tentang pengalaman hari itu, dan berdiskusi mengenai pengonversian nilai berdasarkan tabel dan rumus yang ada.

D. DUKUNGAN DAN HAMBATAN
1. Dukungan
Kurikulum 2013 dimaksudkan untuk menyiapkan peserta didik untuk sukses dalam menghadapi berbagai tuntutan dan tantangan kehidupan di era globalisasi dengan tetap berpijak pada nilai-nilai Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. Ketika guru sasaran memberikan materi pelajaran menyusun teks laporan hasil observasi (LHO) dengan kegiatan pendahuluan melabeli gambar, nampak bahwa siswa begitu antusias. Siswa juga mampu mengungkapkan pemahamannya mengenai apa yang dikenali dalam gambar dan menuliskan kegunaannya (kegunaan benda yang dilabeli).

2. Hambatan
Kurikulum 2013 menitikberatkan pencapaian kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan sebagai suatu keutuhan melalui pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran. Kendati guru sasaran sudah cukup bagus menerapkan pendekatan saintifik dalam pembelajaran ini, guru belum mengarahkan siswa bahwa kegiatan melabeli gambar ini merupakan kegiatan pendahuluan (selain mengurutkan teks acak) sebelum siswa menyusun teks LHO secara utuh baik berkelompok ataupun mandiri. Pada melabeli gambar, guru mengarahkan siswa hanya mengenali gambar, melabeli, dan menuliskan kegunaannya. Lupa meminta siswa membuat definisi umum benda yang dilabeli dan mendeskripsikan secara khusus benda tersebut sebagaimana yang diketahui bahwa teks LHO memiliki struktur 1) Definisi umum, 2) Deskripsi bagian, dan 3) Deskripsi manfaat.

Buah kebiasaan dari pola pembelajaran sebelumnya yang belum bisa ditepis adalah siswa nampak belum berani secara verbal mengungkapkan atau bertanya tentang sesuatu tanpa ditunjuk. Siswa hanya memiliki keberanian berkomunikasi secara ‘informal’, yaitu ketika guru mendekat ke arahnya atau ketika diminta oleh guru. Kebiasaan memberi pembelajaran tanpa melakukan penilaian berupa observasi sikap terhadap siswa juga masih tampak karena guru telah memiliki gaya mengajar dan pola pikir dalam mendidik yang lama, yakni berorientasi konten dan penyelesaian materi. Tugas guru tidak hanya mendidik siswa mampu menjawab pertanyaan, tetapi guru juga harus mampu membuat siswa mampu membuat pertanyaan.

Sebelumnya: SMPN B
Selanjutnya: SMPN D

Penampilan Musikalisasi Puisi Kelas IX C SMP Hasbunallah TP 2014/2015

Penampilan Musikalisasi Puisi Kelas IX C SMP Hasbunallah TP 2014/2015-- Hari ini (Kamis, 18 September 2014), kelas IXC telah menuntaskan tugas musikalisasi puisi walau terkesan kurang persiapan. Waktu dua minggu yang diberikan nampaknya masih kurang sejak pertemuan sebelumnya (pemberian materi teoretis). Tapi, tak apalah, kendala kekompakan selalu terjadi jika persiapan yang kurang. Namun, rata-rata musikalitas atas puisi yang kalian tampilkan di 'panggung', sudah cukup memuaskan. Jika dilatih betul-betul dan serius, bisa ditampilkan saat perpisahan nanti. (Tepuk tangannnn....!!!)

Sesuai yang tercantum di buku paket (Erlangga), penilaian didasarkan pada: (1) Vokal dan Penghayatan, (2) Gaya penampilan, (3) Gerak, (4) Musikalitas, dan (5) Kreativitas. Selain itu, penilaian juga mengacu pada rubrik yang tercantum dalam RPP K-2006, yaitu:
(1) Kesesuaian lagu dengan suasana puisi, (2) kesesuaian isi puisi dengan irama/nada, (3) kesesuaian isi puisi dengan musik, (4) kekompakan, dan (5) keberanian.

KELAS IX C
Penampilan kelompok:
- Kelompok I musikalisasi puisi "Doa" karya Chairil Anwar dengan musik instrumen lagu "Matahariku" Agnes Monica.
- Kelompok II musikalisasi puisi "Doa" karya Chairil Anwar dengan musik instrumen lagu "Kenangan Terindah" Samsons.
- Kelompok III musikalisasi puisi "Doa" karya Chairil Anwar dengan musik instrumen lagu "Kuasa-Mu" Bunga Citra Lestari (BCL).
- Kelompok IV musikalisasi puisi "Aku" karya Chairil Anwar dengan notasi lagu "When I'am Gone" Anna Kerlich.
- Kelompok V musikalisasi puisi "Aku" karya Chairil Anwar dengan notasi lagu "The Boys" SNSD.

RINCIAN PEROLEHAN SKOR (SESUAI RUBRIK DI BUKU PAKET-ERLANGGA)
KLPVokalGaya PenampilanGerakMusikalitasKreativitasJumlah
I151515102075
II201510201580
III201515201585
IV101015152070
V101010101555

RINCIAN PEROLEHAN SKOR (SESUAI RUBRIK DI RPP KURIKULUM 2006)
KLPSuasanaNadaMusikalitasKekompakanKeberanianJumlah
I151010102065
II151020102075
III201020102080
IV151015102070
V15101051555
Jumlah Skor yang diperoleh:
Kelompok I=140 (Nilai 70)
Kelompok II=155 (Nilai 78)
Kelompok III=165 (Nilai 83)
Kelompok IV=140 (Nilai 70)
Kelompok V=110 (Nilai 55)

KELOMPOK I KELOMPOK II
KELOMPOK IV KELOMPOK V

Hasil Pendampingan Implementasi K-13 di SMPN B

Hasil Pendampingan Implementasi K-13 di SMPN B-- Dalam kurun waktu 1,5 bulan (4 September hingga 16 Oktober), saya melakukan pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 di Klaster 4, 6, dan 7 Kabupaten Tabalong. Selama pendampingan itu, saya dan guru sasaran yang bersangkutan sama-sama mendapat pengalaman dan manfaat baik langsung maupun taklangsung bagi perbaikan kinerja guru, khusunya dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013. Terkait dengan hal ini, saya akan publikasikan hasil pendampingan saya agar bisa dijadikan bahan masukan bagi guru yang bersangkutan dan buat guru yang lain yang membaca posting ini. Namun, untuk menjaga privasi guru dan sekolah yang bersangkutan, saya tidak dapat mempublikasikan hal yang berkait dengan nama, lokasi, dan waktu (tanggal) pendampingan. Artikel inipun hanya memuat bagian 'Hasil Pendampingan' yang terdapat pada bab II laporan hasil pendampingan.
1. Kegiatan Pendampingan ON 1
Untuk penyusunan RPP, guru sasaran sudah mengerjakan dengan baik, yang masih kurang adalah menentukan indikator dari KD yang dipilih. Teknik penilaian beserta instrumen yang dipilih belum jelas, apalagi instrumen penilaian sikap, sekadar pajangan, tanpa indikator yang jelas.

