Artikel Terbaru: |
loading...
Kompas - Mata Pelajaran Bahasa Indonesia ternyata masih menjadi momok bagi sebagian siswa. Seperti yang diungkapkan oleh Mendiknas (Menteri Pendidikan Nasional) Mohammad Nuh, Rabu (1/6) di Jakarta, nilai rata-rata mata pelajaran Bahasa Indonesia 7,49. Nilai maksimum yang diraih siswa 9,90, sedangkan nilai terendah 0,80. ”Dibandingkan mata pelajaran lain, nilai rata-rata Bahasa Indonesia termasuk yang paling rendah,” sambungnya (Kompas).
Berbeda dengan Matematika yang notabene mata pelajaran eksakta (pasti), mata pelajaran Bahasa Indonesia memerlukan pemahaman soal yang mendalam. Rendahnya nilai pada mata pelajaran Bahasa Indonesia tersebut boleh jadi karena lemahnya kemampuan dalam membaca. Padahal, soal-soal Bahasa Indonesia umumnya diawali dengan soal berupa teks bacaan. Mustahil bagi yang pikirannya ngalor-ngidul, mampu mencerna dengan baik. Apalagi jika tidak sempurna pemahamannya akan sulit menentukan pilihan jawaban karena opsi yang tersedia tersebut mirip-mirip. Faktor lain yang menjadi penyebab adalah mungkin karena ketika mengerjakan soal-soal ujian tersebut, siswa melakukannya dengan terburu-buru waktu dan belum terbiasa membaca cepat. Apalagi Bahasa Indonesia selalu menjadi "menu pembuka" setiap Ujian Nasional dihelat. So pasti, demam panggung, dong.
Meski demikian, masih perlu adanya pemetaan alasan rendahnya nilai Bahasa Indonesia agar bisa dilakukan perbaikan materi soal, peningkatan kemampuan guru, atau perbaikan kurikulum.
Dan, buat pengunjung blog ini, semoga keberadaan blog ini cukup memberi andil mendongkrak nilai rata-rata Bahasa Indonesia. Semoga.