Artikel Terbaru: |
loading...
Contoh Fabel tentang Induk Bebek dan Kodok Hijau-- Fabel adalah dongeng yang menjadikan hewan sebagai tokohnya. Cerita fabel juga disebut cerita moral karena mengandung pesan-pesan moral di dalam ceritanya. Dalam cerita fabel terdapat struktur yang terdiri atas 4 bagian: Orientasi, komplikasi, resolusi, dan koda. Bagian orientasi merupakan bagian pengenalan tentang tokoh. Bagian komplikasi yaitu ketika cerita mulai terdapat konflik. Bagian resolusi yaitu ketika konflik yang memuncak tadi mulai masuk tahap penyelesaian/ leraian. Terakhir adalah koda, yaitu bagian penutup cerita yang biasanya memuat tentang kesadaran atau akibat yang dirasakan oleh tokoh.
Berikut contoh fabel tentang Induk Bebek dan Kodok Hijau.
Di sebuah danau, tinggal seekor induk bebek bersama lima anaknya yang baru seminggu lahir. Mereka setiap hari belajar berenang dengan semangat dan mencari makan bersama-sama. Sang induk bebek selalu mengutamakan anak-anaknya untuk memperoleh makanan, dan ia yang terakhir.
Suatu hari, mereka mencari makan sampai ke tengah hutan karena makanan di dekat danau sudah habis. Mereka berjalan berbaris dengan keriuhan suara khas anak-anak bebek. Tengah hari, mereka menemukan makanan dan segera menghabiskannya. Sebelum pulang, sang induk bebek sempat mengajak anak-anaknya untuk mandi di sebuah kolam yang ada di dekat tempat mereka mendapat makanan. Dan setelah selesai, merekapun bergegas pulang karena hari beranjak sore.
Sesampainya di rumah, sang induk tiba-tiba panik. Anaknya yang ikut pulang baru empat. “Wah, kemana anakku yang paling kecil? Apa dia tertinggal di dalam hutan?”
Induk bebek merasa khawatir, karena di dalam hutan, bisa saja anaknya dimakan binatang buas. Tanpa menunggu lama lagi, ia memerintahkan keempat anaknya istirahat di tepi danau. Sementara ia sendiri mulai masuk ke tengah hutan dan memanggil-manggil anaknya yang hilang.
Setelah jauh berjalan, induk bebek mendengar sayup-sayup suara kodok bernyanyi. Induk bebek mencari-cari sumber suara itu. Pasti kodok itu ada di kolam tempat ia dan anak-anaknya mandi tadi. Tanpa pikir panjang, induk bebek segera mendatangi sumber suara. Dan benar saja, di tepi kolam ada seekor kodok hijau yang sedang mendiamkan anaknya yang menangis.
“Alhamdulillah. Terima kasih ya, kodok. Kau sudah menjaga anakku. Dan nyanyianmu tadi membuatku tahu keberadaan anakku.” Sang Kodok tersenyum dan menjawab dengan bijak,
”Sama-sama Induk bebek. Mulai sekarang aku akan bernyanyi tiap petang untuk mengingatkan bahwa petang sudah tiba. Juga memberitahukan, dengan adanya nyanyianku dan teman-temanku, berarti di situ ada kolam tempat tinggalku.”
“Baiklah, kodok. Semoga kebaikanmu mendapat imbalan dari Allah,” sahut induk bebek. Sang kodok mengamini.
“Sekarang bawa anakmu pulang, dia sudah ketakutan dari tadi,”kata kodok.
Induk bebek menghampiri anaknya dan memeluknya penuh haru sehingga tangisnya terhenti.
“Ayo, nak kita pulang. Ucapkan terimakasih pada kodok yang sudah menjagamu tadi.”
Anak bebek menyeka air matanya dan berterimakasih pada kodok.
“Hati-hati, induk bebek, hari sudah petang. Jaga jangan sampai anakmu hilang atau tertinggal lagi,” ujar kodok.
Induk bebek tersenyum, setelah mengucapkan terima kasih, ia dan anaknya berjalan beriringan kembali ke danau tempat tinggal mereka di tepi hutan.
Sampai di danau, induk bebek dan anaknya yang tertinggal berkumpul denngan anak-anak bebek lainnya. Mereka segera tertidur pulas karena lelah setelah berjalan jauh.
***
Pagi masih berkabut, kodok berjalan terseok-seok menuju kolam tempat induk bebek berada. Induk bebek sendiri terkejut melihat keadaan kodok yang kelelahan.
“Astagfirullah. Kodok, kamu kenapa?”tanya induk bebek.
“Aku tadi berjalan dari tengah hutan. Tempat tinggalku sudah kering airnya. Banyak hewan yang malas ke danau dan mengambil air dari kolam. Apa aku boleh tinggal di sini sampai kolam tempat tinggalku airnya penuh lagi?” kata kodok dengan penuh harap.
Induk bebek tersenyum.
“Tentu saja boleh. Ini adalah tempat tinggal kita bersama. Kau boleh tinggal di sini kapan saja kau mau.”
“Kau baik sekali. Terima kasih sudah mengijinkanku tinggal di sini,”sahut kodok.
Akhirnya, katak, induk bebek dan anak-anaknya hidup berdampingan di danau tepi hutan. Mereka saling membantu dan saling menjaga satu sama lainnya. Bersama menjalani kehidupan dengan rukun dan tenteram.