Untuk pelaksanaan pembelajaran, guru sudah menerapkan pendekatan saintifik namun komunikasi yang terjadi tidak verbal (non-verbal). Pembelajaran dimulai dengan berdoa (walau bukan pelajaran pertama), mengecek kehadiran siswa, dan penyampaian tujuan pembelajaran (siswa sudah duduk secara berkelompok). Pada bagian mengamati, siswa diberi potongan/ guntingan teks laporan hasil observasi. Siswa diminta mengurutkan dan menempelkannya di papan tulis. Saat guru memberi tahu bahwa siswa yang terlambat mengurutkan akan dihukum, siswa lantas berhamburan dan menempelkan potongan teks dengan cepat (tanpa membaca terlebih dahulu). Setelah dicek, ternyata siswa menempel dengan cara mengurutkan berdasarkan nomor urut (1-2-3-4), padahal urutan teks yang tepat (3-4-1-2). Guru lantas memberi tahu agar siswa mengecek kembali sesuai urutan teks yang benar dengan memperhatikan struktur teks LHO. Siswa nampak tak biasa berbahasa formal ketika bertanya. Pada bagian mengasosiasi/ menalar, siswa diberi kesempatan berdiskusi dengan anggota kelompok untuk menentukan struktur teks yang telah disusun. Pada bagian mencoba, siswa menuliskan jawabannya di buku tulis. Pada bagian mengomunikasikan, siswa tidak mempresentasikan secara verbal (dibacakan) tapi menuliskannya di papan tulis. Tidak ada umpan balik dari kelompok lain atas apa yang ditulis kelompok lain. Hingga proses kegiatan inti ini selesai, guru tak terlihat melakukan penilaian sikap.
Di akhir pelajaran, guru dan siswa sama-sama menyimpulkan pembelajaran pada pertemuan itu.

Merujuk hasil temuan dari proses pembelajaran ON 1, guru pendamping membahas bersama dengan guru sasaran untuk memecahkan masalah yang dihadapi oleh guru sasaran tersebut dan dapat menentukan di bagian mana yang akan dilakukan perbaikan-perbaikan.

2. Kegiatan Pendampingan ON 2
Untuk penyusunan RPP, guru sasaran sudah memperbaiki bagian yang masih kurang seperti menentukan indikator dari KD yang dipilih. Instrumen penilaian sikap pun sudah lengkap dengan indikator sehingga dapat diukur, selain instrumen penilaian pengetahuan dan keterampilan.

Untuk pelaksanaan pembelajaran, guru juga sudah menerapkan pendekatan saintifik namun dari sisi siswa belum aktraktif. Pembelajaan dimulai dengan salam, mengecek kehadiran siswa, dan penyampaian tujuan pembelajaran (siswa sudah duduk berkelompok. Pada bagian mengamati, siswa diberi LKS berisi instruksi kegiatan dan potongan/ guntingan teks laporan hasil observasi (LHO) yang acak. Siswa diminta membaca dan bertanya jika ada hal yang perlu dipertanyakan. Terlihat bahwa siswa masih enggan secara formal berbahasa lisan, padahal guru sudah meminta jika ada pertanyaan. Akhirnya, gurulah yang menstimulus dengan memberi pertanyaan lisan terkait materi pembelajaran. Sama seperti sebelumnya, siswa hanya bertanya jika guru mendekat ke kelompoknya. Pada bagian mengasosiasi/ menalar, siswa berdiskusi dengan anggota kelompok, berusaha memecahkan masalah sebagaimana yang tercantum dalam LKS, sementara guru mengobservasi dan menilai sikap siswa melalui lembar penilaian sikap. Pada bagian mencoba, siswa menempelkan urutan teks yang tepat. Ada satu kelompok yang lambat maju, akhirnya dihukum menyanyi di depan kelas. Setelah itu, guru meminta semua kelompok maju dan membandingkan urutan teks yang tertempel di papan tulis. Ternyata tidak ada urutan yang tepat. Lantas guru meminta siswa mengecek kembali sesuai urutan yang benar. Setelah itu siswa kembali duduk dalam kelompok dan melanjutkan kegiatan dengan menuliskan jawaban atas petanyaan yang tercantum dalam LKS, yaitu menentukan judul dan struktur teks. Pada bagian mengomunikasikan, hanya dua kelompok yang mempresentasikan. Kelompok lain juga tak menanggapi secara formal, hanya mengguman tak jelas. Bahkan saat temannya membacakan hasil diskusi kelompoknya, satu kelompok asyik bermain-main/ bercanda.
Di akhir pelajaran, guru dan siswa sama-sama menyimpulkan pembelajaran pada pertemuan itu.

Merujuk hasil temuan dari proses pembelajaran ON 2, guru pendamping membahas bersama dengan guru sasaran tentang pengalaman hari itu, dan berdiskusi mengenai pengonversian nilai berdasarkan tabel dan rumus yang ada.

D. DUKUNGAN DAN HAMBATAN
1. Dukungan
Kurikulum 2013 dimaksudkan untuk menyiapkan peserta didik untuk sukses dalam menghadapi berbagai tuntutan dan tantangan kehidupan di era globalisasi dengan tetap berpijak pada nilai-nilai Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. Ketika guru sasaran memberikan materi pelajaran menyusun teks hasil observasi, nampak bahwa guru selalu memberikan motivasi dan menstimulus siswa untuk lebih aktif. Guru juga menguasai materi.

2. Hambatan
Kurikulum 2013 harus menitikberatkan pada pencapaian kompetensi sikap, ketarampilan, dan pengetahuan sebagai suatu keutuhan. Tidak memisahkan antara pendidikan akademik dan pendidikan karakter karena keduanya dipandang sebagai suatu keutuhan yang harus memberikan kemaslahatan bagi bangsa. Sementara dalam kurikulum sebelumnya, keterpaduan sikap, keterampilan, dan pengetahuan, belum terakomodasi dengan baik. Demikian pula keterpaduan kompetensi perkembangan (nilai-nilai karakter, keseimbangan antara softskills dan hardskills, kewirausahaan, dan belajar aktif sesuai dengan tuntutan zaman). Kendati guru sasaran cukup menguasai materi pelajaran, namun buah kebiasaan sebelumnya belum bisa ditepis. Siswa nampak belum berani secara verbal mengungkapkan atau bertanya tentang sesuatu tanpa ditunjuk. Siswa hanya memiliki keberanian berkomunikasi secara ‘informal’, yaitu ketika guru mendekat ke arahnya atau ketika diminta oleh guru. Kebiasaan memberi pembelajaran tanpa melakukan penilaian berupa observasi sikap terhadap siswa juga masih tampak karena guru telah memiliki gaya mengajar dan pola pikir dalam mendidik yang cenderung tidak berubah, yakni berorientasi konten dan penyelesaian materi. Tugas guru tidak hanya mendidik siswa mampu menjawab pertanyaan, tetapi guru juga harus mampu membuat siswa mampu membuat pertanyaan. Karakter siswa yang terlihat cenderung pasif, mudah mencela teman dengan bahasa daerah, dan tak terbiasa berbahasa Indonesia secara verbal merupakan hambatan yang perlu pemecahan serius dan strategi yang jitu.

