Artikel Terbaru: |
loading...
Rabu, 29 Juni 2011, sebuah perang bertajuk Perang Bintang ISL" siap digelar. Delapan belas pemain pilihan 7.624 fans via SMS sejak 23 Mei-19 Juni 2001 sudah siap menghadapi kampiun Liga Super Indonesia tahun ini, Persipura. Ke-18 pemain tersebut tergabung dalam tim All Star. Mereka terpilih dari 64 kandidat. Kiper Arema, Kurnia Meiga meraih suara terbanyak: 424 alias terfavorit di mata fans ISL.
Sebagai juara ISL musim 2010-11, Persipura Jayapura akan bertindak sebagai tuan rumah dan pertandingan akan berlangsung di Stadion Mandala, Jayapura.
"Ini merupakan Perang Bintang kedua dalam pelaksanaannya (Yang pertama ketika Arema Indonesia juara tahun lalu). Perang Bintang merupakan penanda berakhirnya ISL. Mereka merupakan pemain terbaik versi ISL yang dinilai berdasarkan sembilan kriteria yang ada. Jadi pemilihannya pun tidak sembarangan" kata Direktur PT Liga Indonesia, Joko Driyono dalam jumpa pers di Jakarta, Senin 20 Juni 2011.
(Sumber)
Berikut Daftar Pemain All Star ISL 2011
1. Kurnia Meiga (Arema)
2. Ferry Rotinsulu (Sriwijaya FC)
3. Claudiano Alves (Sriwijaya FC)
4. Edi Hafid (Pelita Jaya)
5. Muhamad Roby (Persisam Samarinda)
6. Gunawan Dwi Cahyo (Sriwijaya FC)
7. David Pagbe (Semen Padang)
8. Purwaka Yudi (Arema)
9. M Nasuha (Persija Jakarta)
10. Zulkifli Syukur (Arema)
11. Ahmad Bustomi (Arema)
12. M Ridwan (Sriwijaya)
13. Miljan Radovic (Persib Bandung)
14. Ronald Fagundes (Persisam Samarinda)
15. Bambang Pamungkas (Persija Jakarta)
16. Cristian Gonzales (Persib Bandung)
17. Aldo Baretto (Persiba Balikpapan)
18. Yongki Aribowo (Arema)
KETERANGAN: Yongki harusnya tidak terpilih, namun ia menggantikan posisi striker Pelita Jaya, Safee Sali yang harus membela tim nasional Malaysia.
Berkenaan dengan "perang" tersebut, saya berkesempatan mewawancarai pelatih kedua tim, Coach Jacksen dan Coach Nil Maizar.
Berikut wawancaranya:
Hhehehe.....
Dalam B.Indonesia, terkadang kita menemui kalimat yang 'tidak biasa'. Ya, kalimat berkonotasi (konotasi=kiasan). Kalimat yang seperti itu merupakan kalimat 'gaya' dan permainan bahasa dari penuturnya. Tidak bisa diartikan sebagaimana apa adanya, tapi harus dimaknai sebagai 'cara pengungkapan lain' dari pengungkapan biasa. Lebih keren 'kan kalau kita menyebut "bulan" dengan kata "sang dewi malam"? Atau lebih sopan "kupu-kupu malam" ketimbang "pelacur"? Atau yang ini "sogokan" diganti dengan "amplop"?
"Terlalu pagi untuk membicarakan..." maksudnya adalah "Terlalu cepat untuk membicarakan..."
Lebih lanjut, kalimat berkonotasi itu disebut juga majas (gaya bahasa).
Bersambung....