loading...

Mencermati Puisi Sufi

          Puisi Sufi adalah puisi yang ditulis oleh penganut paham tasauf, puisi yang mengandung nilai-nilai tasauf, atau puisi yang mengandung pengalaman tasauf. Puisi sufi biasanya mengungkapkan kerinduan penyairnya kepada Tuhan, hakikat hubungan makhluk dengan Sang Khalik, dan segala perilaku yang tergolong dalam pengalaman religius.

          Contoh berikut merupakan cuplikan puisi yang berjudul "Tuhan, Kita Begitu Dekat" karya Abdul Hadi W.M.:

Tuhan,
Kita begitu dekat
Sebagai api dengan panas
Aku panas dalam api-Mu
Tuhan,
Kita begitu dekat
Seperti kain dengan kapas
Aku kapas dalam kain-Mu

Cerpen Remaja Saya: KISAH DALAM SERANTANG KOLAK

Cerpen ini merupakan contoh cerpen berdasarkan pengalaman pribadi namun diberi tambahan imajinasi. Situasi anak kost dan sahabat-sahabat yang disebut serta keusilan yang ada, memang benar. Sedangkan makan kolak sendirian hingga sakit perut, hanyalah tambahan imajinasi. Cerpen yang saya tulis semasa SMA dulu ini, saya ketik apa adanya agar jiwa remajanya tetap terasa sesuai dengan kalian. Silakan disimak.....
        Sifat usilku muncul. Pintu kamar kututup dengan bantingan sehingga menimbulkan suara yang cukup berisik. Tak cukup dengan itu, aku lantas berjalan gedebak-gedebuk.
        “Hei! Siapa sih itu? Kayak nggak tahu kesenangan orang aja,” terdengar gerutuan si Bain dari dalam kamarnya yang memang bersebelahan dengan kamarku.
        “Iya tuh anak! Lagian gue lagi mimpi ketemu ama si Sri nih!” gerutu yang lainnya. Kali ini suara dari kamar yang berhadapan dengan kamarku. Suara Harun. Tiga kamar yang lain tak kudengar kokok penghuninya. Kelihatannya mereka masa bodoh dengan keributan pagi ini.
        Suasana kembali hening. Aku tak peduli. Ku ambil ember dan sabun di dapur lalu pergi mandi (di sungai).
        Saat aku tiba di kost kembali, pintu kamar masih pada tertutup. Oh my God, rupanya tuh anak-anak masih ngorok.
        “Friends, bangunnn!” Udah siang nih!” teriakku.
        Tak ada respon. Malah suara ngoroknya tambah nyaring terdengar. “Bain, Didik, Harun, Udin, Hasan! Kalian pengen nasi goreng, nggak?” teriakku lagi. Kali ini dari arah ruang makan (dapur, bo). Sambil mengetuk-ngetukkan piring dengan sendok, buat meyakinkan mereka.
        Tak perlu diulang lagi, pintu kamar pada terkuak, anak-anak berlarian ke dapur. Dengan tenang, aku masih duduk di meja makan sambil terus mengetuk-ngetukkan sendok dan piring.
        “Mana nasinya, Di?” tanya Bain sambil mengucak matanya yang sipit (sudah sipit baru bangun tidur lagi, jadinya tambah sipit).
        “Nasi goreng apaan? Kalian enak-enak mimpi makan ayam panggang, lalu siapa yang masak? Tak ada nasi goreng dong kalau nggak ada yang masak, “ujarku kalem.
        "Lha, lu sendiri ngapain?”
        “Hei, gue baru saja selesai mandi. Mana gue sempat.”
        “Dasar lu, Di. Gue lagi mimpi makan di warung pojok ama si Sonia, lu bangunin! Sialan lu!” semprot Didik seraya berbalik, hendak kembali ke kamarnya setelah terlebih dahulu mengerling ke arah Udin.
        “Eh lu, ngapain mimpiin doi gue?” ujar Udin sewot.
        “Suka-suka. Namanya juga mimpi. Weeee!” cibir Didik. Udin kesal, ia berlari mengejar Didik yang sudah ngacir duluan ke kamarnya. Loloslah Didik. Sementara Udin lantas masuk juga ke kamarnya.
        Kini tinggal aku, Bain, Harun, dan Hasan di ruang makan.
        “Kalau nggak ada nasi goreng, lu nggak usah teriak-teriak sampai pita suara lu putus, Di. Lu kok usil banget, siah?” ujar Harun.
        “Kalau lu sekali lagi teriak bahwa ada makanan, gue kagak percaya. Nih mata masih pengen ngebales kekurangan tadi malam,” Harun menyambung.
        “Kalau lu nggak ada kerjaan, ketuk-ketukkan terus tuh piring sampai lu teler sendiri. Kalau perlu, panci lu pukulin!” Bain nggak mau kalah ngomelin aku. Ia lantas berbalik, kembali ke kamarnya mengikuti Harun dan Hasan yang terlebih dahulu telah menghilang.
        Baru saja si Bain menutup pintu kamarnya, pintu depan ada yang mengetuk. Aku berlari ke depan. Ketika pintu terbuka, si Mila, gadis tanggung anak Bu Anu yang punya kost ini berdiri di mulut pintu. Ia menenteng rantang. Pasti makanan, pikirku.
        “Ini dari mama buat kakak-kakak,” ujar gadis manis itu sambil menyodorkan rantang itu.
        “Wah, ngerepotin nih, Mil. Lain kali kalau mau nganterin, lebih banyak lagi, dong!” ujarku menggoda seraya menerima rantang itu.
        “Ah, kakak bisa aja. Udah ya, Kak. Mila permisi dulu.”
        “He-eh.... Terima kasih gitu, bilang ama your mother ya?” kataku.
        “Didik, Udin, Hasan, Bain, Harun....! Ada kolak, nih!” teriakku sepeninggal Mila. Masih belum cukup, ku gedor satu-persatu pintu kamar mereka. Tetap sunyi, tak ada reaksi. Iseng-iseng kuintip kamar si Didik lewat lubang kunci. Amboi, tuh anak lagi nungging dengan kepala ditutup dengan bantal.
        Aku berhenti berteriak. Tidak ada gunanya kalau mereka pada diam semua. Mereka sangka aku bohong, kali. Ah, biarlah. Kalau sudah begini, aku yang untung, nih.
        “Memang benar kata grandmother, banyak tidur jauh dari rezeki, “ gumamku. Olala!
        Dengan berjingkat, aku langsung ke ruang makan dan menyantap serantang kolak itu sendirian. Yah, sendirian! Lima menit saja, rantang itu sudah kosong. Setelah meneguk secangkir air, aku lalu meninggalkan ruang makan tanpa membereskan rantang terlebih dahulu. Biar saja, nanti kalau anak-anak bangun, mereka baru tahu bahwa bangunkesiangan itu jauh dari rezeki. Hahaha.
        Baru saja aku hendak menyentuh daun pintu kamarku, mendadak perutku mules. Nggak banyak cingcong lagi, aku ngacir ke WC.
        Setelah keluar dari WC, aku merasa lega. Tapi kok aneh ya, masak sih cuma makan kolak aja perutku rasanya mules banget? Ada apa sih? Kualat kali karena aku memakan kolak yang seharusnya dimakan enam orang? Bah, tak mungkin. Tiba-tiba kecurigaan muncul di benakku. Aku tertegun, perutku mules lagi. Masyaallah!
        Setelah keluar dari WC yang menyebalkan, aku langsung ke teras kost. Mencari Mila. Kebetulan aja tuh anak lagi baca novel cinta (sok tahu) di teras rumahnya. Kupanggil dia.
        “Mil, yang ngasih kolak itu mamamu atau siapa?” tanyaku langsung setelah gadis itu berdiri di hadapanku.
        “Mama Mila dong, Kak! Kanapa garang (Memangnya kenapa)?” Gadis itu dengan heran balik bertanya.
        Lalu kuceritakan hal yang sedang terjadi pada Mila.
        “Ooo, tahu deh Mila, Kak. Pasti itu kerjaan Kak Harun. Soalnya, waktu Mila lewat hendak mengantarkan kolak itu, dari jendela kamarnya, Kak Harun memanggil Mila. Trus, dia nanya, untuk siapa kolak itu? Mila jawab, ya untuk kakak-kakak. Lalu, Kak Harun meminta rantang itu dan dibawa ke kamarnya. Entah apa yang ia kerjakan, Kak. Lalu dia memberikan kembali rantang itu. Trus, Mila dikasih tahu harus memberikannya pada Kakak.” Gadis itu bercerita.
        Aku manggut-manggut. Kuucapkan terima kasih padanya. Kemudian bergegas memasuki kost lalu menggedor-gedor pintu kamar si Harun. Saking kerasnya, penghuni kamar sebelah-menyebelah yang malah bermunculan.
        “Ada apa lagi, Di?” Lu bertingkah aneh banget sih pagi ini?” Si Bain nyerocos duluan.
        “Iya nih. Ada apa, sih?” Yang lain menyambung.
        Sambil cengar-cengir, aku lantas menceritakan apa yang telah terjadi. Dan apa yang terjadi? Aku malah ditertawakan!
        “Makanya, Di. Untung deh gue nggak peduli tadi waktu lu teriak ada kolak. Kalau tidak .... wah gue bisa ikut-ikutan bolak-balik WC, dong..... Hahaha....,” ujar Hasan. Yang lain ikut-ikut tertawa, lebih keras. Uh......
        Tiba-tiba aku teringat pada si Harun. Aku lalu kembali menggedor pintu kamar si Harun tanpa mempedulikan tawa teman-teman yang sudah sampai pada tahap terbahak-bahak.
        “Run, Harun.... Keluar lu kalau lu benar-benar bukan waria!” teriakku. Teman-teman menghentikan tawa mereka yang menjijikkan itu.
        Daun pintu terbuka. Dengan tertunduk kayak siswa yang dimarahi guru karena ketahuan nggak ngerjakan PR, si Harun berdiri di mulut pintu.
        “Lu ngasih apa pada kolak itu, heh?” tanyaku sewot. Entah sewot yang bagaimana.
        “Maafin deh, Di. Gue masukin ama obat pencuci perut.”
        “Obat pencuci perut? Laa ilaaha illallaah, pantesan gue sampai teler begini. Rupanya kamu.....”
         Aku tak meneruskan kalimatku. Perutku kembali mules! Kontan aku lari ke belakang diiringi gelak tawa teman-teman.

