Artikel Terbaru: |
loading...
Pada zaman dahulu ada sebuah kerajaan. Di wilayah kerajaan itu hidup sekelompok suku Dayak yg sederhana. Karena raja tidak suka pada mereka, akhirnya raja mengusir mereka keluar dari wilayah kerajaan. Yang tertua dari mereka adalah Nawuraha. Mereka terus berjalan masuk hutan keluar hutan, melintasi sungai2. Setelah lama berjalan, mereka beristirahat di bawah pohon besar yg tinggi. Dari puncak pohon itu, Nawuraha melepaskan anak panah menerobos pohon yang satu ke pohon yg lain karena memang anak panah itu memiliki kekuatan gaib. Pada akhirnya, anak panah tadi menancap ke pohon besar (papaken). Nawuraha lalu turun dari pohon dan mengajak rombongan menyusuri pohon2 yg dilalui oleh anak panah tadi.
Sesampainya di pohon yg ada anak panahnya, Nawuraha berucap kpd rombongan: “Di sinilah tempat kita yg cocok untuk ditinggali, selama tanahnya masih subur."
Lama-kelamaan rombongan yang mendiami wilayah itu menjelma menjadi sebuah perkampungan. Di perkampungan itu byk hidup “weruk”, sehingga perkampungan itu diberi nama weruken, kemudian lama-kelamaan berubah menjadi Warukin, yg juga lebih populer disebut dg Bajut.
Weruk : bhs dayak Maanyan, artinya monyet/kera
Sumber: cerita mulut ke mulut
Dimanuskripkan oleh Andri purwanto dan A.Yuspa Marian (koreksi oleh: Nofrie)