Artikel Terbaru: |
loading...
Soal-soal untuk ujian nasional menurut rencana akan berubah mulai 2016 guna menguji kemampuan berpikir tingkat tinggi murid. Untuk menghasilkan butir-butir soal yang lebih berkualitas, model naskah soal akan dibuat sekelas The Graduate Record Examination dan The Scholastic Aptitude Test.
”Nanti akan kami undang para pembuat naskah soal GRE (The Graduate Record Examination) dan SAT (The Scholastic Aptitude Test) untuk memberikan pelatihan. Namun, ini baru akan kami lakukan tahun depan (2016),” ujar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan, Sabtu, 10 Januari 2015 silam.
Secara terpisah, Ketua Badan Standar Nasional Pendidikan Zainal Arifin Hasibuan mengatakan, meski fungsi UN sebagai penentu kelulusan sudah dihapus, fungsi-fungsi lain tetap dipertimbangkan, seperti sebagai alat pemetaan kondisi pendidikan di Indonesia. Penyelenggaraan UN diharapkan lebih bersih dari berbagai kecurangan.
Dilaksanakan Tiga Tahap
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akan menyelenggarakan tiga tahapan ujian nasional (UN) di tahun 2016. Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kemendikbud, Totok Suprayitno pada rapat koordinasi Mendikbud dengan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi, Kepala LPMP, dan Kepala P4TK seluruh Indonesia:
- UN pertama, merupakan ujian perbaikan bagi peserta UN tahun 2015 yang belum memenuhi standar kompetensi lulusan (SKL) pada satu atau lebih mata pelajaran, dan berkeinginan memperbaikinya.
- UN kedua, merupakan ujian utama tahun 2016 dengan kisi-kisi baru.
- UN ketiga, merupakan perbaikan bagi peserta UN tahun 2016.
Totok menyebutkan tanggal-tanggal penting untuk pelaksanaan ketiga UN 2016 tersebut:
- UN pertama yang dijadwalkan adalah UN perbaikan 2015 yang akan dilaksanakan pada 22 Februari 2016.
- Untuk UN utama 2016 akan dilaksanakan mulai 4 April.
- UN perbaikan tahun 2016 akan dilaksanakan awal Juni atau September.
Materi Ujian
Untuk materi ujian, kata Totok, disesuaikan dengan jenis soal UN:
- UN perbaikan tahun 2015 materi ujiannya sesuai dengan kisi-kisi UN 2015.
- UN utama 2016 materi ujiannya ada tiga, yaitu irisan kurikulum KTSP dan K13, kisi-kisi UN yang dikeluarkan BSNP (bersifat makro), dan sesuai dengan ketuntasan kurikulum.
- UN perbaikan 2016, materinya sama dengan UN utama 2016 (dikutip Okezone, Selasa, 14 Juli 2015 dari laman Kemendiknas).
UN Berbasis Komputer
Dari sisi pelaksanaan, Totok menjelaskan, UN perbaikan 2015 akan dilakukan dengan berbasis komputer. Ujian akan dilaksanakan di SMA/SMK di domisili siswa saat ini dan siswa dapat mendaftar secara online ke dinas provinsi.
Untuk UN utama di 2016 akan dilaksanakan di sekolah masing-masing dengan berbasis kertas dan komputer. Sedangkan untuk UN perbaikan 2016, mekanismenya sama dengan UN perbaikan 2015, yaitu berbasis komputer dan pendaftaran dilakukan secara online di dinas provinsi.
Terkait dengan rencana penggunaan hasil ujian nasional (UN) sebagai salah satu ”tiket masuk” perguruan tinggi negeri melalui jalur nontes, Anies menegaskan, hal itu belum ada keputusan. Sejak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) serta Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) terpisah, persoalan itu tak mudah diselesaikan karena butuh penyesuaian di antara dua kementerian. ”Nanti akan disinkronkan dengan kebutuhan Kemristekdikti,” ujar Anies.
Nilai hasil UN masih dapat dikatakan dipercaya oleh perguruan tinggi negeri, paling tidak hasil UN tahun lalu, karena pelaksanaan yang relatif ”bersih” dari kecurangan. UN yang merupakan tes dengan soal-soal berstandar nasional dianggap lebih obyektif dibandingkan dengan nilai rapor hasil penilaian guru dan sekolah. Pengalaman perguruan tinggi negeri tersebut dikemukakan Ketua Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2015 yang juga Rektor Universitas Negeri Yogyakarta Rochmat Wahab, saat dihubungi, Sabtu.
Jika penyelenggaraan UN bisa dipercaya karena bersih dari kecurangan, lanjut Rochmat, perguruan tinggi negeri bersedia mengakui dan menggunakan hasil UN sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam penerimaan calon mahasiswa baru, terutama untuk seleksi penerimaan calon mahasiswa tanpa tes.
”Selama tesnya terstandar dan kredibel, itu lebih baik daripada hanya nilai guru di rapor. Standar setiap sekolah beda-beda sehingga nilai 9 di rapor sebuah sekolah A tidak akan sama dengan nilai 9 di sekolah B. Tidak adil memperbandingkan rapor antarsekolah,” kata Rochmat.