Ditulis hari minggu, 24 Oktober 1993 (8 Jumadil Ula 1414 H)


Norma dalam Karya Sastra

Norma Estetika:
  1. Karya sastra itu mampu menghidupkan atau memperbaharui pengetahuan pembaca, menuntunnya melihat berbagai kenyataan kehidupan, dan memberikan orientasi baru terhadap apa yang dimiliki. 
  2. Karya sastra itu mampu membangkitkan aspirasi pembaca untuk berpikir dan berbuat lebih banyak dan lebih baik lagi bagi penyempurnaan kehidupannya. 
  3. Karya sastra itu mampu memperlihatkan peristiwa kebudayaan, sosial, keagamaan, atau politik masa lalu dalam kaitannya dengan peristiwa masa kini dan masa datang.
Norma Sastra:
  1. Karya sastra itu merefleksi kebenaran kehidupan manusia. Artinya, karya itu membekali pembaca dengan pengetahuan dan apresiasi yang mendalam tentang hakikat manusia dan kemanusiaan serta memperkaya wawasannya mengenai arti hidup dan kehidupan ini. 
  2. Karya itu mempunyai daya hidup yang tinggi yang senantiasa menarik bila dibaca kapan saja. 
  3. Karya itu menyuguhkan kenikmatan, kesenangan, dan keindahan karena strukturnya yang tersusun apik dan selaras.
Norma Moral:
Karya sastra disebut memiliki norma moral apabila menyajikan, mendukung, dan menghargai nilai-nilai kehidupan yang berlaku. Nilai keagamaan yang disajikan, misalnya, harus mampu memperkukuh kepercayaan pembaca terhadap agama yang dianutnya.

Tentang Sastra (Lagi), Karakter, dan Kasih Sayang yang Hilang dalam BALADA IBU YANG DIBUNUH

Sastra memperhalus rasa.....
Pembelajaran apresiasi sastra merupakan salah satu cara penanaman karakter atau nilai-nilai moral. Nilai-nilai moral, seperti kejujuran, kesetiaan, pengabdian, keadilan, kasih sayang, dan kepedulian, banyak ditemukan dalam karya-karya sastra. Karya sastra dapat berupa puisi, cerita pendek, novel, maupun drama.

Fungsi utama sastra yaitu memperhalus akal budi, peningkatan rasa kemanusiaan dan peduli sosial, cinta budaya, pembangkit imajinasi, serta penumbuh kembang ekspresi jiwa dan pikiran.

Simaklah puisi berikut:

Balada Ibu yang Dibunuh (Karya W.S. Rendra)

Ibu musang dilindung pohon tua meliang
bayinya dua ditinggal mati lakinya.

Bulan sabit terkait malam memberita datangnya
waktu makan bayi-bayinya mungil sayang.

Matanya berkata pamitan, bertolaklah ia
dirasukinya dusun-dusun, semak-semak, taruhan
harian atas nyawa.

Burung kolik menyanyikan berita panas dendam warga desa
menggetari ujung bulu-bulunya tapi dikibaskannya juga.

Membubung juga nyanyi kolik sampai mati tiba-tiba
oleh lengking pekik yang lebih menggigilkan
pucuk-pucuk daun
tertangkap musang betina dibunuh esok harinya.

Tiada pulang ia yang meski rampas rejeki hariannya
ibu yang baik, matinya baik, pada bangkainya gugur
pula dedaun tua.

Tiada tahu akan merataplah kolik meratap juga
dan bayi-bayinya bertanya akan bunda pada angin
Tenggara.

Lalu satu ketika di pohon tua meliang
matilah anak-anak musang, mati dua-duanya.

Dan jalannya semua peristiwa
tanpa dukungan satu dosa. Tanpa.


Puisi di atas merupakan contoh puisi yang mampu merefleksikan karakter kasih sayang adalah sebuah keniscayaan. Sebagai makna denotatif, kesewenang-wenangan warga desa membunuh musang yang meresahkan mereka berakibat matinya anak-anak musang yang masih kecil. Sebagai makna konotatif, ‘musang’ (refresentasi seorang pencuri) dibunuh/dihakimi oleh massa tanpa belas kasihan telah secara tidak langsung membunuh pula keluarganya yang lain: anak dan istrinya, yang butuh nafkah dari kepala keluarga.

Puisi ini mengajarkan kita, untuk bersikap kasih sayang dan saling menyayangi betapapun sakitnya hati kita. Tak perlu ada balas dendam karena balas dendam dapat menciptakan titik hitam baru dalam jiwa manusia, jiwa kita (Masih segar dalam ingatan, bagaimana semena-menanya tentara pemberontak Lib** yang menyeret, memukul, menginjak-injak, dan melakukan pelecehan seksual terhadap Muammar Khadafi yang sudah tak berdaya).

Manusia yang memiliki rasa kasih sayang, tidak akan melakukan hal sebagaimana yang dilukiskan W.S.Rendra dalam puisi di atas. Sebagai sesama makhluk hidup, musang ataupun pencuri memiliki hak untuk hidup dan mencari makan. Kemarahan membangkitkan sumpah-serapah dan balas dendam, sangatlah manusiawi. Tapi, kemarahan dan balas dendam justru menunjukkan betapa kita adalah pribadi yang tak mau mencoba memahami mengapa orang sampai mau mengambil barang orang lain, tak dapat meredam gejolak emosi dalam diri, dan tak mampu memaafkan. Secara tak sadar, sumpah-serapah kita telah membuat kita menjadi penyumpah, balas dendam yang kita lakukan menjadikan kita seorang pendendam, dan dengan membunuh itu telah membuat kita menjadi seorang pembunuh.

Jadi, lebih baik memiliki rasa kasih sayang daripada membenci, menyumpah, apalagi membalas dendam dengan cara yang keji.

Sudahkah kalian membaca sastra hari ini?

Tentang SASTRA

Sastra adalah ekspresi perasaan dan pemikiran manusia melalui bahasa.

Genre (Jenis-jenis) Sastra: 
  1. Sastra Imajinatif, yaitu sastra yang berupaya menyempurnakan realitas kehidupan walaupun sebenarnya fakta atau realitas kehidupan sehari-hari tidak begitu penting dalam sastra imajinatif. Contoh: puisi, fiksi atau prosa naratif, dan drama. 
  2. Sastra Non-imajinatif, yaitu sastra yang unsur faktualnya lebih menonjol daripada imajinasinya dan cenderung denotatif dan kalaupun muncul konotatif, kekonotatifan tersebut amat bergantung pada gaya penulisan yang dimiliki pengarang. Contoh: esai, kritik, biografi, autobiografi, memoar, catatan harian, dan surat-surat. 
Sastra memiliki tiga identitas: 
  1. Fiksi 
  2. Bernilai Seni 
  3. Bahasa yang khas 
Karya sastra dianggap bernilai atau berbobot karena: 
  1. Konsisten dengan kebenaran 
  2. Konsisten dengan Kejujuran 
  3. Konsisten dengan Keindahan 
Karya sastra yang baik memenuhi tiga norma: 
  1. Norma estetika 
  2. Norma Sastra 
  3. Norma Moral 
(Lebih lanjut tentang ketiga norma ini, baca di Norma dalam Karya Sastra)

Menulis Itu Gampang Asal Tidak Patah Semangat

          Selain banyak membaca, pengalaman hidup juga penting dan bisa dijadikan bahan karangan. Contohnya Ian Flemming (pengarang novel James Bond), Sidney Sheldon (pengarang Kincir Angin Para Dewa), Agatha Cristie (pengarang Midnight on The Orient Express). Mengarang cerita fiksi atau nonfiksi, kedengarannya susah-susah gampang. Apalagi jika membaca proses pengarang-pengarang top hingga terkenal di seantero dunia. Betapa hebatnya mereka!

         J.K. Rowling, pengarang novel laris Harry Potter, sebelum memulai mengarang, biasa menulis catatan yang terlintas di benaknya pada kertas kecil yang selalu dibawanya. Bahkan, novel Harry Potter ditulisnya di sebuah kafe sambil menghangatkan diri.

Dikutip sebagian dari Fantasi No.491, Mei 2003

EFEK PENGGUNAAN UNSUR BUNYI (RIMA) DALAM PUISI

          Dalam puisi, bunyi merupakan unsur puisi yang mengandung efek keindahan dan tenaga untuk mengekspresikan gagasan. Bunyi selain mengandung unsur-unsur musik, seperti nada, irama, tempo, dan jeda, juga mempunyai tugas yang lebih penting lagi, yakni menimbulkan efek rasa, bayangan, memperdalam makna, dan menimbulkan efek khusus. Pola-pola pengulangan bunyi dalam puisi disebut dengan rima.

          Rima dibedakan menjadi dua. Yakni rima asonansi (pengulangan bunyi vokal) dan rima aliterasi (pengulangan bunyi konsonan).

          Pengulangan bunyi yang menimbulkan efek merdu dan berirama disebut efoni. Contoh bunyi vokal a, i, u, e, o dan sengau m, n, ng, ny. Bunyi ini cocok untuk menimbulkan kesan keindahan, kemesraan, kegembiraan, kerinduan.

          Pengulangan bunyi yang menimbulkan efek tidak merdu dan terkesan parau disebut kakofoni. Contohnya k, p, t, s, b, d, m. Bunyi ini cocok untuk menimbulkan kesan kekuatan, tekanan, kekacauan, kehancuran.

          Di samping rima di atas, ada juga jenis rima berdasarkan bunyi yang terletak di akhir larik/baris, yaitu rima rata/sama, rima berpeluk, rima kembar, dan rima silang/berselang (Tentang ini silakan kamu baca lagi di arsip JENIS RIMA BERDASARKAN BUNYI DI AKHIR LARIK).

Sumber foto: Google


Analisis Tema dalam Puisi Doa (Amir Hamzah)


        Tema merupakan gagasan pokok yang diungkapkan dan berfungsi sebagai landasan utama penyair dalam puisinya. Tema itulah yang menjadi kerangka pengembangan sebuah puisi. Jika landasan awalnya tentang ketuhanan, keseluruhan struktur puisi itu tidak lepas dari ungkapan-ungkapan eksistensi Tuhan. Demikian pula halnya jika yang dominan adalah dorongan cinta dan kasih sayang, ungkapan-ungkapan asmaralah yang akan lahir dalam puisi itu.