Sebelumnya: SMPN A
Selanjutnya SMPN C

Memahami Standar Penilaian dalam Kurikulum 2013

Memahami Standar Penilaian dalam Kurikulum 2013-- Berdasarkan pengalaman melakukan pendampingan implementasi Kurikulum 2013 di satu klaster yang mulai rampung, saya kerap menemukan kurangnya pemahaman guru terhadap sistem penilaian termasuk menentukan indikatornya selain penyusunan dan pelaksanaan penilaian sikap melalui observasi yang masih canggung (keasyikan mengajar, lupa mengobservasi).

Penilaian dalam Kurikulum 2013 mengintegrasikan ranah sikap (apektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor). Dalam melakukan penilaian sikap, guru dapat menggunakan lembar observasi setiap pertemuan (tatap muka), penilaian diri, penilaian antarteman, dan jurnal. Terkait dengan penilaian pengetahuan dilakukan dengan Penilaian Harian (Proses), UTS, dan UAS. Terkait dengan penilaian keterampilan dapat dilakukan melalui Praktik, Tugas Proyek, atau Portofolio.

Pertanyaannya, bagian mana yang merupakan penilaian pengetahuan dan bagian mana yang merupakan penilaian keterampilan?
Kembali, kita harus melihat Kompetendi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD):
(Kompetensi Sikap Spiritual bernomor 1, kompetensi sikap sosial bernomor 2 bisa dibaca di SINI)

A. Kompetensi Pengetahuan:
3.1 Memahami teks baik secara lisan maupun tulisan.
3.2 Membedakan teks baik secara lisan maupun tulisan.
3.3 Mengklasifikasi teks baik secara lisan maupun tulisan.
3.4 Mengidentifikasi kekurangan teks baik secara lisan maupun tulisan.
Cakupan: Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.

B. Kompetensi Keterampilan:
4.1 Menangkap makna teks baik secara lisan maupun tulisan.
4.2 Menyusun teks sesuai dengan karakteristiknya baik secara lisan maupun tulisan.
4.3 Menelaah dan merevisi teks sesuai dengan struktur dan kaidah teks, baik secara lisan maupun tulisan.
4.4 Meringkas teks baik secara lisan maupun tulisan.
Cakupan: Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

Jenis teks yang dipelajari:
Kelas VII: Teks Laporan Hasil Observasi, Deskripsi, Eksposisi, Eksplanasi, dan Cerita Pendek
Kelas VIII: Teks Fabel, Ulasan, Diskusi, Biografi, dan Prosedur.
Kelas IX: Teks eksemplum, tanggapan kritis, tantangan, dan rekaman percobaan.

Hasil Pendampingan Implementasi K-13 di SMP A

Hasil Pendampingan Implementasi K-13 di SMP A-- Dalam kurun waktu 1,5 bulan (4 September hingga 16 Oktober), saya melakukan pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 di Klaster 4, 6, dan 7 Kabupaten Tabalong. Selama pendampingan itu, saya dan guru sasaran yang bersangkutan sama-sama mendapat pengalaman dan manfaat baik langsung maupun taklangsung bagi perbaikan kinerja guru, khusunya dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013. Terkait dengan hal ini, saya akan publikasikan hasil pendampingan saya agar bisa dijadikan bahan masukan bagi guru yang bersangkutan dan buat guru yang lain yang membaca posting ini. Namun, untuk menjaga privasi guru dan sekolah yang bersangkutan, saya tidak dapat mempublikasikan hal yang berkait dengan nama, lokasi, dan waktu (tanggal) pendampingan. Artikel inipun hanya memuat bagian 'Hasil Pendampingan' yang terdapat pada bab II laporan hasil pendampingan di "SMPN A".
1. Kegiatan Pendampingan ON 1
Untuk penyusunan RPP, guru sasaran sudah mengerjakan dengan baik, yang masih kurang adalah menentukan indikator dari KD yang dipilih. Perumusan indikator tidak selaras dengan kegiatan inti yang tertulis. Tersirat dalam langkah-langkah pembelajaran (5M), namun tidak dirumuskan dalam indikator. Dalam RPP, penilaian proses pun hanya mencantumkan instrumen untuk penilaian pengetahuan dan keterampilan, belum ada instrumen penilaian sikap.

Untuk pelaksanaan pembelajaran, guru masih mendominasi walau sudah menerapkan pendekatan saintifik (namun belum aktraktif). Pembelajaran dimulai dengan berdoa (karena pelajaran pertama), penyampaian tujuan pembelajaran, dan pembentukan kelompok. Pada bagian mengamati, siswa diberi LKS berisi teks cerita fabel “Kupu-kupu Berhati Mulia” dan pertanyaan(soal-soal). Siswa diminta membaca dan bertanya jika ada hal yang perlu dipertanyakan. Terlihat bahwa siswa enggan secara formal berbahasa lisan, siswa hanya bertanya jika guru mendekat ke kelompoknya. Pada bagian mengasosiasi/ menalar, siswa berdiskusi dengan anggota kelompok, berusaha memecahkan masalah (soal-soal) sebagaimana yang tercantum dalam LKS. Pada bagian mencoba, siswa menuliskan jawaban atas pertanyaan yang tercantum dalam LKS sebelum mengomunikasikan. Pada bagian mengomunikasikan, guru hanya menunjuk satu kelompok yang bertugas membacakan hasil diskusi mereka. Kelompok lain hanya sesekali menanggapi. Hingga proses kegiatan inti ini selesai, dari enam kelompok, hanya tiga kelompok yang aktif menanggapi, dua kelompok vakum sama sekali. Padahal, guru sudah memberikan motivasi agar siswa lebih aktif lagi dalam proses pembelajaran.
Di akhir pembelajaran, guru dan siswa sama-sama menyimpulkan pembelajaran pada pertemuan itu.

2. Kegiatan Pendampingan ON 2
Untuk penyusunan RPP, guru sasaran sudah memperbaiki bagian yang masih kurang seperti menentukan indikator dari KD yang dipilih agar selaras dengan langkah-langkah dalam kegiatan inti (5M). Instrumen penilaian sikap pun sudah ada lengkap dengan indikator, melengkapi instrumen penilaian pengetahuan dan keterampilan.
Untuk pelaksanaan pembelajaran, guru sudah menerapkan pendekatan saintifik namun dari sisi siswa belum aktraktif. Pembelajaran dimulai dengan berdoa (karena pelajaran pertama), penyampaian tujuan pembelajaran, dan pembentukan kelompok. Pada bagian mengamati, siswa diberi LKS berisi teks cerita fabel “Ular dan Kerbau” dan pertanyaan (soal-soal). Siswa diminta membaca dan bertanya jika ada hal yang perlu dipertanyakan. Terlihat bahwa siswa masih enggan secara formal berbahasa lisan, padahal guru sudah membuka diri seluas-luasnya agar siswa bertanya. Akhirnya, gurulah yang menstimulus dengan memberi pertanyaan lisan terkait materi pembelajaran. Sama seperti sebelumnya, siswa hanya bertanya jika guru mendekat ke kelompoknya. Pada bagian mengasosiasi/ menalar, siswa berdiskusi dengan anggota kelompok, berusaha memecahkan masalah sebagaimana yang tercantum dalam LKS. Pada bagian mencoba, siswa menuliskan jawaban atas pertanyaan yang tercantum dalam LKS sebelum mengomunikasikan. Pada bagian mengomunikasikan, setiap kelompok mendapat giliran mempresentasikan, dan diberi tepuk tangan oleh kelompok lain. Kelompok lain juga mampu menanggapi apa yang disampaikan oleh kelompok yang mempresentasikan hasil diskusinya.
Di akhir pelajaran, guru dan siswa sama-sama menyimpulkan pembelajaran pada pertemuan itu.

