loading...

Contoh Pengembangan Paragraf dengan Pola Tidak Bergerak/Statis dan Pola Bergerak

Artikel Terbaru:
loading...

Contoh Pengembangan Paragraf dengan Pola Tidak Bergerak/Statis dan Pola Bergerak---
Pola pengembangan pragraf dengan pola tidak bergerak/statis dan pola bergerak memiliki perbedaan yang signifikan karena dalam titik pandangan pola tidak bergerak/ (statis) semua benda dalam sebuah tempat berada dalam keadaan diam, tidak mengalami perubahan.
Tetapi, pola bergerak menunjukkan perbedaan dari waktu ke waktu sesuai dengan perubahan jarak yang terjadi. Dalam pola bergerak ini dapat dimasukkan pula variasi berupa deskripsi atas dua tempat atau bagian yang diperbandingkan satu sama lain.

Berikut kutipan contoh pengembangan paragraf dengan pola tidak bergerak/statis dan pola bergerak.

Kutipan 1:

Di ujung selatan rumah sakit ini ada dua gedung panjang membujur beratapkan seng. Sebelum orang masuk ke dalamnya, tampak tergantung papan tulis yang minta perhatian kita: “Anak umur 16 tahun ke bawah tidak boleh masuk!” Jadi tempat ini amat berbahaya, sebab di halaman berhamburan terbang kuman-kuman tbc yang dinamakan basil Koch itu. Dan basil itu bisa masuk ke tubuh orang. Oleh karena itu, akan selalu kita lihat orang yang sedikit mengerti, menutup hidungnya dengan saputangan dan juru rawatnya memakai topeng masker dan kain putih yang sudah steril.
Di depan kedua gedung ini tampak ada sebuah gedung pula. Bila saudara harus melaluinya, karena harus menjenguk wanita atau para juru rawat di asrama wanita, saudara mesti juga menutup hidung sebab bau tai yang sudah kering.
Ini jalan ke asrama putri, jadi dengan kata lain, asrama itu letaknya sejajar dengan kedua ruang itu. Akh, supaya jangan mengerikan kita sebut saja kedua ruang tbc itu X dan ruang XI menurut urut-urutannya, jadi letaknya di daerah berbahaya. Kemungkinan terjangkit menurut pikiran yang logis sangat besar, tapi rupanya para perawat sudah kebal – immun – lagi (sih!) mereka telah di atas 16 tahun.
Dan Ave Maria atau Santa Lucia, nyanyi-nyanyi gereja kudus itu selalu dapat didengar di kamar mandi bersama-sama lagu-lagu cinta asrama: bagus, di mana-mana mereka selalu ingat. Asrama putri itu di sebelah selatan – sedang di sebelah utara R - X saudara lihat sebuah los besar beratapkan genteng, tem-pat orang-orang tbc beristirahat dari pukul 8 sampai pukul 10.30 tiap pagi, dua setengah jam berbaring telentang, bernafas dengan perut, tidak boleh pikir apa-apa, dan yang lebih celaka lagi, bila orang ingin lekas sembuh, selama dua setengah jam tidak boleh tidur! Ringan tapi berat.....”

Kutipan 2:

“Mulai keluar dari Selat Madura, perahu berlayar dengan tenang. Jika kita memandang ke sebelah kiri, pemandangan kita lepas ke daratan Pulau Jawa, dan ke sebelah kanan, pandangan kita tertumbuk ke pantai Pulau Madura. Di sana-sini kelihatan kaki bukit yang keputih-putihan, tanah kapur yang tidak ditumbuhi tanam-tanaman. Kami berlayar antara dua pantai yang agak berlainan keadaannya. Gunung-gunung di pantai Pulau Jawa yang hijau dan lebih subur itu berdiri dengan tenang seakan-akan memandang dengan sayu ke laut.
Sehari semalam lepas dari Gresik barulah kami masuk ke laut Jawa. Belum jauh dari selat Madura, ombak sudah mulai besar. Beberapa lamanya kami mendapat angin barat, perahu kami seakan-akan didorong dari belakang. Sepanjang jalan kami banyak berjumpa dengan sampan-sampan penangkap ikan atau perahu- perahu Madura yang berlayar dari tempat-tempat yang dekat.
Saya berangkat dalam musim pancaroba atau musim pergantian angin barat dan angin timur. Dalam musim yang semacam itu datang angin tidak tetap, antara sebentar berkisar. Maka, kedengaranlah suara nakhoda memberi perintah kepada anak buahnya untuk menukar letak layar, karena arah angin berubah-ubah. Saya merasakan perahu amat oleng, selain ombak besar jalan perahu sudah mulai mengambil haluan ke kanan kemudian ke kiri. Tak ubahnya seperti jalan seekor ular yang berbelit-belit, berputar-putar di air. Jalan perahu semacam itu menggergaji namanya.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...