Perhatikan puisi berikut ini:
Doa
Dengan apakah kubandingkan pertemuan kita,
kekasihku?        
        Dengan senja samar sepoi, pada masa purnama
        meningkat naik, setelah menghalaukan panas
        payah terik
Angin malam menghembus lemah, menyejuk badan, melambung
rasa menayang pikir, membawa angan ke bawah kursimu.
        Hatiku terang menerima katamu, bagai bintang
        memasang lilinnya.
Kalbuku terbuka menunggu kasihmu, bagai sedap malam
menyirak kelopak
        Aduh, kekasihku, isi hatiku dengan katamu,        
        penuhi dadaku dengan cahayamu, biar bersinar          
        mataku sendu, biar berbinar gelakku rayu!


        Kedalaman rasa ketuhanan nampak dalam pemilihan kata, ungkapan, lambang, dan kiasan-kiasan yang digunakan penyair. Unsur-unsur tersebut menunjukkan betapa erat hubungan antara penyair dan Tuhan.
        Puisi itu juga menunjukkan keinginan penyair agar Tuhan mengisi seluruh kalbunya. Tentang besarnya cinta, kerinduan, dan kepasrahan sang penyair akan Tuhannya, dapat kita rasakan secara nyata dalam puisi tersebut.

SOAL | Menentukan Perbedaan Penyajian Berita

SOAL | Menentukan Perbedaan Penyajian Berita---
Indikator Soal : Disajikan dua kutipan berita, siswa dapat menentukan perbedaan penyajian kutipan tersebut

SOAL 1:
Cermati kutipan teks berita berikut!
Teks Berita 1
Kasat Lalu Lintas Polres Bogor mengimbau kepada pengendara dari Jabodetabek yang hendak berkunjung ke Puncak agar berangkat sebelum pukul 13.00 menjelang tahun baru. Hal ini berkaitan dengan rencana penutupan jalur menuju Puncak sejak pukul 13.00. Imbauan ini, sebelumnya sudah disosialisasikan ke sejumlah hotel, penginapan, dan warga setempat.

Teks Berita 2
menghindari kemacetan di jalur wisata Puncak, Polisi sudah menyediakan jalur alternatif. Kasat Lalu Lintas Polres Bogor mengharapkan para Pelancong dengan tujuan Puncak Cisarua agar mengusahakan tiba di tujuan sebelum pukul 13.00 WIB. Ini berkaitan dengan rencana pemberlakuan arus lalu lintas satu jalur.

Perbedaan penyajian kedua teks berita tersebut adalah ...
A. teks I diawali dengan siapa, teks II diawali mengapa.
B. teks I diawali dengan apa, teks II diawali bagaimana.
C. teks I diawali dengan mengapa, teks II diawali bagaimana.
D. teks I diawali dengan apa, teks II diawali mengapa.


KUNCI JAWABAN : A
PEMBAHASAN :
Teks 1 diawali dengan pokok berita siapa (Kapolres), sedangkan berita II diawali dengan pokok berita mengapa (guna menghidari...)

SOAL 2:
Teks 1
Lima penumpang tewas dan 210 luka-luka dalam kecelakaan Kereta Api Ekonomi Bengawan jurusan Solo – Tanah Abang. Peristiwa naas itu terjadi Selasa (16/1) pukul 00.06. Akibatnya, perjalanan kereta lintas selatan terganggu.
Teks 2
Terjadi kecelakaan Kereta Api Ekonomi Bengawan jurusan Solo – Tanah Abang di Dusun Gununglurah, Rancamaya, Banyumas. Peristiwa itu menelan korban 5 penumpang tewas dan lebih 100 orang luka-luka. Peristiwa naas itu terjadi Selasa (16/1) dini hari.
Perbedaan penyajian kedua teks berita di atas adalah . . . .
a. Teks 1: berapa – bagaimana – kapan, Teks 2: apa – kapan – berapa
b. Teks 1: berapa – apa – bagaimana, Teks 2: apa – di mana – kapan
c. Teks 1: apa – berapa – kapan, Teks 2: bagaimana – kapan – berapa
d. Teks 1: berapa – kapan – bagaimana, Teks 2: apa – berapa – kapan

Soal 3:
Cermati kutipan teks berita berikut!
Teks 1
Banjir kembali melanda Pantura Jawa Timur. Hal itu disebabkan meluapnya Bengawan Solo akibat tanggul di desa Tegalsari, Kecamatan Widang, Tuban, jebol. Peristiwa itu juga merenggut dua korban jiwa. Itulah yang disampaikan Camat Widang, Dwijono.

Teks 2
Minggu dini hari tanggul di desa Tegalsari, Kecamatan Widang, Tuban, jebol. Akibat peristiwa itu dua orang meninggal dan pantura Jawa Timur banjir. Sejauh ini telah diusahakan penanggulannya, tetapi belum berhasil. Pihak kepolisian setempat mengimbau agar pengguna jalan pantura berhati-hati.
Perbedaan penyajian kedua teks berita tersebut adalah ....

A. Teks 1: apa, bagaimana, mengapa, siapa ; Teks 2: apa, kapan bagaimana, siapa
B. Teks 1: di mana, mengapa, bagaimana, siapa ; Teks 2: apa, bagaimana, kapan, siapa
C. Teks 1: di mana, mengapa, siapa, bagaimana ; Teks 2: kapan, bagaimana, apa, siapa
D. Teks 1: apa, mengapa, bagaimana, siapa ; Teks 2:kapan, apa, bagaimana, siapa

Kunci Jawaban : D

Pembahasan :
Unsur-unsur berita biasanya berpola 5 W + 1 H: what (apa), who (siapa), where (di mana), when (kapan), why (mengapa), dan how (bagaimana). Bukan berarti bahwa penulisan berita harus mengikuti urutan unsur-unsur tersebut. Dalam penyajiannya , seorang penulis berita dapat memvariasikannya. Bahkan kadang-kadang unsur-unsur tersebut tidak lengkap dalam sebuah berita.
Teks berita I: (apa) Banjir kembali melanda Pantura Jawa Timur. (mengapa)Hal itu disebabkan meluapnya Bengawan Solo akibat tanggul di desa Tegalsari, Kecamatan Widang, Tuban, jebol. (bagaimana) Peristiwa itu juga merenggut dua korban jiwa. (siapa) Itulah yang disampaikan Camat Widang, Dwijono.

Teks berita 2: (kapan) Minggu dini hari (apa) tanggul di desa Tegalsari, Kecamatan Widang, Tuban, jebol. (bagaimana) Akibat peristiwa itu dua orang meninggal dan pantura Jawa Timur banjir. Sejauh ini telah diusahakan penanggulannya, tetapi belum berhasil. (siapa) Pihak kepolisian setempat mengimbau agar pengguna jalan pantura berhati-hati.