DUKUNGAN DAN HAMBATAN
1. Dukungan
Kurikulum 2013 dimaksudkan untuk menyiapkan peserta didik untuk sukses dalam menghadapi berbagai tuntutan dan tantangan kehidupan di era globalisasi dengan tetap berpijak pada nilai-nilai Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. Ketika guru sasaran memberikan materi pelajaran memahami teks cerita fabel, nampak bahwa guru selalu memberikan motivasi dan menstimulus siswa untuk merefleksi apa yang mereka alami sehari-hari dengan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam fabel tersebut. Siswa juga mampu mengungkapkan pemahamannya mengenai apa yang baik dilakukan, apa yang tidak baik dilakukan, mana yang patut ditiru, dan mana yang tak patut ditiru.

2. Hambatan
Kurikulum 2013 harus menitikberatkan pada pencapaian kompetensi sikap, ketarampilan, dan pengetahuan sebagai suatu keutuhan. Tidak memisahkan antara pendidikan akademik dan pendidikan karakter karena keduanya dipandang sebagai suatu keutuhan yang harus memberikan kemaslahatan bagi bangsa. Keterpaduan sikap, keterampilan, dan pengetahuan, belum terakomodasi dengan baik. Demikian pula keterpaduan kompetensi perkembangan (nilai-nilai karakter, keseimbangan antara softskills dan hardskills, kewirausahaan, dan belajar aktif sesuai dengan tuntutan zaman). Kendati guru sasaran cukup menguasai materi pelajaran, namun buah kebiasaan sebelumnya belum bisa ditepis. Siswa nampak belum berani secara verbal mengungkapkan atau bertanya tentang sesuatu tanpa ditunjuk. Siswa hanya memiliki keberanian berkomunikasi secara ‘informal’, yaitu ketika guru mendekat ke arahnya atau ketika diminta oleh guru. Kebiasaan memberi pembelajaran tanpa melakukan penilaian berupa observasi sikap terhadap siswa juga masih tampak karena guru telah memiliki gaya mengajar dan pola pikir dalam mendidik yang cenderung tidak berubah, yakni berorientasi konten dan penyelesaian materi. Tugas guru tidak hanya mendidik siswa mampu menjawab pertanyaan, tetapi guru juga harus mampu membuat siswa mampu membuat pertanyaan.

Terkait dengan siswa yang cenderung pasif, di bab penutup (simpulan dan saran), saya singgung mengenai perlunya strategi untuk mengatasi hal itu.

Selanjutnya, Hasil Pendampingan Implementasi K-13 di SMP B.

Nilai Ulangan Harian I Kelas IX SMP Hasbunallah TP 2014/2015

Nilai Ulangan Harian I Kelas IX SMP Hasbunallah TP 2014/2015--
KELAS IX B:
A.HUSNI LATHIF 67
ALWI PERDANA PUTRA 76
ANISYA PAHRIANI 71
DEVI SEPTYA SYAHFITRI 57
DIKY HIDAYAT 76
DWI WAHYUNING TIAS 62
HAIRUL AFRIZAL Absen
M.FARIDZ SIDQI 81
M.REZA KURNIAWAN 57
M.ADAM MUKTI FIRJATULLAH 76
M.HIKAM 67
M.RIZQAN RIDHANI 76
M.RIZKY SAPUTRA 62
MAULIDYA NABILA 90
NABILLA ALYA ANASTASYA 76
NADIA NOVITA RIZKY 81
NOOR ANNISA 67
NUR NAFISAH 62
RHADIKA YARDHA 76
RAHMAH HADIATI ATMOJONINGRUM 86
RYAN ALTHOF 71
SITI JULAEHA 76
SYIFA MARDHATILAH DWI IKHWAN 81
TANIA DWI YOLANDA PUTRI 67
TRI GUNAWAN 81
WILIANSYAH 67
WULAN KIRANA SARI 76

KELAS IX C:
ANNISA ALIYADI 71
ANANDA PUTRI RAHMIATI 71
CHERENIENA ANARFIKAISA 67
DINA AMALIA 76
FATHUAH AULIA 48
FATHUL HIDAYAH 67
FIKRI MAULANA 76
GALANG KRISNA KURNIAWAN 86
HAFIZ SIDQI RAMADHANA 57
KHAIRUNISA 71
LINDA MULYANA SARI 67
M.ARDI RAHMAN 86
M.FAJAR AWALUDIN 67
M.FEBRIANOOR RAHMAN 67
M.NAUFAL RASYID 57
M.RAMA SAIDILLAH 71
M.RESQY NUR RAHMAN 76
MARHAMAH 71
MAULID AQMAL NOOR ABDILAH 48
MELLYNA YULIZA PUTRI 71
MUHAMMAD MARDATILLA 67
PAWESTRI IMANITA ADELWIN 81
RAFLI HIDAYATULLAH 81
RAHMA MAULIDHINA 76
SAIDATUL HABIBAH 67
SHAREN SALSABILA 71
ZILVIANA R. 67

Emban Tugas Pendampingan Implementasi K-13, Saya Tak Ada di Sekolah

Emban Tugas Pendampingan Implementasi K-13, Saya Tak Ada di Sekolah-- Sebagai seorang guru di SMPN 2 Tanta, tugas saya adalah mengajar, terlebih tahun pelajaran ini saya juga mengemban tugas mengimplementasikan K-13 (Kurikulum 2013) di kelas 7 dan 8. Namun, 'tugas negera' juga menanti, melakukan pendampingan Implementasi K-13 bagi guru sasaran di beberapa sekolah di Kabupaten Tabalong.

Sebagaimana diketahui, di Tabalong terdapat 12 cluster. Satu cluster terdiri atas 4 dampai 6 sekolah. Guru yang mendapat tugas melakukan pendampingan ada 1 orang dengan 3 kembaran, total ada 4 guru pendamping. Masing-masing guru pendamping mengemban tugas melakukan pendampingan sebanyak 3 cluster. Saya mendapat tugas melakukan pendampingan di cluster 4 (dengan sekolah induk SMPN 1 Tanta), cluster 6 (dengan sekolah induk SMPN 1 Banua Lawas), dan cluster 7 (dengan sekolah induk MPN 1 Kelua).

