Artikel Terbaru: |
loading...
Hari Kamis, tanggal 12 Mei 2011 yang lalu, anak-anak Kelas VIIIa tidak dapat bertemu dengan Bapak di kelas. Hal ini disebabkan karena Bapak menjadi juri Lomba Menulis Resensi Novel di Gedung BLK Tanjung pukul 08.00 WITA dan itu berbarengan dengan jadwal tatap muka di kelas VIIIa.
Ya, Lomba Menulis Resensi Novel "Rumah Tanpa Jendela" ini merupakan lomba bagi siswa SMA/SMK/MA di Kabupaten Tabalong. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Yayasan Adaro Bangun Negeri dan LP3-Adaro Pama yang memang selama ini dikenal konsen terhadap peningkatan potensi pendidikan di wilayah operasi tambang PT. Adaro Indonesia dan PT.Pama Persada, khususnya wilayah Kabupaten Tabalong.
Novel yang diresensi ini sebenarnya merupakan pengembangan cerpen berjudul "Jendela Rara" (dimuat di buku kumpulan cerpen "Emak Ingin Naik Haji", 12 cerpen pilihan). Menurut Asma Nadia di blog pribadinya, di novel ini memberi banyak ruang baginya untuk bicara tentang rapuhnya usia. Tentang mempersiapkan tidak hanya diri sendiri untuk menghadap-Nya, satu kepastian dalam hidup, yang kita sering lupa. Dan ketika ingat, kita sering berpikir untuk mempersiapkan diri, dengan memperbanyak bekal jika saat itu tiba nanti. Lupa bahwa sebagai orangtua pun kita harus mempersiapkan mereka, para buah hati itu agar tumbuh menjadi manusia yang memiliki ketegaran dan kesiapan untuk bangkit, betapa pun tragedi dan ujian hidup bertubi-tubi menghampiri dan berupaya mematahkan semangat.
Film-nya juga sudah beredar (Trailer-nya bisa dilihat di link ini). Film yang telah kalian tonton itu merupakan pengembangan dari versi cerpennya. Sedangkan versi novelnya berbarengan dengan rilis filmnya. Oleh sebab itulah terdapat perbedaan antara versi novel dan versi filmnya. Dalam film, tokoh Aldo tidak disebut autis, hanya special needs. Namun menurut Asma Nadia lagi, dalam novel ia memiliki kesempatan untuk menulis ttg anak-anak special needs ini, khususnya autis. Ia berharap, semoga bisa memberikan sedikit masukan bagi pasangan yang menjadi orangtua untuk bisa mendeteksi lebih awal jika anaknya autis.
Beralih ke lomba. Lomba ini dimulai dengan pembukaan oleh Ibu Zuraida Hamdie selaku pimpinan Yayasan Adaro Bangun Negeri, dilanjutkan dengan kegiatan lomba. Peserta yang sebelumnya tidak mengetahui novel apa yang diresensi, diberi kesempatan terlebih dahulu membaca novel yang secara gratis dibagikan oleh panitia di tempat lomba sebelum akhirnya menulis resensinya di tempat yang sama. Setelah terlebih dahulu memberikan "rambu-rambu" penulisan resensi, para juri meninggalkan tempat kegiatan lomba dan kendali sepenuhnya ada di tangan panitia. Para juri akan melanjutkan tugasnya nanti setelah resensi selesai ditulis dan diantarkan panitia ke rumah para juri.
Ya, Lomba Menulis Resensi Novel "Rumah Tanpa Jendela" ini merupakan lomba bagi siswa SMA/SMK/MA di Kabupaten Tabalong. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Yayasan Adaro Bangun Negeri dan LP3-Adaro Pama yang memang selama ini dikenal konsen terhadap peningkatan potensi pendidikan di wilayah operasi tambang PT. Adaro Indonesia dan PT.Pama Persada, khususnya wilayah Kabupaten Tabalong.
Novel yang diresensi ini sebenarnya merupakan pengembangan cerpen berjudul "Jendela Rara" (dimuat di buku kumpulan cerpen "Emak Ingin Naik Haji", 12 cerpen pilihan). Menurut Asma Nadia di blog pribadinya, di novel ini memberi banyak ruang baginya untuk bicara tentang rapuhnya usia. Tentang mempersiapkan tidak hanya diri sendiri untuk menghadap-Nya, satu kepastian dalam hidup, yang kita sering lupa. Dan ketika ingat, kita sering berpikir untuk mempersiapkan diri, dengan memperbanyak bekal jika saat itu tiba nanti. Lupa bahwa sebagai orangtua pun kita harus mempersiapkan mereka, para buah hati itu agar tumbuh menjadi manusia yang memiliki ketegaran dan kesiapan untuk bangkit, betapa pun tragedi dan ujian hidup bertubi-tubi menghampiri dan berupaya mematahkan semangat.
Film-nya juga sudah beredar (Trailer-nya bisa dilihat di link ini). Film yang telah kalian tonton itu merupakan pengembangan dari versi cerpennya. Sedangkan versi novelnya berbarengan dengan rilis filmnya. Oleh sebab itulah terdapat perbedaan antara versi novel dan versi filmnya. Dalam film, tokoh Aldo tidak disebut autis, hanya special needs. Namun menurut Asma Nadia lagi, dalam novel ia memiliki kesempatan untuk menulis ttg anak-anak special needs ini, khususnya autis. Ia berharap, semoga bisa memberikan sedikit masukan bagi pasangan yang menjadi orangtua untuk bisa mendeteksi lebih awal jika anaknya autis.
Beralih ke lomba. Lomba ini dimulai dengan pembukaan oleh Ibu Zuraida Hamdie selaku pimpinan Yayasan Adaro Bangun Negeri, dilanjutkan dengan kegiatan lomba. Peserta yang sebelumnya tidak mengetahui novel apa yang diresensi, diberi kesempatan terlebih dahulu membaca novel yang secara gratis dibagikan oleh panitia di tempat lomba sebelum akhirnya menulis resensinya di tempat yang sama. Setelah terlebih dahulu memberikan "rambu-rambu" penulisan resensi, para juri meninggalkan tempat kegiatan lomba dan kendali sepenuhnya ada di tangan panitia. Para juri akan melanjutkan tugasnya nanti setelah resensi selesai ditulis dan diantarkan panitia ke rumah para juri.