Menulis Cerpen Berdasarkan Pengalaman Pribadi

        Di kelas (kelas IX), kalian akan bertemu materi ini nanti. Tapi, eit... jangan ngacir dulu. Menulis cerpen itu mengasyikkan. Sebagai penulisnya, kamu bisa menjadi tokoh dalam cerpenmu itu. Kamu bisa jadi siapa saja yang kamu mau. Misalnya, jadi seorang tokoh yang tergabung dalam sebuah boyband atau girlband layaknya Sm*sh ataupun Cherrybelle, lalu terjadi satu peristiwa yang terserah kamu mau buat seperti apa. Mengasyikkan bukan?
Saya juga punya lumayan banyak cerpen yang saya buat waktu masih jadi pelajar dulu. Sempat diketik dan dijadikan buku lalu difotokopi (diperbanyak) oleh teman-teman saya waktu di bangku SMA dulu. Nanti akan saya kutipkan satu atau beberapa di antaranya.
Oleh karena itu, simaklah dahulu penjelasan ini.......
     
        Cerpen (cerita pendek) adalah karangan pendek yang berbentuk prosa. Cerpen merupakan penggalan peristiwa hidup seseorang baik yang mengharukan, meyedihkan, menggembirakan, maupun pertikaian, dan mengandung kesan yang tidak mudah dilupakan.

        Jalan cerita sebuah cerpen memang pendek. Akan tetapi, bukan berarti bahwa semua cerita pendek itu dinamakan cerpen. Misalnya fabel, dongeng, anekdot, dan cerita-cerita rakyat merupakan contoh cerita pendek, tetapi tidak bisa disebut cerpen.

        Dalam menulis cerpen hendaknya diperhatikan alur, tokoh, latar, dan tema. Alur dalam cerpen tidak terlalu rumit dan mengandung arti sebagai rentetan cerita yang didasari sebab-akibat. Tokohnya yang dimunculkan hanya beberapa orang saja. Latar (tempat dan waktu) dilukiskan terbatas dan hanya sebentar. Temanya hanya mengungkap hal yang sederhana.

Ciri-ciri cerpen:

  • Ceritanya fiktif/ rekaan. Walaupun begitu,  isi ceritanya logis dengan kehidupan sebenarnya.
  • Tema cerita berfokus pada satu aspek cerita, yang menimbulkan efek dan kesan tunggal.
  • Mengungkapkan masalah yang terbatas pada hal-hal yang penting saja.
  • Menyajikan peristiwa yang cermat dan jelas.


      Berikut contoh cerpen yang pernah saya buat semasa duduk di SMA (24 Oktober 1993). Saat SMA, saya sekolah jauh dari tempat tinggal sehingga harus nge-kost. Berikut kisahnya:

Kisah Serantang Kolak
        Ketika aku tersadar dari mimpi, hari sudah siang. Dengan agak malas, aku bangkit dari pembaringan. Kemudian meninggalkan kamar setelah membereskan peraduan dan mengambil handuk.
        Suasana kost pagi ini amat lengang. Lumrah kok. Hari minggu begini, biasanya anak-anak masih pada ngorok di ranjangnya. Maklum, semalam begadang, nonton parabola di rumah sebelah.
Gitulah keadaan anak kost. Kadang-kadang memang kompak. Minggu pagi kemarin, kami kompak lari pagi rame-rame. Yah, sekadar refreshing gitulah selain raga menjadi bugar. Apalagi tujuan kami adalah pantai. Wah, senang deh hati ini. Di pantai kita bisa mandi sepuasnya. Atau, kalau ada sobat yang bawa kamera, wow peristiwa itu bisa diabadikan. Apalagi ada doi di samping, wah wah wah, lupa dong ama ulangan udah dekat. Tapi, pagi ini anak-anak tidak ada yang morning run. Kali ini memang nggak kompak. Ada teman yang ngajak, namun berhubung banyak yang lagi kena penyakit ogah, ya terpaksa nggak ada yang running to the beach.

Baca lanjutannya di SINI......

Mohon Maaf Jika Ada Iklan yang Kurang Sesuai dengan Tema Blog

Walaupun isi iklan di luar tanggung jawab pemilik blog, tapi.....
        Saya menyadari sepenuhnya, iklan di blog ini terkadang memuat iklan yang hanya layak dikonsumsi oleh orang dewasa. Namun, tanpa bermaksud meremehkan kalian (pelajar) yang saya sadari mudah-mudahan sudah bisa memilah mana yang baik untuk kalian, saya sudah berusaha memblokir iklan yang memuat konten sebagaimana yang dimaksud.
     
        Keberadaan iklan dalam suatu blog juga hal yang penting. Selain sebagai sarana promosi dari pihak ketiga, juga merupakan support yang cukup besar agar suatu blog tetap eksis. Mudah-mudahan lambat-laun saya akan menemukan (sepertinya begitu) situs pemasang iklan yang mampu menayangkan iklan sesuai yang diharapkan tema blog ini.....

Terima kasih dan mohon maaf sekali lagi.

Makna Denotasi dan Konotasi dalam puisi Doa

Pembagian kedua jenis makna ini didasarkan ada tidaknya penambahan makna pada makna dasar suatu kata berdasarkan nilai rasa, pikiran, atau tanggapan kita.
Makna denotasi adalah makna yang tidak mengalami perubahan apapun dari makna asalnya.
Makna konotatif adalah makna yang telah mengalami penambahan dari makna asalnya. Ada tidaknya penambahan makna itu dapat diketahui setelah kata itu digunakan dalam kalimat.
Perhatikan contoh penggunaan kata yang terdapat dalam puisi
Doa Karya Chairil Anwar :
KATAMAKNA DENOTASIMAKNA KONOTASI
termanguterdiamkekosongan jiwa
menyebutberucapberzikir
kerlip lilincahaya lilinkesadaran yang tinggal sedikit
hilang bentukmusnah, lenyaphilang kepercayaan diri, bimbang
remukhancurfrustasi
mengetukmemukul sesuatu dengan buku jarimengharapkan pertolongan
berpalingmelihat ke samping (ke arah lain)lupa, munkar

(Puisi lengkapnya dapat dilihat di sini)

TIGA BESAR NILAI UTS SISWA KELAS VII SMP HASBUNALLAH SEMESTER GANJIL TP 2011/2012

KELAS VIIB:
1. AMALDA AYU UTAMI H (9)
2. ABID R, AKHMAD SYAFEI RAHMAN, dan REZKI AMALIA ANANDA (8,5)
3. REZA MAULIDYA UTAMI (8)

KELAS VIIC:
1. ENDAH LINDRIYANI (9,8)
2. MAYA RISKA SARI dan SELVIA HAMSYAH S. (9)
3. M.ANGGA PRADITYA (8,5)

Selamat ya buat yang masuk tiga besar, semoga menambah semangat dan terus berusaha meningkatkan kemampuan. Buat yang belum terpilih, jangan patah semangat, masih ada kesempatan untuk berbuat hal yang lebih baik lagi......

