Artikel Terbaru: |
loading...
Berita yang baik adalah berita yang lengkap informasinya, setidaknya bisa menjawab pertanyaan 5W1H. 5W1H merupakan kependekan dari What, where, when, who, why, how (ingat: kalau dilafalkan seperti bahasa Cina: wat wer wen, hu wai hau). Dalam B.Indonesia, lebih enak mengingatnya dengan membuat akronim: Adik Simba (Apa, DI mana, Kapan, SIapa, Mengapa, Bagaimana). Apa yang diberitakan, di mana, kapan, dan mengapa terjadi, siapa yang terlibat, dan bagaimana peristiwa itu terjadi.
Selain itu masih ada kata tanya yang lain (kata tanya turunan), misalnya berapa (diturunkan dari How, yaitu How much/ how many), dari mana (diturunkan dari Where, yaitu From where).
Berikut contoh berita yang disusun berdasarkan 5W1H:
Selain itu masih ada kata tanya yang lain (kata tanya turunan), misalnya berapa (diturunkan dari How, yaitu How much/ how many), dari mana (diturunkan dari Where, yaitu From where).
Berikut contoh berita yang disusun berdasarkan 5W1H:
Apa, Kapan, dan SiapaReferensi berita: Detik
Pemerintah Amerika Serikat (AS) mengeluarkan peringatan terkait pencemaran bakteri mematikan pada apel yang diproduksi di negaranya. Bakteri berbahaya itu bernama Listeria monocytogenes. Hingga 10 Januari, dilaporkan ada sedikitnya 3 kasus kematian terkait pencemaran tersebut.
Listeriosis merupakan infeksi yang disebabkan oleh bakteri Listeria monocytogenes. Umumnya ditularkan lewat makanan yang terkontaminasi. Infeksi ini merupakan penyebab kematian terbanyak nomor 3 pada kasus keracunan makanan.
Di mana dan Mengapa
The Centers for Disease Control and Prevention (CDC) melaporkan total ada 32 orang di 11 negara bagian AS terinfeksi bakteri. Dilaporkan pula, 31 orang dirawat di rumah sakit dan 7 meninggal. Tiga kasus kematian dipastikan terkait bakteri Listeria monocytogenes.
Bagaimana
Terkait kasus pencemaran itu pula, sebuah perusahaan asal California, Bidart Bros menarik produk-produknya yakni apel Granny Smith dan Gala. Produk-produk tersebut cukup populer di berbagai negara, termasuk di Indonesia.
Lansia dan ibu hamil termasuk kelompok paling rentan terhadap infeksi bakteri ini. Kelompok lain yang juga perlu waspada adalah bayi baru lahir, serta orang dewasa dengan gangguan daya tahan tubuh.
Sebagian besar orang yang terinfeksi Listeria membutuhkan perawatan di rumah sakit. Diperkirakan 1 dari 5 orang yang terinfeksi, meninggal dunia. Tidak salah jika CDC menempatkan infeksi ini sebagai penyebab kematian terbanyak nomor 3 akibat keracunan makanan
Bakteri Listeria hidup di tanah dan air, namun sering ditemukan pula pada beberapa binatang terutama ternak. Susu mentah dan makanan yang dibuat dari susu mentah bisa menularkannya. Begitu pula dengan makanan dari sayur-sayuran atau buah yang tidak dimasak.
Bakteri ini bisa tumbuh di suhu dingin, sehingga tidak mati dalam penyimpanan di lemari pendingin. Hanya suhu panas saat dimasak yang bisa membunuhnya. Untuk produk susu, paterurisasi juga bisa mematikannya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kemenkes, dr HM Subuh, MPPM mengatakan pencegahan secara total sulit dilakukan. Namun infeksi bakteri Listeria monocytogenes penyebab listeriosis bisa dihindari dengan menerapkan beberapa langkah sebagai berikut:
1. Bilas bahan mentah dengan air mengalir, seperti buah-buahan dan sayuran, sebelum dimakan, dipotong, atau dimasak. Bahkan jika hasil tersebut sudah dikupas, tetap harus dicuci terlebih dahulu.
2. Menggosok produk hasil pertanian, seperti melon dan mentimun, dengan menggunakan sikat bersih sebelum disimpan, dan keringkan produk dengan kain bersih atau kertas.
3. Pisahkan daging mentah dan unggas dari sayuran, makanan matang, dan makanan siap saji.
4. Cuci peralatan masak, berupa alat atau alas pemotong, yang telah digunakan untuk daging mentah, unggas, produk-produk hewani sebelum digunakan pada produk makanan lainnya.
5. Cuci tangan menggunakan sabun sebelum mengolah makanan, dan saat akan makan.
"Pencegahan secara total mungkin tidak dapat dilakukan. Namun makanan yang dimasak, dipanaskan, dan disimpan dengan benar umumnya aman dikonsumsi karena bakteri ini akan mati pada temperatur 75 derajat celcius," papar Subuh.