Berikut jadwal lengkap pendampingan implementasi K-13 yang saya emban:
Cluster 4:
IN 1 di sekolah induk SMPN 1 Tanta tanggal 4 September 2014
ON 1 di sekolah sasaran SMPN 1 Tanta tanggal 5 September 2014
ON 1 di sekolah sasaran SMP Terbuka Tanta tanggal 6 September 2014
ON 1 di sekolah sasaran SMPN 2 Tanta tanggal 8 September 2014
ON 1 di sekolah sasaran SMPN 3 Tanta tanggal 9 September 2014
ON 1 di sekolah sasaran SMPN 4 Tanta tanggal 10 September 2014
IN 2 di sekolah induk SMPN 1 Tanta tanggal 10 September 2014 (Pukul 13.00-18.00)
ON 2 di sekolah sasaran SMPN 1 Tanta tanggal 11 September 2014
ON 2 di sekolah sasaran SMP Terbuka Tanta tanggal 12 September 2014
ON 2 di sekolah sasaran SMPN 2 Tanta tanggal 13 September 2014
ON 2 di sekolah sasaran SMPN 3 Tanta tanggal 15 September 2014
ON 2 di sekolah sasaran SMPN 4 Tanta tanggal 16 September 2014
IN 3 di sekolah induk SMPN 1 Tanta tanggal 16 September 2014 (Pukul 13.00-18.00)

Cluster 6:
IN 1 di sekolah induk SMPN 1 Banua Lawas tanggal 17 September 2014
ON 1 di sekolah sasaran SMPN 1 Banua Lawas tanggal 18 September 2014
ON 1 di sekolah sasaran SMPN 1 Pugaan tanggal 19 September 2014
ON 1 di sekolah sasaran SMPN 3 Banua Lawas tanggal 20 September 2014
ON 1 di sekolah sasaran SMPN 2 Pugaan tanggal 22 September 2014
ON 1 di sekolah sasaran SMPN 4 Banua Lawas tanggal 23 September 2014
ON 1 di sekolah sasaran SMPN 3 Kelua tanggal 24 September 2014
IN 2 di sekolah induk SMPN 1 Banua Lawas tanggal 24 September 2014 (Pukul 13.00-18.00)
ON 2 di sekolah sasaran SMPN 1 Banua Lawas tanggal 25 September 2014
ON 2 di sekolah sasaran SMPN 1 Pugaan tanggal 26 September 2014
ON 2 di sekolah sasaran SMPN 3 Banua Lawas tanggal 27 September 2014
ON 2 di sekolah sasaran SMPN 2 Pugaan tanggal 29 September 2014
ON 2 di sekolah sasaran SMPN 4 Banua Lawas tanggal 30 September 2014
ON 2 di sekolah sasaran SMPN 3 Kelua tanggal 1 Oktober 2014
IN 3 di sekolah induk SMPN 1 Banua Lawas tanggal 1 Oktober 2014 (Pukul 13.00-18.00)

Cluster 7:
IN 1 di sekolah induk SMPN 1 Kelua tanggal 2 Oktober 2014
ON 1 di sekolah sasaran SMPN 1 Kelua tanggal 3 Oktober 2014
ON 1 di sekolah sasaran SMPN 2 Kelua tanggal 4 Oktober 2014
ON 1 di sekolah sasaran SMPN 1 Muara Harus tanggal 6 Oktober 2014
ON 1 di sekolah sasaran SMPN 4 Kelua tanggal 7 Oktober 2014
ON 1 di sekolah sasaran SMPN 2 Banua Lawas tanggal 8 Oktober 2014
ON 1 di sekolah sasaran SMPN 2 Muara Harus tanggal 9 Oktober 2014
IN 2 di sekolah induk SMPN 1 Kelua tanggal 9 Oktober 2014 (Pukul 13.00-18.00)
ON 2 di sekolah sasaran SMPN 1 Kelua tanggal 10 Oktober 2014
ON 2 di sekolah sasaran SMPN 2 Kelua tanggal 11 Oktober 2014
ON 2 di sekolah sasaran SMPN 1 Muara Harus tanggal 13 Oktober 2014
ON 2 di sekolah sasaran SMPN 4 Kelua tanggal 14 Oktober 2014
ON 2 di sekolah sasaran SMPN 2 Banua Lawas tanggal 15 Oktober 2014
ON 2 di sekolah sasaran SMPN 2 Muara Harus tanggal 16 Oktober 2014
IN 3 di sekolah induk SMPN 1 Kelua tanggal 16 Oktober 2014 (Pukul 13.00-18.00)

Untuk sekolah yang saya tinggalkan, ada tugas buat kalian yang saya titipkan pada pengawas harian.
Selamat belajar. Jangan lupa belajar juga di blog ini......

Contoh Awalan (Prefiks), Akhiran (Sufiks), dan Sisipan (Infiks) atau Imbuhan di Tengah Kata

Contoh Awalan (Prefiks), Akhiran (Sufiks), dan Sisipan (Infiks) atau Imbuhan di Tengah Kata-- Dalam sebuah teks, kerap terdapat kata berimbuhan, entah awalan, akhiran, gabungan, simulfiks, atau sisipan. Awalan adalah imbuhan yang melekat di awal kata dasar. Contoh awalan adalah: me-, di-, dan lain-lain. Akhiran adalah imbuhan yang melekat di akhir kata dasar. Contoh akhiran adalah: -an-, -kan, -i, dan lain-lain. Sisipan (Infiks) adalah imbuhan yang diletakkan di dalam/ di tengah kata dasar (biasanya di antara huruf pertama dan huruf kedua suatu kata dasar). Sisipan dalam bahasa Indonesia adalah: -el-, -er-, dan -em-.

Contoh kata berawalan:
- memakai ----> me- + pakai
- dipukul ----> di- + pukul

Contoh kata berakhiran:
- makanan ----> makan + -an
- ambilkan ---> ambil + -kan
- garami -----> garam + -i

Contoh kata bersisipan:
- geligi -----> gigi + -el-
- gerigi -----> gigi + -er-
- kemuning ---> kuning + -em-

Dapatkah kamu menemukan contoh kata lain yang mendapat awalan, akhiran, dan sisipan?

Oh, ya. Contoh gabungan (awalan dan akhiran sekaligus = Konfiks) adalah: mengambilkan (ambil + me-kan) dan simulfiks (imbuhan banyak) adalah: mempertahankan (per-an + tahan lalu ditambah me-). Sekadar diketahui, awalan me- memiliki variasi (alomorf) mem-, men-, meny- meng-, dan menge-. Istilahnya meN- (me Nasal).


Kriteria Lomba Menulis Resensi Tahun 2014 oleh YABN

Kriteria Lomba Menulis Resensi Tahun 2014 oleh YABN-- Yayasan Adaro Bangun Negeri kembali melaksanakan lomba menulis resensi. Setelah sebelumnya pernah melaksanakan lomba menulis resensi novel “Rumah Tanpa Jendela” di mana salah satu jurinya adalah saya, kini buku yang diresensi adalah “Dari Pangelak Hingga Regatn Tatau (Kearifan Tradisi Dayak Deah)” karya Herman I. Ngenda.

Lomba menulis resensi dilaksanakan untuk dua jenjang, SMP/MTs dan SMA/MA/SMK. Untuk tingkat SMP/MTs sudah dilaksanakan pagi tadi, 2 September. Besok, 3 September, giliran untuk jenjang SMA/MA/SMK. Sebagai guru SMP, saya ditunjuk menjadi juri untuk tingkat SMA/MA, demi menjaga netralitas dan unsur nepotisme.

Kamu adalah siswa yang akan mengikuti lomba besok? Mau masuk kriteria? Berikut kriterianya (saya kutip dari selebaran yang dibuat oleh panitia lomba):
- Resensi diketik dalam bahasa Indonesia yang sesuai EYD
- Tulisan maksimal 4 halaman atau 2000 kata dengan ukuran kertas A4, spasi 1,5, jenis huruf Arial ukuran 12.
- Bukan resensi duplikasi dari buku sejenis
- Sesuai kaidah penulisan resensi:
a. Penulisan data buku yang diresensi
b. Pemahaman peserta tehadap isi buku
c. Kemampuan menganalisis (baik kelebihan maupun kekurangan buku)
d. Pemikiran kritis serta saran atas isi buku

Resensi adalah sebuah karya tulis yang berbentuk ulasan. Jadi, harus banyak bagian ulasannya. Yang namanya ulasan, tentu merupakan opini dari penulis resensinya. Selama ini yang terjadi, siswa terlalu banyak mencantumkan atau malah mengutip/ menyalin isi buku sedangkan bagian ulasan (kelebihan dan kekurangan) hanya seperdua sampai sepertiganya saja. Seharusnya lebih banyak ulasan daripada gambaran isi buku yang diresensi.
Ingat pula, jika mengulas kelebihan maupun kekurangan buku tersebut, buatlah dalam bentuk paragraf, jangan butiran-butiran (misal: a, b, c, d,... dst.)
Semoga sukses.....

Terima kasih utuk Yayasan Adaro Bangun Negeri, sebuah yayasan 'perpanjangan tangan' dari CD Adaro untuk kemajuan dunia pendidikan, khususnya di bumi Tabalong. Terima kasih juga buat Bu Zuraida Murdia Hamdie selaku Asisten Manager Operasional YABN dan para panitia yang tak dapat saya sebutkan namanya, atas kepercayaan menunjuk saya sebagai juri lomba untuk jenjang SMA/MA/SMK.

Misteri Jenis Teks yang Berjudul "Anjing Terkecil"

Misteri Jenis Teks yang Berjudul
Misteri Jenis Teks yang Berjudul "Anjing Terkecil"-- Dalam KD 3.2 (Membedakan Teks Cerita Moral/ Fabel dengan Teks yang Lain), siswa diminta membedakan dua teks berjudul "Anjing Terkecil" dengan "Anjing yang Nakal". Secara serta-merta, siswa dapat menentukan bahwa teks "Anjing yang Nakal" adalah merupakan teks fabel karena dapat dikenali dari isi dan ciri strukturnya: Orientasi, Komplikasi, Resolusi, dan Koda. Namun, ketika harus mengenali struktur teks "Anjing Terkecil" agak kesulitan, terlebih bagi siswa kelas 8 yang tahun pelajaran lalu belum mengecap Kurikulum 2013. Ya, teks "Anjing Terkecil" merupakan salah satu jenis teks yang dipelajari di kelas 7. Teks apakah itu? Kamu dapat menentukannya dengan cara mengenali ciri dan struktur teks-nya. Baca di SINI.
Anjing Terkecil
Anjing terkecil bernama Scooter. Tinggi badan anjing ini hanya tiga inci atau sekitar 7,2 cm. Warna bulunya putih. Scooter dapat duduk di atas sebuah cangkir. Binatang mini ini berasal dari Auckland, Selandia Baru. Karena badan si mini yang kecil, Cheril McKnight, pemiliknya, hanya menggunakan cangkir telur untuk memberi makan. Tempat tidur anjing itu pun hanya sebesar kotak sepatu.

Dia mengalahkan rekor anjing paling kecil sebelumnya, yaitu Boo Boo dengan tinggi badan 4 inci yang berasal dari Amerika Serikat. Anjing Scooter juga mengalahkan rekor anjing paling kecil di dunia tahun 2005 dari ras Chihuahua, yaitu Brandy, yang mempunyai tinggi badan 15,2 cm dan berat badan 1 kg.
Bagaimana? Setelah membaca penjelasannya di Ciri-ciri Teks Laporan Hasil Observasi, Deskripsi, Eksposisi, Eksplanasi, dan Cerita Pendek, kamu sudah dapat menentukan jenis teks-nya, kan? Tentu.....

Misteri Bagian Teks yang Hilang pada Fabel tentang Paman Belalang dan Anak Semut yang Acak

Misteri Bagian Teks yang Hilang pada Fabel tentang Paman Belalang dan Anak Semut yang Acak-- Ada sebuah misteri di buku pelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013. Pada halaman 19-20 buku siswa (materi Tugas 2 Menyusun Teks Cerita Fabel yang Urut dan Logis), terdapat teks acak (belum urut) yang bercerita tentang Pak Belalang dan anak Semut bernama Lodi dan Roro yang berpetualang dengan perahu. Ketika berusaha mengurutkan teks tersebut (tentu sesuai dengan struktur teks Fabel: Orientasi, Komplikasi, Resolusi, dan Koda), siswa mampu memberi urutan yang tepat: 4-3-2-5-1-6. Namun, siswa juga menunjukkan kejanggalan bahwa sebenarnya ada bagian yang hilang dalam teks itu, yaitu sebelum teks yang diberi nomor 2. Apa yang hilang itu? Saya cantumkan pada bagian akhir tulisan ini yaitu teks yang bernomor 7.
Jadi urutan sebenarnya: 4-3-7-2-5-1-6.

1
SEERANGGGGGG… Teriak Paman Belalang, dengan cepat Bapak Laba-laba menjatuhkan jaring besarnya tepat di atas Kodok itu. Kedua Kodok itu terperangkap oleh jaring Laba-laba, mereka pun tidak dapat bergerak. Para penjantan Semut Merah dan Semut Hitam lalu mengelilingi serta menggigiti kedua nya. Kodok-kodok itu teriak kesakitan, lalu akhirnya mereka menyerah dan meminta maaf kepada para serangga. Kakek Cacing memerintahkan Bapak Laba-laba untuk membuka jaring-jaringnya lalu ia menyuruh kedua Kodok itu pergi dari desa serangga.

2
“Yaa ampun, jahat sekali kodok-kodok itu bisik Roro ketakutan”.
Paman Belalang, Lodi dan Roro diam-diam mendengarkan percakapan kedua kodok itu dari dalam perahu mereka yang bersembunyi dibalik bunga teratai. Benar saja, ternyata kedua Kodok itu mempunyai rencana jahat nanti malam. Mereka tahu jika hampir setiap malam di desa serangga selalu mengadakan pesta. Kodok itu pun berencana akan merusak pesta dan memangsa anak-anak serangga yang berada di sana. Mendengar hal itu Paman Belalang cepet-cepat memutar balik arah perahu miliknya, lantas mereka bertiga kembali ke desa.
“Ayo kita pulang dan memberitahukan rencana mereka pada para serangga yang lainnya jelas Paman”.
Perahu yang Paman kemudikan itu berlayar sangat cepat menuju desa. Setiba disana Paman Belalang segera menceritakan rencana jahat sang Kodok yang mereka dengar tadi.

