Artikel Terbaru: |
loading...
Sejarah FFI (Festival Film Indonesia) dan Pemenang Selama Dasawarsa Terakhir --> FFI pertama kali diselenggarakan pada 1955. Digagas oleh H. Djamaluddin Malik sebagai upaya menarik perhatian masyarakat bahwa kualitas film Indonesia tidak kalah baiknya dengan film asing. Dengan kata lain, tujuan penyelenggaraan FFI adalah menumbuhkan apresiasi terhadap film Indonesia dan mengevaluasi film produksi dalam negeri selama setahun.
Sejarah mencatat, penyelenggaraan FFI sepanjang 1973-1991 selalu menjadi pesta rakyat yang gegap gempita. Terutama FFI 1983-1985 yang digelar di berbagai daerah di luar Jakarta, sebagai strategi buat semakin mendekatkan artis dengan penontonnya. Penting juga dicatat bahwa dalam periode itu film-film Indonesia merajai bioskop yang tersebar sampai ke tingkat kecamatan. Puncaknya, pada 1990 tercatat ada 2.600 bioskop dengan 2.853 layar di seluruh Indonesia, dan jumlah penonton dalam setahun mencapai 312 juta.
Dominasi film Indonesia dan pada akhirnya juga kesakralan FFI sebagai barometer kreativitas dan estetika pun berakhir bersamaan dengan runtuhnya perfilman nasional. Sepanjang 1993-2003 nyaris tidak ada lagi film Indonesia di bioskop. Selama sepuluh tahun itu praktis aktivitas produksi film terhenti, bioskop satu per satu gulung tikar, dan citra film Indonesia di mata masyarakat semakin terpuruk akibat munculnya film-film beraroma seks dan mistik, yang masih dibuat oleh beberapa produser sebagai jalan pintas menyiasati kelesuan pasar. Akibatnya, mulai 1992 penyelenggaraan FFI juga terhenti karena tidak ada lagi film yang layak dinilai.
11 Desember 2004 harus dicatat sebagai hari bersejarah dalam industri perfilman Indonesia. Malam itu, di salah satu wahana Dunia Fantasi Ancol, FFI akhirnya diselenggarakan lagi. Film-film yang dinilai adalah produksi lima tahun terakhir (2000-2004). Yang sangat menarik, hampir seluruhnya dibuat oleh pekerja-pekerja film muda yang tidak memiliki kaitan dengan generasi FFI 1973-1991. FFI berikutnya (2005) bisa dianggap pembuktian atas kebangkitan kembali perfilman nasional. Tercatat 27 film mengikuti kompetisi tahun itu. Jumlah tersebut memperlihatkan peningkatan kuantitas yang menggembirakan karena dalam FFI 2004, yang diikuti film-film produksi 2000-2004, hanya diikuti 35 film. Tapi kebangkitan kembali FFI terganggu lagi, kali ini dengan insiden yang terjadi dalam FFI 2006. Penyebabnya, Film Terbaik Ekskul karya Nayato Fio Nuala digugat oleh kelompok pekerja film muda yang menamakan diri Masyarakat Film Indonesia (MFI), karena menggunakan musik jiplakan. Akhirnya, pada 22 Juni 2007 BBPN menganulir keputusan Dewan Juri dengan mencabut penghargaan untuk Ekskul dan Nayato Fio Nuala.
Berikut pemenang FFI dasawarsa terakhir:
FFI 2011
Sutradara Terbaik: Ifa Isfansyah (Sang Penari)
Film Terbaik: Sang Penari
Pemeran Utama Pria Terbaik: Emir Mahira (Rumah Tanpa Jendela)
Pemeran Wanita Utama Terbaik: Prisia Nasution (Sang Penari)
FFI 2010
Sutradara Terbaik: Benni Setiawan (3 Hati, 2 Dunia 1 Cinta)
Film Terbaik: 3 Hati, 2 Dunia 1 Cinta
Pemeran Utama Pria Terbaik: Reza Rahadian (3 Hati, 2 Dunia 1 Cinta)
Pemeran Wanita Utama Terbaik: Laura Basuki (3 Hati, 2 Dunia 1 Cinta)
FFI 2009
Sutradara Terbaik: Aria Kusumadewa (Identitas)
Film Terbaik: Identitas
Pemeran Utama Pria Terbaik: Tio Pakusadewo (Identitas)
Pemeran Wanita Utama Terbaik: Titi Sjuman (Mereka Bilang, Saya Monyet!)