Mitos dan Kiat Membaca Efektif

Mitos Membaca:
1. Membaca itu sulit
2. Kita tidak boleh menggunakan jari ketika membaca.
3. Membaca harus dilakukan dengan mengeja kata per kata.
4. Kita harus membaca perlahan-lahan supaya dapat memahami isinya

 Mitos di atas harus kita ubah menjadi:
1. Membaca itu mudah
2. Tak ada salahnya membaca dengan menggunakan jari sebagai penunjuk.
3. Kita boleh membaca banyak kata sekaligus
4. Kita boleh membaca dengan cepat dan tetap memahami isi bacaan. 

Kiat-kiat membaca:

1. Mempersiapkan diri
        Luangkan waktu beberapa saat sebelum kegiatan membaca dimulai untuk menyesuaikan keadaan fisik dan mental.

2. Meminimalkan gangguan.
        Cari tempat yg tenang dan damai. Musik yang bertempo enampuluh ketukan per menit juga dapat membantu. Musik ini dikenal dapat membawa orang ke dalam keadaan santai, tetapi juga siaga karena musik ini merangsang denyut jantung diam rata-rata. Selain itu, musik ini juga menyibukkan otak kanan kita yang bebas dan artistik, sambil membiarkan otak kiri kita yang logis memusatkan perhatian pada tugas yang ada (DePorter, dkk: 2001: 256).

3. Duduk dengan sikap tegak
        Ratakan telapak kaki di atas lantai dan bukalah buku di atas meja atau bangku di hadapan kita.

4. Luangkan waktu beberapa saat untuk menenangkan pikiran
        Tutuplah mata, tarik napas panjang, dan biarkan diri kita relaks sambil membayangkan suatu tempat yang tenang. Sambil dalam keadaan kelopak mata tertutup, biarkan mata kita bergerak ke atas pelupuk mata sambil membayangkan tempat yang tenang itu. Ketika mata terbuka sadarilah kita sudah merasa sangat tenang, lalu arahkan mata ke bawah, ke buku yang akan kita baca.

5. Gunakan jari atau benda lain (misalnya pulpen) sebagai penunjuk
        Gerakan dengan cepat jari atau benda lain yang kita gunakan supaya mata kita mengikuti dengan cepat pula gerakan itu. Jangan berhenti ataupun membaca ulang.

6. Lihat sekilas bahan bacaan sebelum mulai membaca.
        Sebelum membaca, lihatlah sekilas bahan bacaan kita seolah-olah melihat-lihat barang di etalase toko sebelum membeli. Periksalah daftar isi, judul (bab, subbab), gambar/grafik, dan segalanya yang menonjol.

Kiat-kiat memahami bacaan:

1. Memahami materi yang kita baca
2. Jadilah pembaca aktif
3. Bacalah gagasannya bukan kata-katanya
4. Libatkan indra kita
5. Ciptakan minat
6. Buat peta pikiran bahan bacaan tersebut

Referensi:
DePorter, Bobby dan Hernacki, Mike. 2001. Quantum Learning (terjemahan). Bandung: Kaifa

Ujian Nasional 2012 Di Ambang Pintu

Sekadar mengingatkan.......
      Tanpa terasa waktu begitu cepat berlalu. Kurang lebih enam bulan lagi, kalian, siswa-siswi kelas 9, akan menghadapi sebuah perhitungan akbar dalam buku harian hidup kalian: Ujian Nasional 2012.
Ujian nasional merupakan salah satu momen terpenting dalam hidup kita yang memberi jalan untuk langkah hidup selanjutnya. Namun, bukan berarti harus dijadikan beban. Santai saja sambil terus berusaha menambah bekal untuk menghadapinya, yaitu belajar dan latihan soal. Sebab, keberhasilan itu adalah milik orang yang tekun. Tindakan memang tidak selamanya mendatangkan kecerdasan, tetapi tidak ada kecerdasan tanpa tindakan. Puncak kecerdasan akan bisa diraih oleh seseorang jika ia sudah siap menerima dirinya sendiri.

      Kelolalah waktu belajar kamu dengan disiplin yang tinggi karena disiplin adalah ruh dari sebuah kecerdasan. Disiplin bisa mengantarkan semua orang meraih kesuksesan dan harga diri yang tinggi. Walau terkadang kesulitan menghadang jalan kita, namun bukanlah kesulitan yang membuat kita takut melangkah, tetapi ketakutan itulah yang mempersulit kita.

      Sebagaimana kata orang bijak, kemauan untuk 'menang' memang penting, tetapi kemauan untuk mempersiapkan diri adalah mutlak. Ingat, pikiran adalah muatan perasaan tentang siapa diri kita. Kebodohan dan kecerdasan berasal dari diri kita. Sedangkan pikiran mempunyai kekuatan yang sama dengan tangan, bukan untuk menggenggam dunia, tetapi untuk mengubahnya.

Selamat belajar........

Cara Membuat Penokohan dalam Cerita

Istilah penokohan dapat diartikan sebagai teknik (cara) pengarang mengembangkan watak tokoh dalam prosa fiksi (cerpen, roman, novel). Ada dua teknik penokohan, yakni naratif dan dramatik.
Teknik Naratif:
Teknik naratif adalah penuturan watak tokoh secara langsung melalui paparan narasi.
Dalam teknik naratif ini, pengarang secara langsung:
- mengenalkan sosok tokoh
- menyebutkan pekerjaan tokoh
- menggambarkan kehidupan sehari-hari tokoh
Contoh:
Doni pun cepat akrab karena Vina sabar dan telaten. Vina pun senang karena Doni tidak rewel dan mudah diatur. Bahkan, jika Vina sedang tidak mood mengasuh Doni, Vina cukup memutar VCD Teletubbies saja. Lama-lama Doni pasti tertidur di sofa asal Perancis itu. Di apartemen itu, Vina serasa di rumah sendiri. Kecuali di kamar majikannya, ia bebas tidur di mana saja.
Teknik Dramatik:
Teknik dramatik adalah pengembangan watak tokoh secara tidak langsung melalui pemaparan sebuah peristiwa dramatik yang mengandung perilaku dan dialog para tokoh.
Dalam teknik dramatik ini, pengarang memaparkan adegan dramatik untuk mengembangkan watak tokoh melalui:
- penggambaran kedaan fisik tokoh
- pelukisan perilaku tokoh
- dialog tokoh
Contoh:
"Saya ingin cari pengalaman sekaligus cari uang di liburan panjang ini, Bu."
"Tapi kamu bisa nggak jaga anak tiga tahun?"
"Bisa, Bu."
"Telaten, nggak?"
"Telaten dong, Bu. Masa nggak, sih?"
"Kamu sabar nggak orangnya?"
Vina mengangguk.
"Kamu bersedia tinggal di sini?"
"Siap, Bu."
"Orangtua kamu nggak keberatan?"
"Nggak masalah, saya anak kost kok, Bu."
"Sebulan empat ratus ribu."
"Boleh nawar nggak, Bu?"
"Hmm, berapa?"
"Lima ratus?"
Si ibu pewawancara berpikir cukup alot, "Oke, deal!"
Sumber foto: Nova


Beberapa Sastrawan Angkatan '66 dan Karyanya


Kehidupan sastra pada masa ini penuh dengan gejolak, banyak terjadi persaingan di antara dua golongan sastrawan, yaitu sastrawan yang mempertahankan seni untuk seni dan sastrawan yang mempertahankan seni untuk rakyat (hal ini akan kita bahas nanti). 