3
Hampir setiap malam mereka berkumpul bersama, berpesta, menari, dan bergembira serta saling berbagi makanan kecuali seekor belalang yang selalu saja hidup menyendiri. Ia hanya memandang keramaian dari depan rumahnya saja. Tingkah Belalang itu sangat aneh, ia malu karena ia telah kehilangan sebuah kakinya. Kakek Cacing pernah bercerita, Paman Belalang setahun yang lalu telah kehilangan kakinya akibat ia berkelahi dengan seekor burung yang hendak memangsanya. Sehari-hari Paman Belalang hanya duduk termenung meratapi kakinya yang hilang, atau ia pergi entah kemana. Paman Belalang merasa sudah tidak berguna lagi karena telah kehilangan kakinya yang sangat berharga.

Lodi si anak Semut Merah dan Roro si anak Semut Hitam sangat prihatin melihat hidup Paman Belalang sekarang. Suatu hari ketika Lodi dan Roro sedang berjalan-jalan di tepi sungai, tiba-tiba mereka melihat Paman Belalang sedang asyik membuat sebuah perahu kecil yang terbuat dari ranting pohon dan dedaunan kering.

“Wahhhh… perahu buatan paman bagus sekali Puji Roro”.
Paman Belalang tersenyum, lalu tiba-tiba ia mengajak Lodi dan Roro naik kedalam perahu miliknya. Lodi dan Roro saling bertatapan, mereka tidak menyangka ternyata Paman Belalang sangat baik dan ramah, Lody dan Roro pun bersedia ikut dengan Paman Belalang, mereka bertiga pun menjadi akrab. Paman Belalang mengeluarkan sebuah gitar tua lalu ia mulai bernyanyi sedangkan Lodi dan Roro menari-nari mengikuti irama gitar milik Paman Belalang.

4
Dahulu kala di tengah-tengah hutan yang sangat lebat di atas bukit terdapat sebuah desa yang di huni oleh beraneka ragam macam serangga. Mereka hidup tentram, rukun dan damai. Ada keluarga Kupu-kupu yang tinggal di atas pepohonan, Pak Kumbang dan keluarganya yang tinggal didalam sarang yang tergantung di dahan pohon besar. Kakek Cacing yang selalu membuat rumah di lubang tanah. Sekelompok Semut hitam dan Semut merah yang sarangnya saling berdekatan, Bapak Laba-laba yang mempunyai rumah jaring Laba-laba besar, serta Ibu Kecoa yang menempati sepatu bot bekas milik manusia untuk di jadikan sebagai rumahnya.

5
“Benarkah… Cerita itu, Tanya Kakek Cacing yang dituakan oleh para serangga di desa mereka”.
“Benar Kakek, kami berdua pun juga mendengar percakapan Kodok jahat itu jelas Lodi dan Roro”.
Paman Belalang kemudian memerintahkan jika malam ini tidak di adakan pesta dulu. Anak-anak dan telur mereka harus di jaga baik-baik di dalam sarang oleh induknya. Sedangkan para penjantan dewasa siap berjaga-jaga dan menyerang jika kedua kodok itu datang. Dan ternyata benar, ketika malam hari tiba, kedua ekor Kodok Hitam itu muncul di desa. Upsss… ternyata Kodok itu pun bingung karena desa serangga yang hampir setiap malam mengadakan pesta, tiba-tiba saja menjadi sunyi senyap.

6
HOORREEEE… Teriak para serangga ketika melihat Kodok-kodok itu pergi, sambil menari-nari mereka mengangkat tubuh Paman Belalang dan melempar-lemparnya ke udara. Kakek Cacing mengucapkan terima kasih kepada Paman Belalang yang sudah menyelamatkan desa milik mereka. Semenjak itu Paman Belalang tidak menjadi pemurung lagi, ia sadar jika dirinya masih berguna walaupun telah kehilangan kakinya. Setiap malam ia pun bergabung dengan para serangga lainya untuk berpesta, Paman belalang selalu bermain gitar dan bernyanyi riang. Para serangga pun sangat menyukainya, begitu juga dengan Lodi dan Roro yang sekarang menjadi sahabat Paman dan mereka selalu ikut serta berpetualang dengan Paman Belalang dan perahunya.

7
Perahu daun Paman Belalang berlayar di sepanjang aliran sungai, pemandangan di sekitarnya sangat indah. Ketika perahu itu melawati sungai yang di tepinya dipenuhi oleh tanaman bunga, tiba-tiba Paman Belalang menghentikan laju perahunya. Lalu ia menunjukkan jarinya ke arah dua ekor kodok yang sedang bercakap-cakap.
“Kedua kodok itu sepertinya sedang merencanakan sesuatu yang tidak baik," bisik Paman.
“Dari mana Paman bisa mengetahuinya?" Tanya Lodi.
“Kemarin Paman mendengar cerita dari seekor Lalat, katanya kita harus berhati-hati jika melihat dua ekor kodok hitam yang besar. Seminggu yang lalu kedua ekor Kodok hitam itu telah menghancurkan desa serangga yang berada di sebelah timur, mereka memangsa anak-anak semut dan telur-telur serangga," jelas Paman.
Misteri teks yang hilang (nomor 7 di atas), saya cari di Google, dan sampailah di situs cerpen, cerpenmu.com.
URL: http://cerpenmu.com/cerpen-anak/petualangan-paman-belalang-dan-anak-semut.html

Contoh Indikator untuk Penilaian Sikap (Kurikulum 2013 Hasil Revisi)

Contoh Indikator untuk Penilaian Sikap-- Di Kurikulum 2013, penilaian terhadap siswa tidak hanya pada aspek Pengetahuan (Kognitif) dan Keterampilan (Psikomotor) saja, namun juga penilaian pada aspek Apektif (Sikap). Nah, untuk menilai Sikap, digunakan teknik penilaian melalui observasi sebagai sumber utama (penilaian diri dan penilaian antarteman hanya sebagai penunjang). Pelaporan penilaian sikap merupakan tanggung jawab guru mapel Agama-Budi Pekerti dan mapel PPKn.
Jadi, penilaian sikap ini, khusus buat mapel Agama-Budi Pekerti dan mapel PPKn.

Untuk dapat membuat penilaian sikap tersebut harus berdasarkan indikator yang diturunkan dari KD yang bersumber pada KI. Untuk indikator sikap spiritual diturunkan dari KD/ KI 1, sedangkan indikator sikap sosial diturunkan dari KD/ KI 2.
Dalam penyusunan RPP, guru bisa memilih sikap sosial apa yang akan dinilai, jadi tak perlu semuanya.
Buat para peserta didik yang membaca artikel ini, tentu kalian bisa belajar, aktivitas tawuran jelas bertentangan dengan sikap spiritual maupun sosial ini. Untuk nilai sikap, tidak boleh di bawah B. Jika sampai C, pasti tidak naik kelas (walau nilai Pengetahuan dan Keterampilanmu seluruhnya di atas KKM).