Sumber fabel diolah dari:
jilbabbackpacker.blogspot.com
Tags: #contoh teks cerita fabel #contoh teks cerita fabel yang singkat #contoh teks cerita fabel beserta strukturnya #contoh cara menyusun teks cerita fabel #contoh cerita fabel pendek #contoh cerita fabel kancil dan buaya #contoh teks cerita sejarah #struktur teks cerita fabel #pengertian teks cerita fabel
INTRO :
“Ada seekor kodok hijau (kodok ijo) yang masih tertidur. Pas jam 7 pagi, eh.. ada yang mengetuk pintu kamarnya sebanyak 7 kali. Dan Tadaa!! Itu teman si kodok ijo yang mau buatin surprise sarapan pagi berupa beberapa kotak berisikan makanan kesukaan si kodok ijo. Tujuannya sih mau makan bareng gitu. Di dalamnya ada nuttela, cokelat, keju, roti, nasi goreng, susu, dan lalat hidup. Menurut kamu, apa yang harus dibuka duluan oleh si kodok?”
Jawabannya adalah matanya.
Berikut contoh fabel tentang Induk Bebek dan Kodok Hijau.
Di sebuah danau, tinggal seekor induk bebek bersama lima anaknya yang baru seminggu lahir. Mereka setiap hari belajar berenang dengan semangat dan mencari makan bersama-sama. Sang induk bebek selalu mengutamakan anak-anaknya untuk memperoleh makanan, dan ia yang terakhir.
Suatu hari, mereka mencari makan sampai ke tengah hutan karena makanan di dekat danau sudah habis. Mereka berjalan berbaris dengan keriuhan suara khas anak-anak bebek. Tengah hari, mereka menemukan makanan dan segera menghabiskannya. Sebelum pulang, sang induk bebek sempat mengajak anak-anaknya untuk mandi di sebuah kolam yang ada di dekat tempat mereka mendapat makanan. Dan setelah selesai, merekapun bergegas pulang karena hari beranjak sore.
Sesampainya di rumah, sang induk tiba-tiba panik. Anaknya yang ikut pulang baru empat. “Wah, kemana anakku yang paling kecil? Apa dia tertinggal di dalam hutan?”
Induk bebek merasa khawatir, karena di dalam hutan, bisa saja anaknya dimakan binatang buas. Tanpa menunggu lama lagi, ia memerintahkan keempat anaknya istirahat di tepi danau. Sementara ia sendiri mulai masuk ke tengah hutan dan memanggil-manggil anaknya yang hilang.
Setelah jauh berjalan, induk bebek mendengar sayup-sayup suara kodok bernyanyi. Induk bebek mencari-cari sumber suara itu. Pasti kodok itu ada di kolam tempat ia dan anak-anaknya mandi tadi. Tanpa pikir panjang, induk bebek segera mendatangi sumber suara. Dan benar saja, di tepi kolam ada seekor kodok hijau yang sedang mendiamkan anaknya yang menangis.
“Alhamdulillah. Terima kasih ya, kodok. Kau sudah menjaga anakku. Dan nyanyianmu tadi membuatku tahu keberadaan anakku.” Sang Kodok tersenyum dan menjawab dengan bijak,
”Sama-sama Induk bebek. Mulai sekarang aku akan bernyanyi tiap petang untuk mengingatkan bahwa petang sudah tiba. Juga memberitahukan, dengan adanya nyanyianku dan teman-temanku, berarti di situ ada kolam tempat tinggalku.”
“Baiklah, kodok. Semoga kebaikanmu mendapat imbalan dari Allah,” sahut induk bebek. Sang kodok mengamini.
“Sekarang bawa anakmu pulang, dia sudah ketakutan dari tadi,”kata kodok.
Induk bebek menghampiri anaknya dan memeluknya penuh haru sehingga tangisnya terhenti.
“Ayo, nak kita pulang. Ucapkan terimakasih pada kodok yang sudah menjagamu tadi.”
Anak bebek menyeka air matanya dan berterimakasih pada kodok.
“Hati-hati, induk bebek, hari sudah petang. Jaga jangan sampai anakmu hilang atau tertinggal lagi,” ujar kodok.
Induk bebek tersenyum, setelah mengucapkan terima kasih, ia dan anaknya berjalan beriringan kembali ke danau tempat tinggal mereka di tepi hutan.
Sampai di danau, induk bebek dan anaknya yang tertinggal berkumpul denngan anak-anak bebek lainnya. Mereka segera tertidur pulas karena lelah setelah berjalan jauh.
***
Pagi masih berkabut, kodok berjalan terseok-seok menuju kolam tempat induk bebek berada. Induk bebek sendiri terkejut melihat keadaan kodok yang kelelahan.
“Astagfirullah. Kodok, kamu kenapa?”tanya induk bebek.
“Aku tadi berjalan dari tengah hutan. Tempat tinggalku sudah kering airnya. Banyak hewan yang malas ke danau dan mengambil air dari kolam. Apa aku boleh tinggal di sini sampai kolam tempat tinggalku airnya penuh lagi?” kata kodok dengan penuh harap.
Induk bebek tersenyum.
“Tentu saja boleh. Ini adalah tempat tinggal kita bersama. Kau boleh tinggal di sini kapan saja kau mau.”
“Kau baik sekali. Terima kasih sudah mengijinkanku tinggal di sini,”sahut kodok.
Akhirnya, katak, induk bebek dan anak-anaknya hidup berdampingan di danau tepi hutan. Mereka saling membantu dan saling menjaga satu sama lainnya. Bersama menjalani kehidupan dengan rukun dan tenteram.
Sumber fabel diolah dari:
jilbabbackpacker.blogspot.com
Tags: #contoh teks cerita fabel #contoh teks cerita fabel yang singkat #contoh teks cerita fabel beserta strukturnya #contoh cara menyusun teks cerita fabel #contoh cerita fabel pendek #contoh cerita fabel kancil dan buaya #contoh teks cerita sejarah #struktur teks cerita fabel #pengertian teks cerita fabel