Sastrawan yang tergolong angkatan ini adalah:

1. Taufik Ismail
- Tirani dan Benteng, kumpulan sajak
- Sajak-sajaknya yang terkenal: Salemba, Karangan Bunga, Percakapan Angkasa.

2. Gunawan Muhammad
Ia merupakan seorang esais (penulis esai) yang produktif, selain menulis sajak. Karya-karyanya banyak dimuat di majalah Horison.

3. Rosida Amir
- Cinta Pertama, roman

4. Sapardi Djoko Damono
- Selain esais, ia juga banyak menulis sajak dalam kumpulan sajak: Dukamu Abadi.

Sastrawan lainnya:
Rendra, NH Dini, Ramadhan KH, Toto Sudarto Bachtiar, Motinggo Busye, Rahmat Djoko Pradopo, Titi Said, Enny Sumargo, Wing Karjo, Saini KM, AS Dharta, Bachtiar Siagian, B.Soelarto, Bur Rusuanto, B.Bastari Asnin, Satyagraha Hoerip, Gerson Poyk, Ras Siregar, LC Bach, Kamal Firdaus TF, Djumbri Obeng, Poernawan Tjondronagoro, Zen Rosdy, Tabrin Tahar, Matia Madijah, dan masih banyak lagi.

Penampilan Musikalisasi Puisi Siswa Kelas IXB TP 2011/2012

Seperti halnya penampilan siswa kelas IXA, penampilan musikalisasi puisi hari ini terkesan kurang persiapan. Padahal, waktu yang diberikan sejak pertemuan pertama (pemberian materi teoretis) dengan pertemuan kedua hari ini (praktik musikalisasi) adalah sama, dua minggu. Tapi, tak apalah, kendala kekompakan selalu terjadi jika persiapan yang kurang. Namun, rata-rata musikalitas atas puisi yang kalian tampilkan di 'panggung', sudah cukup memuaskan. (Tepuk tangan lagi....!!!)

Sesuai yang tercantum dalam RPP Berkarakter MGMP B.Indonesia SMP/MTs Kab. Tabalong, acuan penilaian berdasarkan pada:
(1) Kesesuaian lagu dengan suasana puisi, (2) kesesuaian isi puisi dengan irama/nada, (3) kesesuaian isi puisi dengan musik, (4) kekompakan, dan (5) keberanian.
Masing-masing aspek memiliki skor maksimal: 20, total 100. Karena masing-masing kelompok menampilkan dua puisi (puisi AKU dan DOA) maka skornya dijumlahkan (skor maksimal 200).

Skor yang diperoleh:
Kelompok I=100 (Nilai 5,0)
Kelompok II=170 (Nilai 8,5)
Kelompok III=160 (Nilai 8,0)
Kelompok IV=150 (Nilai 7,8)

RINCIAN PEROLEHAN SKOR MUSIKALISASI PUISI "DOA"
KLPSuasanaNadaMusikalitasKekompakanKeberanianJumlah
I101010101050
II201020102080
III202020152095
IV202010102080


RINCIAN PEROLEHAN SKOR MUSIKALISASI PUISI "AKU"
KLPSuasanaNadaMusikalitasKekompakanKeberanianJumlah
I101010101050
II201520152090
III20101052065
IV151510102070

Berikut Galeri Fotonya:



KELOMPOK II

KELOMPOK III

PESERTA LAIN YANG MENONTON

PESERTA LAIN YANG MENONTON

KELOMPOK IV

KELOMPOK I (Klp Malu-malu, wkwk)

Sastrawan Angkatan '45 dan Bukunya

Nama Angkatan 45 mula-mula diorbitksn oleh Rosihan Anwar dalam majalah Siasat yang dipimpinnya sekitar tahun 1950. Sedangkan yang dianggap sebagai pelopor Angkatan 45 adalah Chairil Anwar (di bidang puisi). Sedangkan pelopor di bidang prosa adalah Idrus.
Berikut sastrawan yang tergolong Angkatan 45:
1. Chairil Anwar
- Deru Campur Debu (kumpulan puisi, 1943-1949)
- Kerikil Tajam dan Yang Terhempas dan Terputus
- Tiga Menguak Takdir (kumpulan puisi bersama Rivai Apin dan Asrul Sani)

2. Idrus
- Aki (1948)
- Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma (kumpulan cerpen, 1948)
- Jibaku Aceh (drama)

3. Aoh Kartahadimaja
- Zahra (kumpulan sajak dan drama)
- Manusia dan Tanahnya (kumpulan cerpen)

4. Achdiat Kartamiharja
- Atheis, roman kejiwaan (1949)
- Bentrokan dalam Armara (kumpulan drama)

5. Rivai Marlaut
- Dokter Haslinda, roman perjuangan
- Mengapa Palestina Bergolak

6. Saadah Alim
- Pembalasannya, roman bertendens (1945)
- Angin Timur Angin Barat, terjemahan dari Pearl S. Buck

7. Usmar Ismail
- Permintaan Terakhir, cerpen
- Mutiara dari Nusa Laut, drama

8. Rivai Apin
- Mual, sajak
- Chairil Anwar dengan Maut, essay

9. Asrul Sani
- Sahabat Saya Cordiaz, cerpen
- Deadlock pada Puisi Emosi Semata, essay

10. Rosihan Anwar
- Radio Masyarakat, cerpen
- Raja Kecil Bajak Laut di Selat Malaka, roman sejarah (1967)

Sastrawan lainnya:
Waluyati Supangat, Dodong Jiwapraja, Taslim Ali, Dr.Abu Hanifah, Amal Hamzah, Utuy Tatang Sontani, Pramudya Ananta Toer, Mochtar Lubis, Anas Ma'ruf, Maria Amin, Zuber Usman, Sitor Situmorang, S.Rukiah, dan puluhan lainnya.

Warning: JANGAN TERLALU SERIUS!!!

Keajaiban.......
Inilah yang kelak akan menjadi keajaiban dunia, entah yang keberapa! Yang merah, berubah menjadi putih. Yang hijau, berubah menjadi putih. Yang ungu pun berubah menjadi putih.. Bagaimana dengan yang kuning? Ajaib, yang kuning pun akan menjadi putih. Jika ada yang coklat, juga akan menjadi putih. Andaikan yang merah, hjau, ungu, kuning, dan coklat dicampur, bagaimana? Itupun akan menjadi putih. Dalam sejarah peradaban manusia, semua warna ini berubah menjadi putih! Bahkan, dalam warna apapun, yang cair dan yang padat pun berubah menjadi putih! Limbahnya bisa merusak ekosistem dalam tanah jika dibuang sembarangan. Apa???? Itu sabun mandi, sayang!


