Artikel Terbaru: |
loading...
Resume Legenda "Gunung Tangkuban Perahu"---
Cerita ini dimulai dari Sangkuriang yang pergi meninggalkan ibunya karena kepalanya dipukul dengan centong (alat penyendok nasi). Ia pergi ke arah timur dengan harapan tiada akan jumpa lagi dengan ibunya.
Dalam mengembara itu, Sangkuriang berguru kepada siapa saja yang dianggapnya sakti. Akhirnya, Sangkuriang menjadi seorang pemuda perkasa. Setelah lama berkelana tanpa disadarinya Sangkuriang telah sampai di tempat semula. Ia bertemu dengan seorang wanita muda cantik. Sangkuriang jatuh cinta dan ternyata wanita tersebut tidak bertepuk sebelah tangan.
Pada suatu hari, ketika mereka berdua sedang santai dengan tidak disengaja wanita tersebut (Dayang sumbi) melihat bekas luka di kepala. Ketika ditanya Sangkuriang menjawab bahwa itu bekas luka karena dipukul ibunya dengan centong. Dayang Sumbi menjadi yakin bahwa pemuda itu tiada lain adalah anak kandungnya sendiri. Dayang Sumbi berniat menolak Sangkuriang, tetapi tidak berani. Sebaliknya, menerima pun ia takut.
Untuk menolak secara halus Dayang Sumbi minta dibuatkan sebuah telaga lengkap dengan perahu dalam semalam. Sangkuriang mengerahkan para siluman membantunya. Menjelang fajar telaga dan perahunya hampir selesai. Dayang Sumbi takut. Ia menumbuk padi dan menyalakan banyak obor sehingga ayam jantan pada berkokok. Sangkuriang mengira fajar menyingsing dan Sangkuriang kesal. Perahu yang hampir jadi ditendang jatuh tengkurap serta menimbulkan gelombang besar. Telaga jebol. Perahu menjadi bukit yang oleh orang-orang sekitarnya diberi nama Gunung Tangkuban perahu.
Image: Google
Cerita ini dimulai dari Sangkuriang yang pergi meninggalkan ibunya karena kepalanya dipukul dengan centong (alat penyendok nasi). Ia pergi ke arah timur dengan harapan tiada akan jumpa lagi dengan ibunya.
Dalam mengembara itu, Sangkuriang berguru kepada siapa saja yang dianggapnya sakti. Akhirnya, Sangkuriang menjadi seorang pemuda perkasa. Setelah lama berkelana tanpa disadarinya Sangkuriang telah sampai di tempat semula. Ia bertemu dengan seorang wanita muda cantik. Sangkuriang jatuh cinta dan ternyata wanita tersebut tidak bertepuk sebelah tangan.
Pada suatu hari, ketika mereka berdua sedang santai dengan tidak disengaja wanita tersebut (Dayang sumbi) melihat bekas luka di kepala. Ketika ditanya Sangkuriang menjawab bahwa itu bekas luka karena dipukul ibunya dengan centong. Dayang Sumbi menjadi yakin bahwa pemuda itu tiada lain adalah anak kandungnya sendiri. Dayang Sumbi berniat menolak Sangkuriang, tetapi tidak berani. Sebaliknya, menerima pun ia takut.
Untuk menolak secara halus Dayang Sumbi minta dibuatkan sebuah telaga lengkap dengan perahu dalam semalam. Sangkuriang mengerahkan para siluman membantunya. Menjelang fajar telaga dan perahunya hampir selesai. Dayang Sumbi takut. Ia menumbuk padi dan menyalakan banyak obor sehingga ayam jantan pada berkokok. Sangkuriang mengira fajar menyingsing dan Sangkuriang kesal. Perahu yang hampir jadi ditendang jatuh tengkurap serta menimbulkan gelombang besar. Telaga jebol. Perahu menjadi bukit yang oleh orang-orang sekitarnya diberi nama Gunung Tangkuban perahu.
Image: Google