loading...

Bahasa Indonesia Mulai Dianggap Tak Penting Bagi Penutur Asing

Artikel Terbaru:
loading...
Bahasa Indonesia Mulai Dianggap Tak Penting Bagi Penutur Asing--
SEMARANG, KOMPAS.com - Peminat bahasa Indonesia di Australia dari tahun ke tahun terus menurun. Selain dipengaruhi iklim politik, hal itu disebabkan maraknya penggunaan bahasa Inggris di Indonesia. Akibatnya, warga Australia tak lagi memandang penting bahasa Indonesia.

George Quinn, pengajar Budaya, Sejarah, dan Bahasa dari Australian National University, mengungkapkan hal itu di Salatiga, Jawa Tengah, Selasa (2/10). Quinn yang merupakan Ketua Australian Society of Indonesian Language Educators datang ke Salatiga menghadiri Konferensi Internasional Pengajar Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing.

Quinn menyebut realitas itu sebagai permasalahan serius di Australia selama 10 tahun terakhir. ”Dari TK hingga setingkat SMA di Australia setiap tahun kehilangan 10.000 siswa yang memutuskan keluar dari kelas Bahasa Indonesia. Di universitas, peminat bahasa Indonesia turun 37 persen dibandingkan 10 tahun lalu,” katanya.

Di Australia, Bahasa Indonesia selama ini masuk dalam kurikulum nasional, tetapi sifatnya pilihan. Quinn mengatakan, Bahasa Indonesia menduduki peringkat ketiga setelah Bahasa Jepang dan Perancis yang banyak dipilih siswa. Sejak dulu, Bahasa Indonesia menduduki peringkat yang sama, tetapi kini jumlahnya peminatnya merosot.

Tidak hanya di Australia, bahasa Indonesia juga dipelajari banyak warga dari Jepang, Korea, China, Amerika Serikat, Jerman, Rusia, Inggris, Meksiko, Italia, dan Uzbekistan.

Ketua Asosiasi Pengajar Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing Nyoman Riasa mengakui, semangat untuk mempelajari bahasa Inggris di Indonesia lebih tinggi ketimbang bahasa Indonesia. Dalam ujian nasional, misalnya, rata-rata nilai Bahasa Inggris justru lebih tinggi dibandingkan dengan Bahasa Indonesia. ”Padahal, banyak warga asing yang justru tertarik belajar bahasa Indonesia,” tutur Nyoman.

Menurunnya minat siswa dan mahasiswa di Australia untuk belajar bahasa ataupun kebudayaan Indonesia seharusnya menjadi bahan introspeksi diri bagi Pemerintah Indonesia.

”Kondisi itu berarti kepedulian terhadap Indonesia menurun, dan Indonesia tidak lagi dianggap penting,” kata Guru Besar Studi Asia Tenggara Universitas Murdoch, Australia David Hill, Rabu (3/10), di Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga, di sela-sela kegiatan Konferensi Internasional Pengajar Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (KIP-BIPA).

Dalam konferensi itu terungkap, minat pelajar dan mahasiswa Australia belajar bahasa Indonesia terus menurun. (UTI)

Sumber:
http://edukasi.kompas.com/read/2012/10/04/12371023/Indonesia.Mulai.Dianggap.Tidak.Penting
http://edukasi.kompas.com/read/2012/10/03/10013656/Peminat.Bahasa.Indonesia.di.Australia.Terus.Turun

Foto: Kompas

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...