ABSTRAK PTK SAYA: Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi Bebas dengan Menggunakan Media Audiovisual

Alhamdulillah, minggu lalu, 9 Oktober adalah salah satu hari yang bersejarah bagi saya, PTK saya selesai dan akhirnya diseminarkan. Berikut abstraksinya:
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIOVISUAL SISWA KELAS VIIIA SMPN 2 TANTA
TAHUN PELAJARAN 2010/2011 

Oleh: Yadi Karnadi 

ABSTRAK 

            Penelitian ini berlatar belakang dari kesulitan siswa menemukan ide atau kata-kata dalam menyusun puisi. Kesulitan mereka disebabkan oleh kemampuan siswa menuangkan ide yang memang masih lemah dan abstraknya sesuatu yang hendak siswa tulis. Materi menulis puisi merupakan salah satu keterampilan berbahasa, khususnya di bidang sastra. Sangat disayangkan apabila materi penting ini tidak dipelajari secara sungguh-sungguh. Di samping itu, masih banyaknya siswa yang beranggapan bahwa puisi berdekatan dengan sifat cengeng, tidak bermanfaat, tidak ilmiah, sulit dipahami dan membuang-buang waktu. Dari sinilah guru dituntut untuk mengubah pandangan bahwa puisi itu dekat dengan kita, bermanfaat dan menyenangkan, dan tidak sulit untuk ditulis. Untuk mengatasi masalah ini, penulis berupaya menjembatani dengan membuat media audiovisual. Media audiovisual yang dimaksud adalah tayangan gambar atau panorama alam dan musik yang diperdengarkan. Penelitian dilakukan dalam 2 siklus yang terdiri atas 4 pertemuan. Permasalahan yang diteliti adalah: apakah penggunaan media audiovisual dapat meningkatkan kemampuan menulis puisi bebas siswa kelas VIIIA SMPN 2 Tanta? Sedangkan tujuannya adalah untuk mengetahui efektivitas media audiovisual terhadap perubahan perilaku siswa dalam mengikuti pembelajaran dan kemampuannya menulis puisi dengan memperhatikan diksi. Data yang diperoleh merupakan data dari penelitian tindakan kelas yang diolah secara kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari lembar observasi (guru maupun siswa) dan kuesioner, sedangkan data kuantitatif diperoleh dari hasil tes menulis puisi. Dari pengolahan data diketahui bahwa adanya peningkatan nilai kemampuan siswa menulis puisi bebas dari rata-rata 46 pada siklus I menjadi rata-rata 77 pada siklus II. Demikian pula dari analisis hasil observasi dan kuesioner diketahui bahwa siswa mengalami perubahan cara pandang terhadap pembelajaran menulis puisi. Kesimpulan akhir yang didapat adalah bahwa penggunaan media audiovisual dapat meningkatkan kemampuan menulis puisi, dalam hal ini dengan memperhatikan diksi, siswa kelas VIIIA SMPN 2 Tanta Tahun Pelajaran 2010/2011. 

Kata kunci : media audiovisual, menulis puisi bebas, diksi
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
*) Disampaikan pada Seminar hasil PTK/PTS kerjasama YABN, FKIP Unlam, dan Dinas Pendidikan Kab. Tabalong pada tanggal 9 Oktober 2011 di Tanjung

Perlu file lengkap? Silakan hubungi Pesan Facebook (FB Messenger)

Penampilan Musikalisasi Puisi Siswa Kelas IXA TP 2011/2012

Berbeda dengan tahun lalu, penampilan musikalisasi puisi tahun ini terkesan kurang persiapan. Padahal, waktu yang diberikan sejak pertemuan pertama (pemberian materi teoretis) dengan pertemuan kedua hari ini (praktik musikalisasi) adalah sama, dua minggu. Tapi, tak jelek lah, kendala kekompakan karena kurang latihan tak perlu dirisaukan. Yang penting, musikalitas atas puisi yang kalian tampilkan di 'panggung', sudah cukup memuaskan. (Tepuk tangan....!!!)

Sesuai yang tercantum dalam RPP Berkarakter MGMP B.Indonesia SMP/MTs Kab. Tabalong, acuan penilaian berdasarkan pada:
(1) Kesesuaian lagu dengan suasana puisi, (2) kesesuaian isi puisi dengan irama/nada, (3) kesesuaian isi puisi dengan musik, (4) kekompakan, dan (5) keberanian.
Masing-masing aspek memiliki skor maksimal: 20, total 100. Karena masing-masing kelompok menampilkan dua puisi (puisi AKU dan DOA) maka skornya dijumlahkan (skor maksimal 200).

Skor yang diperoleh:
Kelompok I=175 (Nilai 8,8)
Kelompok II=130 (Nilai 6,5)
Kelompok III=135 (Nilai 6,8)
Kelompok IV=155 (Nilai 7,8)

RINCIAN PEROLEHAN SKOR MUSIKALISASI PUISI "DOA"
KLPSuasanaNadaMusikalitasKekompakanKeberanianJumlah
I20202052085
II20201052075
III10010152055
IV202010102080


RINCIAN PEROLEHAN SKOR MUSIKALISASI PUISI "AKU"
KLPSuasanaNadaMusikalitasKekompakanKeberanianJumlah
I202020102090
II10101052055
III202010102080
IV02015202075

Berikut Galeri Fotonya:



KELOMPOK IV

KELOMPOK II

PESERTA LAIN YANG MENONTON

KELOMPOK I

PESERTA LAIN YANG PENONTON

KELMPOK III

Terbaik di Bulan September

       Mohon maaf jika update ini sudah terlambat, padahal seharusnya telah dilakukan pada awal bulan Oktober lalu.
Tentu kalian sudah tahu, Bapak sejak awal bulan Oktober sudah begitu sibuknya ditambah dengan ada urusan keluarga: menjenguk kakak yang sakit di rumah sakit Barabai (sekitar 70km). Setelah seminggu di rumah sakit, Beliau menghembuskan nafas yang terakhir. Alhamdulillah, dalam suasana duka, Bapak masih bisa posting arsip ini.

       Sebagaimana tahun sebelumnya, siswa terbaik dipilih dari kelompok terbaik bulan ini berdasarkan keaktifan kalian di kelas melalui banyaknya perolehan bintang.

Kelas VIIB: Kelompok 4: Reza Maulidia U. (7,3)
Kelas VIIC: Kelompok 5: Tri Harni D. (8,7)
Kelas VIIIA: Kelompok 3: (Gabriella SP (8,2)
Kelas IXA: Kelompok 4: Anastasia Natasarini (9,2)
Kelas IXB: Kelompok 4: Jhoni Sungguh (9,2)

Selamat buat yang terpilih dan buat yang belum terpilih masih ada kesempatan.........
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...