Artikel Terbaru: |
loading...
Tema merupakan gagasan pokok yang diungkapkan dan berfungsi sebagai landasan utama penyair dalam puisinya. Tema itulah yang menjadi kerangka pengembangan sebuah puisi. Jika landasan awalnya tentang ketuhanan, keseluruhan struktur puisi itu tidak lepas dari ungkapan-ungkapan eksistensi Tuhan. Demikian pula halnya jika yang dominan adalah dorongan cinta dan kasih sayang, ungkapan-ungkapan asmaralah yang akan lahir dalam puisi itu.
Perhatikan puisi berikut ini:
Doa
Dengan apakah kubandingkan pertemuan kita,kekasihku?
Dengan senja samar sepoi, pada masa purnama
meningkat naik, setelah menghalaukan panas
payah terik
Angin malam menghembus lemah, menyejuk badan, melambung
rasa menayang pikir, membawa angan ke bawah kursimu.
Hatiku terang menerima katamu, bagai bintang
memasang lilinnya.
Kalbuku terbuka menunggu kasihmu, bagai sedap malam
menyirak kelopak
Aduh, kekasihku, isi hatiku dengan katamu,
penuhi dadaku dengan cahayamu, biar bersinar
mataku sendu, biar berbinar gelakku rayu!
Kedalaman rasa ketuhanan nampak dalam pemilihan kata, ungkapan, lambang, dan kiasan-kiasan yang digunakan penyair. Unsur-unsur tersebut menunjukkan betapa erat hubungan antara penyair dan Tuhan.
Puisi itu juga menunjukkan keinginan penyair agar Tuhan mengisi seluruh kalbunya. Tentang besarnya cinta, kerinduan, dan kepasrahan sang penyair akan Tuhannya, dapat kita rasakan secara nyata dalam puisi tersebut.