Berikut contoh indikator yang dapat dipilih/ digunakan:

Sikap Spiritual (Relegius):
-Berdoa sebelum dan sesudah melakukan sesuatu
-Mengucapkan rasa syukur atas karunia Tuhan
-Memberi salam sebelum dan sesudah menyampaikan pendapat/ presentasi
-Mengungkapkan kekaguman secara lisan maupun tulisan terhadap Tuhan saat melihat kebesaran Tuhan
-Mengungkapkan keberadaan dan kebesaran Tuhan saat mempelajari ilmu pengetahuan

Sikap Sosial:
a. Jujur
-Tidak mencontek dalam mengerjakan ujian/ulangan/tugas
-Tidak melakukan plagiat (mengambil/ menyalin karya orang lain tanpa menyebutkan sumber) dalam mengerjakan tugas
-Mengungkapkan perasaan terhadap sesuatu apa adanya
-Melaporkan data atau informasi apa adanya
-Mengakui kesalahan atau kekurangan g dimiliki

b. Disiplin
-Masuk kelas tepat waktu
-Mengumpulkan tugas tepat waktu
-Memakai seragam sesuai tata tertib
-Mengerjakan tugas yang diberikan
-Tertib dalam mengikuti pembelajaran
-Mengikuti praktikum sesuai dengan langkah yang ditetapkan
-Membawa buku tulis sesuai mata pelajaran
-Membawa buku teks mata pelajaran

c. Tanggung jawab
-Melaksanakan tugas individu dengan baik
-Menerima risiko dari tindakan yang dilakukan
-Tidak menuduh orang lain tanpa bukti yang akurat
-Mengembalikan barang yang dipinjam
-Meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan

d. Toleransi
-Menghormati pendapat teman
-Menghormati teman yang berbeda suku, agama, ras, budaya, dan gender
-Menerima kesepakatan meskipun berbeda dengan pendapatnya
-Menerima kekurangan orang lain
-Memaafkan kesalahan orang lain

e. Gotong-royong
-Aktif dalam kerja kelompok
-Suka menolong teman atau orang lain
-Kesediaan melakukan tugas sesuai kesepakatan
-Rela berkorban untuk orang lain

f. Santun
-Menghormati orang yang lebih tua
-Mengucapkan terima kasih setelah menerima bantuan orang lain
-Menggunakan bahasa santun saat menyampaikan pendapat
-Menggunakan bahasa santun saat mengkritik pendapat teman
-Bersikap 3S (Salam senyum, sapa) saat bertemu orang lain

g. Percaya diri
-Berani presentasi di depan kelas
-Berani berpendapat, bertanya, atau menjawab pertanyaan
-Berpendapat atau melakukan kegiatan tanpa ragu-ragu
-Mampu membuat keputusan dengan cepat
-Tidak mudah putus asa/ pantang menyerah

Silakan unduh rubrik instrumen penilaiannya (khusus guru Agama-Budi Pekerti dan mapel PPKn):
- Observasi
- Antarpeserta didik
- Penilaian diri
- Jurnal

Sumber: Bahan pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

Contoh Indikator untuk Penilaian Sikap

Contoh Indikator untuk Penilaian Sikap-- Di Kurikulum 2013, penilaian terhadap siswa tidak hanya pada aspek Pengetahuan (Kognitif) dan Keterampilan (Psikomotor) saja, namun juga penilaian pada aspek Apektif (Sikap). Nah, untuk menilai Sikap, digunakan teknik penilaian melalui observasi, penilaian diri, penilaian antarteman, dan jurnal. Untuk dapat membuat penilaian sikap tersebut harus berdasarkan indikator yang diturunkan dari KD yang bersumber pada KI. Untuk indikator sikap spiritual diturunkan dari KD/ KI 1, sedangkan indikator sikap sosial diturunkan dari KD/ KI 2.
Dalam penyusunan RPP, guru bisa memilih sikap sosial apa yang akan dinilai, jadi tak perlu semuanya.
Buat para peserta didik yang membaca artikel ini, tentu kalian bisa belajar, aktivitas tawuran jelas bertentangan dengan sikap spiritual maupun sosial ini. Untuk nilai sikap, tidak boleh di bawah B. Jika sampai C, pasti tidak naik kelas.
Berikut contoh indikator yang dapat dipilih/ digunakan:

Sikap Spiritual (Relegius):
-Berdoa sebelum dan sesudah melakukan sesuatu
-Mengucapkan rasa syukur atas karunia Tuhan
-Memberi salam sebelum dan sesudah menyampaikan pendapat/ presentasi
-Mengungkapkan kekaguman secara lisan maupun tulisan terhadap Tuhan saat melihat kebesaran Tuhan
-Mengungkapkan keberadaan dan kebesaran Tuhan saat mempelajari ilmu pengetahuan

Sikap Sosial:
a. Jujur
-Tidak mencontek dalam mengerjakan ujian/ulangan/tugas
-Tidak melakukan plagiat (mengambil/ menyalin karya orang lain tanpa menyebutkan sumber) dalam mengerjakan tugas
-Mengungkapkan perasaan terhadap sesuatu apa adanya
-Melaporkan data atau informasi apa adanya
-Mengakui kesalahan atau kekurangan g dimiliki

b. Disiplin
-Masuk kelas tepat waktu
-Mengumpulkan tugas tepat waktu
-Memakai seragam sesuai tata tertib
-Mengerjakan tugas yang diberikan
-Tertib dalam mengikuti pembelajaran
-Mengikuti praktikum sesuai dengan langkah yang ditetapkan
-Membawa buku tulis sesuai mata pelajaran
-Membawa buku teks mata pelajaran

c. Tanggung jawab
-Melaksanakan tugas individu dengan baik
-Menerima risiko dari tindakan yang dilakukan
-Tidak menuduh orang lain tanpa bukti yang akurat
-Mengembalikan barang yang dipinjam
-Meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan

d. Toleransi
-Menghormati pendapat teman
-Menghormati teman yang berbeda suku, agama, ras, budaya, dan gender
-Menerima kesepakatan meskipun berbeda dengan pendapatnya
-Menerima kekurangan orang lain
-Memaafkan kesalahan orang lain

e. Gotong-royong
-Aktif dalam kerja kelompok
-Suka menolong teman atau orang lain
-Kesediaan melakukan tugas sesuai kesepakatan
-Rela berkorban untuk orang lain

f. Santun
-Menghormati orang yang lebih tua
-Mengucapkan terima kasih setelah menerima bantuan orang lain
-Menggunakan bahasa santun saat menyampaikan pendapat
-Menggunakan bahasa santun saat mengkritik pendapat teman
-Bersikap 3S (Salam senyum, sapa) saat bertemu orang lain

g. Percaya diri
-Berani presentasi di depan kelas
-Berani berpendapat, bertanya, atau menjawab pertanyaan
-Berpendapat atau melakukan kegiatan tanpa ragu-ragu
-Mampu membuat keputusan dengan cepat
-Tidak mudah putus asa/ pantang menyerah

Silakan unduh rubrik instrumen penilaiannya:
- Observasi
- Antarpeserta didik
- Penilaian diri
- Jurnal

Sumber: Bahan pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...