FFI 2008
Sutradara Terbaik: Mouly Surya (fiksi)
Film Terbaik: fiksi
Pemeran Utama Pria Terbaik: Vino Bastian (Radit dan Jani)
Pemeran Wanita Utama Terbaik: Fahrani (Radit dan Jani)
FFI 2007
Sutradara Terbaik: Hanung Bramantyo (Mengejar Mas-Mas)
Film Terbaik: Nagabonar Jadi 2
Pemeran Utama Pria Terbaik: Deddy Mizwar (Nagabonar Jadi 2)
Pemeran Wanita Utama Terbaik: Dinna Olivia (Mengejar Mas-Mas)
FFI 2006
Sutradara Terbaik: Nayato Fio Nuala (Ekskul)
Film Terbaik: Ekskul
Pemeran Utama Pria Terbaik: Albert Fakdawer (Denias, Senandung di Atas Awan)
Pemeran Wanita Utama Terbaik: Maudy Ayunda (Untuk Rena)
FFI 2005
Sutradara Terbaik: Hanung Bramantyo (Brownies)
Film Terbaik: Gie
Pemeran Utama Pria Terbaik: Nicholas Saputra (Gie)
Pemeran Wanita Utama Terbaik: Marcella Zaliyanti (Brownies)
FFI 2004
Sutradara Terbaik: Rudi Soedjarwo (Ada Apa dengan Cinta?)
Film Terbaik: Arisan!
Pemeran Utama Pria Terbaik: Tora Sudiro (Arisan!)
Pemeran Wanita Utama Terbaik: Dian Sastrowardoyo (Ada Apa dengan Cinta?)
Selengkapnya, baca di: http://www.festivalfilmindonesia.org/tentang-ffi/sejarah-ffi/
Sejarah mencatat, penyelenggaraan FFI sepanjang 1973-1991 selalu menjadi pesta rakyat yang gegap gempita. Terutama FFI 1983-1985 yang digelar di berbagai daerah di luar Jakarta, sebagai strategi buat semakin mendekatkan artis dengan penontonnya. Penting juga dicatat bahwa dalam periode itu film-film Indonesia merajai bioskop yang tersebar sampai ke tingkat kecamatan. Puncaknya, pada 1990 tercatat ada 2.600 bioskop dengan 2.853 layar di seluruh Indonesia, dan jumlah penonton dalam setahun mencapai 312 juta.
Dominasi film Indonesia dan pada akhirnya juga kesakralan FFI sebagai barometer kreativitas dan estetika pun berakhir bersamaan dengan runtuhnya perfilman nasional. Sepanjang 1993-2003 nyaris tidak ada lagi film Indonesia di bioskop. Selama sepuluh tahun itu praktis aktivitas produksi film terhenti, bioskop satu per satu gulung tikar, dan citra film Indonesia di mata masyarakat semakin terpuruk akibat munculnya film-film beraroma seks dan mistik, yang masih dibuat oleh beberapa produser sebagai jalan pintas menyiasati kelesuan pasar. Akibatnya, mulai 1992 penyelenggaraan FFI juga terhenti karena tidak ada lagi film yang layak dinilai.
11 Desember 2004 harus dicatat sebagai hari bersejarah dalam industri perfilman Indonesia. Malam itu, di salah satu wahana Dunia Fantasi Ancol, FFI akhirnya diselenggarakan lagi. Film-film yang dinilai adalah produksi lima tahun terakhir (2000-2004). Yang sangat menarik, hampir seluruhnya dibuat oleh pekerja-pekerja film muda yang tidak memiliki kaitan dengan generasi FFI 1973-1991. FFI berikutnya (2005) bisa dianggap pembuktian atas kebangkitan kembali perfilman nasional. Tercatat 27 film mengikuti kompetisi tahun itu. Jumlah tersebut memperlihatkan peningkatan kuantitas yang menggembirakan karena dalam FFI 2004, yang diikuti film-film produksi 2000-2004, hanya diikuti 35 film. Tapi kebangkitan kembali FFI terganggu lagi, kali ini dengan insiden yang terjadi dalam FFI 2006. Penyebabnya, Film Terbaik Ekskul karya Nayato Fio Nuala digugat oleh kelompok pekerja film muda yang menamakan diri Masyarakat Film Indonesia (MFI), karena menggunakan musik jiplakan. Akhirnya, pada 22 Juni 2007 BBPN menganulir keputusan Dewan Juri dengan mencabut penghargaan untuk Ekskul dan Nayato Fio Nuala.
Berikut pemenang FFI dasawarsa terakhir:
FFI 2011
Sutradara Terbaik: Ifa Isfansyah (Sang Penari)
Film Terbaik: Sang Penari
Pemeran Utama Pria Terbaik: Emir Mahira (Rumah Tanpa Jendela)
Pemeran Wanita Utama Terbaik: Prisia Nasution (Sang Penari)
FFI 2010
Sutradara Terbaik: Benni Setiawan (3 Hati, 2 Dunia 1 Cinta)
Film Terbaik: 3 Hati, 2 Dunia 1 Cinta
Pemeran Utama Pria Terbaik: Reza Rahadian (3 Hati, 2 Dunia 1 Cinta)
Pemeran Wanita Utama Terbaik: Laura Basuki (3 Hati, 2 Dunia 1 Cinta)
FFI 2009
Sutradara Terbaik: Aria Kusumadewa (Identitas)
Film Terbaik: Identitas
Pemeran Utama Pria Terbaik: Tio Pakusadewo (Identitas)
Pemeran Wanita Utama Terbaik: Titi Sjuman (Mereka Bilang, Saya Monyet!)
FFI 2008
Sutradara Terbaik: Mouly Surya (fiksi)
Film Terbaik: fiksi
Pemeran Utama Pria Terbaik: Vino Bastian (Radit dan Jani)
Pemeran Wanita Utama Terbaik: Fahrani (Radit dan Jani)
FFI 2007
Sutradara Terbaik: Hanung Bramantyo (Mengejar Mas-Mas)
Film Terbaik: Nagabonar Jadi 2
Pemeran Utama Pria Terbaik: Deddy Mizwar (Nagabonar Jadi 2)
Pemeran Wanita Utama Terbaik: Dinna Olivia (Mengejar Mas-Mas)
FFI 2006
Sutradara Terbaik: Nayato Fio Nuala (Ekskul)
Film Terbaik: Ekskul
Pemeran Utama Pria Terbaik: Albert Fakdawer (Denias, Senandung di Atas Awan)
Pemeran Wanita Utama Terbaik: Maudy Ayunda (Untuk Rena)
FFI 2005
Sutradara Terbaik: Hanung Bramantyo (Brownies)
Film Terbaik: Gie
Pemeran Utama Pria Terbaik: Nicholas Saputra (Gie)
Pemeran Wanita Utama Terbaik: Marcella Zaliyanti (Brownies)
FFI 2004
Sutradara Terbaik: Rudi Soedjarwo (Ada Apa dengan Cinta?)
Film Terbaik: Arisan!
Pemeran Utama Pria Terbaik: Tora Sudiro (Arisan!)
Pemeran Wanita Utama Terbaik: Dian Sastrowardoyo (Ada Apa dengan Cinta?)
Selengkapnya, baca di: http://www.festivalfilmindonesia.org/tentang-ffi/sejarah-ffi/