Artikel Terbaru: |
loading...
Dokter Haslinda termasuk roman perjuangan. Roman ini karya Rivai Marlaut yang diterbitkan pertama kali pada tahun 1950.Pada suatu hari seorang pemuda pejuang bernama Johan sedang melintasi suatu jalan. Ketika itu ia melihat seorang wanita yang akan dianiaya oleh serdadu Gupka, ia pun menolongnya sehingga si wanita yang bernama Empok Linah itu terbebas dari marabahaya yang menimpa dirinya. Sebagai ungkapan terima kasihnya, wanita itu meminta Johan untuk mengizinkannya bekerja di markasnya. Johan pun menyetujuinya, tetapi setiap ia melihat wajah wanita itu, ia teringat pada raut muka seseorang. Rambutnya yang pendek dan tahi lalat di atas matanya mengingatkan dirinya pada dr. Haslinda. Hingga pada suatu hari, ia merasa yakin bahwa wanita itu adalah dr. Haslinda, namun ia tidak berani menanyakannya langsung kepada Empok Linah.
Johan berusaha mencari jalan untuk mengetahui kebenaran dugaannya itu hingga ia menemukan suatu cara yang dianggap paling tepat. Ia langsung menuduh Empok Linah sebagai mata-mata. Tuduhan itu membuat Empok Linah sangat marah dan ia mengakui dirinya sebagai dr. Hasninda. Bahkan, ia bermaksud bunuh diri, namun hal itu dapat dicegah oleh Johan. Setelah kejadian itu, Empok Linah keluar dari markas. Namun, ia tetap mengobati korban-korban perang. Dr. Haslinda sebenarnya memiliki tunangan seorang dokter di Semarang yang bernama dr. Maslam. Namun, ketika terjadi perang revolusi, semua alat-alat kedokterannya hangus terbakar, sehingga tunangannya itu memutuskan untuk menjadi tentara dengan pangkat mayor. Hal itu ditentang oleh dr. Haslinda karena ia masih membutuhkan tenaganya. Ia juga menegaskan bahwa pangkat mayor itu hanya digunakan untuk korupsi sebesar-besarnya dan bukan untuk membela negara. Ia semakin yakin dengan dugaannya ketika tunangannya menjanjikan akan memberikan kehidupan mewah bagi dirinya. Namun, semua itu ditolak oleh dr. Haslinda karena ia tidak mau menerima harta yang diperoleh dari jalan vang tidak halal.
Johan dan markasnya diperintahkan oleh atasannya untuk mundur ke garis belakang. Mereka pun hijrah ke kota Yogyakarta. Di kota ini, Johan bertemu kembali dengan dr. Haslinda. Wanita itu mengusulkan agar Johan tinggal di paviliun miliknya. Ia juga memberikan pakaian dan segala perlengkapan kepada Johan.
Pada suatu hari dr. Haslinda mengajak Johan ke Malioboro sambil mengantarnya bercukur. Namun, tanpa disangka-sangka, rnereka bertemu dengan dr. Maslan sehingga terjadi perkelahian antara Johan dengan dr. Maslan. Bahkan, dengan sombongnya, dr. Maslan menyatakan bahwa ia akan menikahi dr. Haslinda. Melihat keadaan dr. Maslan yang sudah tak berdaya, dr. Haslinda berupaya menghentikan pertengkaran itu. Namun, karena muak atas kesombongan dr. Maslam, Johan bukannya menghentikan perkelahian itu, ia bahkan memukulnva. Untunglah dr. Haslinda berhasil melerai sehingga dr. Maslan selamat dari kematian. Dr. Haslinda kembali mengingatkan tunangannva agar ia tetap menjadi dokter dan tidak tergiur oleh harta yang tidak halal dengan menjadi mayor. Namun, dr. Maslam tidak mau menghentikan niatnya sehingga dr. Haslinda membencinya dan ia memutuskan untuk menjadikan Johan sebagai pendamping hidupnya.