Sumber: Kompas dan Okezone
”Nanti akan kami undang para pembuat naskah soal GRE (The Graduate Record Examination) dan SAT (The Scholastic Aptitude Test) untuk memberikan pelatihan. Namun, ini baru akan kami lakukan tahun depan (2016),” ujar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan, Sabtu, 10 Januari 2015 silam.
Secara terpisah, Ketua Badan Standar Nasional Pendidikan Zainal Arifin Hasibuan mengatakan, meski fungsi UN sebagai penentu kelulusan sudah dihapus, fungsi-fungsi lain tetap dipertimbangkan, seperti sebagai alat pemetaan kondisi pendidikan di Indonesia. Penyelenggaraan UN diharapkan lebih bersih dari berbagai kecurangan.
Dilaksanakan Tiga Tahap
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akan menyelenggarakan tiga tahapan ujian nasional (UN) di tahun 2016. Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kemendikbud, Totok Suprayitno pada rapat koordinasi Mendikbud dengan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi, Kepala LPMP, dan Kepala P4TK seluruh Indonesia:
- UN pertama, merupakan ujian perbaikan bagi peserta UN tahun 2015 yang belum memenuhi standar kompetensi lulusan (SKL) pada satu atau lebih mata pelajaran, dan berkeinginan memperbaikinya.
- UN kedua, merupakan ujian utama tahun 2016 dengan kisi-kisi baru.
- UN ketiga, merupakan perbaikan bagi peserta UN tahun 2016.
Totok menyebutkan tanggal-tanggal penting untuk pelaksanaan ketiga UN 2016 tersebut:
- UN pertama yang dijadwalkan adalah UN perbaikan 2015 yang akan dilaksanakan pada 22 Februari 2016.
- Untuk UN utama 2016 akan dilaksanakan mulai 4 April.
- UN perbaikan tahun 2016 akan dilaksanakan awal Juni atau September.
Materi Ujian
Untuk materi ujian, kata Totok, disesuaikan dengan jenis soal UN:
- UN perbaikan tahun 2015 materi ujiannya sesuai dengan kisi-kisi UN 2015.
- UN utama 2016 materi ujiannya ada tiga, yaitu irisan kurikulum KTSP dan K13, kisi-kisi UN yang dikeluarkan BSNP (bersifat makro), dan sesuai dengan ketuntasan kurikulum.
- UN perbaikan 2016, materinya sama dengan UN utama 2016 (dikutip Okezone, Selasa, 14 Juli 2015 dari laman Kemendiknas).
UN Berbasis Komputer
Dari sisi pelaksanaan, Totok menjelaskan, UN perbaikan 2015 akan dilakukan dengan berbasis komputer. Ujian akan dilaksanakan di SMA/SMK di domisili siswa saat ini dan siswa dapat mendaftar secara online ke dinas provinsi.
Untuk UN utama di 2016 akan dilaksanakan di sekolah masing-masing dengan berbasis kertas dan komputer. Sedangkan untuk UN perbaikan 2016, mekanismenya sama dengan UN perbaikan 2015, yaitu berbasis komputer dan pendaftaran dilakukan secara online di dinas provinsi.
Terkait dengan rencana penggunaan hasil ujian nasional (UN) sebagai salah satu ”tiket masuk” perguruan tinggi negeri melalui jalur nontes, Anies menegaskan, hal itu belum ada keputusan. Sejak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) serta Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) terpisah, persoalan itu tak mudah diselesaikan karena butuh penyesuaian di antara dua kementerian. ”Nanti akan disinkronkan dengan kebutuhan Kemristekdikti,” ujar Anies.
Nilai hasil UN masih dapat dikatakan dipercaya oleh perguruan tinggi negeri, paling tidak hasil UN tahun lalu, karena pelaksanaan yang relatif ”bersih” dari kecurangan. UN yang merupakan tes dengan soal-soal berstandar nasional dianggap lebih obyektif dibandingkan dengan nilai rapor hasil penilaian guru dan sekolah. Pengalaman perguruan tinggi negeri tersebut dikemukakan Ketua Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2015 yang juga Rektor Universitas Negeri Yogyakarta Rochmat Wahab, saat dihubungi, Sabtu.
Jika penyelenggaraan UN bisa dipercaya karena bersih dari kecurangan, lanjut Rochmat, perguruan tinggi negeri bersedia mengakui dan menggunakan hasil UN sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam penerimaan calon mahasiswa baru, terutama untuk seleksi penerimaan calon mahasiswa tanpa tes.
”Selama tesnya terstandar dan kredibel, itu lebih baik daripada hanya nilai guru di rapor. Standar setiap sekolah beda-beda sehingga nilai 9 di rapor sebuah sekolah A tidak akan sama dengan nilai 9 di sekolah B. Tidak adil memperbandingkan rapor antarsekolah,” kata Rochmat.
Sumber: Kompas dan Okezone