Artikel Terbaru: |
loading...
Berita yang baik adalah berita yang lengkap informasinya, setidaknya menjawab pertanyaan 5W1H: What, where, when, who, why, how (ingat: kalau dilafalkan seperti bahasa Cina: wat wer wen, hu wai hau). Dalam B.Indonesia, lebih enak mengingatnya dengan membuat akronim: Adik Simba (Apa, DI mana, Kapan, SIapa, Mengapa, Bagaimana). Apa yang diberitakan, di mana, kapan, dan mengapa terjadi, siapa yang terlibat, dan bagaimana peristiwa itu terjadi.
Selain itu masih ada kata tanya yang lain (kata tanya turunan), misalnya berapa (diturunkan dari How, yaitu How much/ how many), dari mana (diturunkan dari Where, yaitu From where).
Berikut contoh berita yang disusun kembali berdasarkan 5W1H:
Sumber: kompas.com dan sindonews.com
Berita Lainnya:
Selain itu masih ada kata tanya yang lain (kata tanya turunan), misalnya berapa (diturunkan dari How, yaitu How much/ how many), dari mana (diturunkan dari Where, yaitu From where).
Berikut contoh berita yang disusun kembali berdasarkan 5W1H:
Apa, Di mana, Kapan
Helikopter milik TNI Angkatan Darat jenis Bell 412 EP dengan nomor HA 5171 yang jatuh di atas perkebunan di Kelurahan Kasiguncu, Kecamatan Poso Pesisi, Sulawesi Tengah, Minggu (20/3/2016). Helikopter itu jatuh dalam operasi Tinombala, yaitu operasi pemberantasan terorisme kelompok Santoso di Poso.
Siapa
Pihak TNI menyatakan, sebanyak 13 penumpang helikopter itu tewas. Korban tewas yang dirilis Mabes TNI, yakni Danrem 132/Tadulako Kol Inf Saiful Anwar, Mayor Inf Faqih, Kapten Dr. Yanto, Kolonel Inf Heri.
Kemudian, Kolonel Ontang, Prada Kiki, Letkol Cpm Tedy, Kapten Cpm Agung, Lettu Cpn Wiradi, Letda Cpn Tito, Sertu Bagus, Serda Karmin, dan Pratu Bangkit.
Meski menyatakan seluruh penumpang tewas, Mabes TNI menyebut salah satu korban, yakni Lettu Cpn Wiradi masih dalam pencarian.
"Saat ini Pangdam VII Wirabuana sedang pimpin pencarian dan evakuasi, karena masih ada satu korban Lettu Cpn Wiradi belum ditemukan, sementara 12 sudah ditemukan," ujar Tatang.
Ke-12 jenazah yang sudah ditemukan dibawa ke RS Bhayangkara Palu.
Mengapa
Untuk sementara ini, penyebab kecelakaan diduga karena faktor cuaca yang buruk.
Kepala Pusat Penerangan TNI Mayor Jenderal TNI Tatang Sulaiman menyatakan, saat helikopter itu jatuh, cuaca dalam kodisi hujan.
"Penyebab kecelakaan sementara diduga karena faktor cuaca. Cuaca di sana mendekati pendaratan di stadiun sepakbola di Poso itu dalam keadaan hujan," kata Tatang di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta, Minggu malam.
Bagaimana
Tatang menyatakan, helikopter itu berangkat dari Desa Napu menuju Poso sekitar pukul 17.20.
Namun, sekitar pukul 17.55, helikopter tersebut jatuh di atas perkebunan Kelurahan Kasiguncu, Kecamatan Poso Pesisi, Sulawesi Tengah.
Mabes TNI menyatakan, tim investigasi sedang dibentuk untuk mengungkap penyebab pasti jatuhnya helikopter tersebut.
Kecelakaan helikopter jenis Bell 412 milik TNI Angkatan Darat (AD) di Poso, Minggu 20 Maret 2016, diharapkan menjadi kecelakaan terakhir. Ke depan diharapkan tidak ada lagi pesawat atau helikopter milik TNI yang mengalami kecelakaan.
Ketua DPD Irman Gusman prihatin atas jatuhnya helikopter milik TNI AD di Poso, Sulawesi Tengah. Dia mengatakan, kecelakaan itu bukan yang pertama kali terjadi. Sebelumnya ada sejumlah helikopter dan pesawat milik TNI yang kecelakaan di beberapa daerah.
"Saya harap itu yang terakhir, saya kira ini soal maintenance tidak bisa dianggap biasa, ini menyangkut wibawa alat utama sistem persenjataan (alutsista)," kata Irman di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (21/3/2016).
Sumber: kompas.com dan sindonews.com
Berita Lainnya: