Artikel Terbaru: |
loading...
Sepertiga Guru (Guru Terbaik) Harus Disiapkan Hadapi Kurikulum Baru-- REPUBLIKA.CO.ID
SEMARANG--Pakar pendidikan yang juga Rektor Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) PGRI Semarang Muhdi mengingatkan pentingnya guru sebagai pelaksana kurikulum disiapkan untuk perubahan kurikulum.
"Guru kan kunci pelaksana kurikulum. Kaitannya, terutama pada perubahan 'mindset', dari sebelumnya hanya mementingkan aspek kognitif, ke depan harus mencakup aspek afektif dan psikomotorik," katanya.
Ia menjelaskan bahwa penerapan kurikulum baru membutuhkan kesiapan setidaknya sepertiga dari total jumlah guru, sementara pemerintah sedianya hanya menyiapkan kurang dari 400 ribu guru untuk penerapan kurikulum baru.
"Total guru di Indonesia mencapai 2,9 juta orang. Kalau hanya jumlah itu yang disiapkan, ya, kurang sebab setidaknya sepertiga dari total guru harus disiapkan menghadapi kurikulum baru," kata Muhdi.
KUDUS--Sejumlah guru terbaik di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, akan ditunjuk untuk mengikuti pelatihan penerapan kurikulum 2013, kata Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Kudus Sudjatmiko.
"Saat ini kami masih menginventarisasi sejumlah guru yang berkualitas untuk dikirimkan ke provinsi guna dipilih 10 guru atau 12 guru terbaik," ujarnya di Kudus.
Ia mengatakan, jumlah guru yang akan diikutkan dalam pelatihan dalam penerapan kurikulum 2013 disesuaikan dengan rasio pemetaan lokasi.
Selain itu, kata dia, jumlah guru yang akan dipilih juga menjadi kewenangan provinsi, sedangkan daerah hanya mengirimkan guru terbaiknya untuk diikutkan dalam proses seleksi di daerah tersebut.
Nantinya, kata dia, guru yang mengikuti pelatihan tersebut akan ditunjuk menjadi tim fasilitator dalam penerapan kurikulum 2013 di daerahnya masing-masing.
"Secara umum, kami juga akan mensosialisasikan kurikulum 2013 sebelum terbentuk tim khusus untuk sosialisasi kurikulum terbaru tersebut," ujarnya.
Hasil sosialisasi yang pernah diikuti sebelumnya, kata dia, kurikulum 2013 merivisi kondisi-kondisi yang dianggap tidak efektif pada kurikulum sebelumnya.
Di antaranya, kata dia, terkait dengan analisis kurikulum yang dilakukan para guru dianggap cukup menyita waktu. Selain itu, kata dia, guru juga masih disibukkan dalam penyusunan silabus maupun bahan pembelajaran.
Untuk itu, kata dia, pada kurikulum terbaru nantinya, guru hanya berkonsetrasi untuk penyusunan bahan pembelajaran karen silabusnya sudah dipandu oleh pusat.
Penerapan kurikulum 2013, katanya, turut memudahkan sekolah dalam hal mencari buku referensi, karena Pemerintah Pusat sudah menyiapkan buku referensinya. "Kurikulum terbaru nantinya juga tetap mengakomodasi muatan lokal dan tidak akan dihilangkan," ujarnya.
SEMARANG--Pakar pendidikan yang juga Rektor Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) PGRI Semarang Muhdi mengingatkan pentingnya guru sebagai pelaksana kurikulum disiapkan untuk perubahan kurikulum.
"Guru kan kunci pelaksana kurikulum. Kaitannya, terutama pada perubahan 'mindset', dari sebelumnya hanya mementingkan aspek kognitif, ke depan harus mencakup aspek afektif dan psikomotorik," katanya.
Ia menjelaskan bahwa penerapan kurikulum baru membutuhkan kesiapan setidaknya sepertiga dari total jumlah guru, sementara pemerintah sedianya hanya menyiapkan kurang dari 400 ribu guru untuk penerapan kurikulum baru.
"Total guru di Indonesia mencapai 2,9 juta orang. Kalau hanya jumlah itu yang disiapkan, ya, kurang sebab setidaknya sepertiga dari total guru harus disiapkan menghadapi kurikulum baru," kata Muhdi.
KUDUS--Sejumlah guru terbaik di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, akan ditunjuk untuk mengikuti pelatihan penerapan kurikulum 2013, kata Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Kudus Sudjatmiko.
"Saat ini kami masih menginventarisasi sejumlah guru yang berkualitas untuk dikirimkan ke provinsi guna dipilih 10 guru atau 12 guru terbaik," ujarnya di Kudus.
Ia mengatakan, jumlah guru yang akan diikutkan dalam pelatihan dalam penerapan kurikulum 2013 disesuaikan dengan rasio pemetaan lokasi.
Selain itu, kata dia, jumlah guru yang akan dipilih juga menjadi kewenangan provinsi, sedangkan daerah hanya mengirimkan guru terbaiknya untuk diikutkan dalam proses seleksi di daerah tersebut.
Nantinya, kata dia, guru yang mengikuti pelatihan tersebut akan ditunjuk menjadi tim fasilitator dalam penerapan kurikulum 2013 di daerahnya masing-masing.
"Secara umum, kami juga akan mensosialisasikan kurikulum 2013 sebelum terbentuk tim khusus untuk sosialisasi kurikulum terbaru tersebut," ujarnya.
Hasil sosialisasi yang pernah diikuti sebelumnya, kata dia, kurikulum 2013 merivisi kondisi-kondisi yang dianggap tidak efektif pada kurikulum sebelumnya.
Di antaranya, kata dia, terkait dengan analisis kurikulum yang dilakukan para guru dianggap cukup menyita waktu. Selain itu, kata dia, guru juga masih disibukkan dalam penyusunan silabus maupun bahan pembelajaran.
Untuk itu, kata dia, pada kurikulum terbaru nantinya, guru hanya berkonsetrasi untuk penyusunan bahan pembelajaran karen silabusnya sudah dipandu oleh pusat.
Penerapan kurikulum 2013, katanya, turut memudahkan sekolah dalam hal mencari buku referensi, karena Pemerintah Pusat sudah menyiapkan buku referensinya. "Kurikulum terbaru nantinya juga tetap mengakomodasi muatan lokal dan tidak akan dihilangkan," ujarnya.