Artikel Terbaru: |
loading...
Era modernisasi akibat perubahan teknologi yang sangat pesat membuat para guru dituntut juga untuk paham perkembangan teknologi tersebut. Pasalnya, saat ini siswa sudah sangat akrab dengan teknologi, mulai dari anak usia taman kanak-kanak hingga mahasiswa di perguruan tinggi.
"Mereka sudah sangat akrab dengan teknologi gadget. Bahkan dengan kemudahan tekhnogi yang ada memungkinkan mereka mengunduh segala macam pengetahuan," kata Guru besar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Prof. Dr. Nunuk Suryani, belum lama ini.
Nunuk menyarankan, para pendidik mengubah pola pembelajaran. Sebaiknya mereka tidak mempertahankan pola pengajaran yang konservatif.
"Cara pembelajaran sebelumnya tidaklah buruk. Namun jika mereka (guru) tidak meng-update teknologi, bisa dipastikan akan jauh tertinggal," imbuhnya.
Guru besar dengan keahlian teknologi pembelajaran sejarah itu juga menyoroti pelajaran sejarah. Dia mengakui, dulu pelajaran sejarah sering dianggap membosankan dan tidak menarik bagi sebagian murid karena menggunakan media yang terbatas dan seadanya.
"Namun dengan mengaplikasikan teknologi informatika, pelajaran sejarah jadi menarik," lanjutnya.
Salah satu contoh pembelajaran melalui teknologi adalah siswa tidak perlu dibawa ke sumber-sumber sejarah langsung ke lokasinya. Semisal seputar keberadaan candi, prasasti, buku kuno. Obyek sejarah bisa dipelajari di dalam ruang kelas dalam bentuk audiovisual yang menggunakan teknologi. Media film juga bisa digunakan untuk mengajarkan bahwa sejarah bukan hanya fakta, tetapi juga tata nilai.
"Sejarah bagi suatu bangsa, lanjut Nunuk, merupakan hal penting yang mampu memupuk rasa nasionalisme. Sedangkan mata pelajaran sejarah bagi suatu bangsa sangat penting untuk menggugah kesadaran nasionalisme tersebut," tukasnya.
Sumber: okezone.com
"Mereka sudah sangat akrab dengan teknologi gadget. Bahkan dengan kemudahan tekhnogi yang ada memungkinkan mereka mengunduh segala macam pengetahuan," kata Guru besar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Prof. Dr. Nunuk Suryani, belum lama ini.
Nunuk menyarankan, para pendidik mengubah pola pembelajaran. Sebaiknya mereka tidak mempertahankan pola pengajaran yang konservatif.
"Cara pembelajaran sebelumnya tidaklah buruk. Namun jika mereka (guru) tidak meng-update teknologi, bisa dipastikan akan jauh tertinggal," imbuhnya.
Guru besar dengan keahlian teknologi pembelajaran sejarah itu juga menyoroti pelajaran sejarah. Dia mengakui, dulu pelajaran sejarah sering dianggap membosankan dan tidak menarik bagi sebagian murid karena menggunakan media yang terbatas dan seadanya.
"Namun dengan mengaplikasikan teknologi informatika, pelajaran sejarah jadi menarik," lanjutnya.
Salah satu contoh pembelajaran melalui teknologi adalah siswa tidak perlu dibawa ke sumber-sumber sejarah langsung ke lokasinya. Semisal seputar keberadaan candi, prasasti, buku kuno. Obyek sejarah bisa dipelajari di dalam ruang kelas dalam bentuk audiovisual yang menggunakan teknologi. Media film juga bisa digunakan untuk mengajarkan bahwa sejarah bukan hanya fakta, tetapi juga tata nilai.
"Sejarah bagi suatu bangsa, lanjut Nunuk, merupakan hal penting yang mampu memupuk rasa nasionalisme. Sedangkan mata pelajaran sejarah bagi suatu bangsa sangat penting untuk menggugah kesadaran nasionalisme tersebut," tukasnya.
Sumber: okezone.com