Artikel Terbaru: |
loading...
Sinopsis Neraka Dunia, Karya Nur Sutan Iskandar Tahun 1934---
Makin hari Akhmad Salam terperosok jurang nista semakin dalam. Setiap malam bersama Aladin dihabiskan waktu dan uangnya di tempat-tempat mesum, memburu kenikmatan bersama perempuan-perempuan jalang. Hampir seluruh tempat mesum dan hotel-hotel yang mnyediakan bunga sedap malam didatangi Akhmad Salam. HIngga pada suatu hari Akhmad Salam merasakan ada perubahan pada tubuhnya. Di seluruh tubunya timbul bintik-bintik dan gatal. Bandannya lemah, panas dingin dan sakit-sakitan. Ia dijangkiti penyakit sipilis.
Temannya Aladin menderita sipilis berat dan dirawat di CBZ. Karena otaknya sudah miring, ia terpaksa dikirimkan ke Lawang dan mati di sana.
Akhmad Salam merasa dirinya dijangkiti penyakit kotor itu, tetapi malu berterus terang pada orang lain termasuk kepada dokter. Secara diam-diam ia pergi berobat ke dukun. Kata dukun, Akhmad Salam dijangkiti penyakit Surabayam, alias rajasinga.
Akhmad Salam yang merasa dirinya sudah sembuh berkat dukun itu, segera pulang ke Jakarta. Berhubung kedua orangtuanya hendak berangkat naik hai ke Mekah, perusahaan kayu Usaha Kita diserahkan sepenuhnya kepada Akhmad Salam. Di bawah pimpinannya, perusahaan milik ayahnya mendapat kemajuan pesat.
Pada suatu hari, Akhmad Salam bertemu dengan sahabat lamanya, Rusli. Ia diajak berkunjung ke rumah Aisyah, puteri R.Akh. Mansur, padahal Akhmad Salam sebenarnya mempunyai kekasih bernama Yeti, seorang primadona pada suatu grup sandiwara. Pertemuannya dengan Aisyah membuat Akhmad Salam tergetar hatinya. Ia jatuh cinta kepada gadis itu, dan ternyata mendapat sambutan baik dari Aisyah.
Dalam acara Pertemuan Pemuda, Akhmad Salam kembali berjumpa Aisyah. Akhmad Salam tak lagi mempedulikan Yeti yang saat itu sedang berada di pentas memainkan sandiwara Sabai nan Aluih. Dengan persetujuan kedua orangtua mereka, akhirnya Akhmad Salam dan Aisyah menikah dan tinggal di rumah sendiri yang terletak di Jalan Tangkuban Perahu.
Saat itu kandungan Aisyah menginjak umur tujuh bulan. Ia merasakan adanya kelainan-kelainan pada dirinya. Tubuhnya yang semula tegar tampak berubah kurus kering dan sering sakit-sakitan. Rambutnya yang dulu lebat mulai rontok. Ia mengeluh pada suaminya, mengadukan penderitaannya. Mendapat pengaduan Aisyah yang memelas, Akhmad Salam hanya merenung diam. Ia sadar atas segala perbuatannya di masa lampau yang membuahkan penyakit kotor dalam dirinya. Kini penyakit itu telah menular pada istri yang sangat dicintainya dan sedang mengandung itu. Akhmad Salam menyesal tidak mau mendengarkan nasisat-nasihat Tabrani, sahabatnya yang saleh ketika masih tinggal di Surabaya. Tabrani merupaan satu-satunya kawan yang mengetahui rahasia pribadinya, dan menasihati agar ia pergi berobat ke dokter dan berterus terang tentang penyakit yang dideritanya. Akhmad Salam malah pergi ke dukun. Akibatnya, Akhmad salam harus menerima kenyataan bahwa istrinya yang tak berdosa itu harus pula menanggung penderiataan. Ana yang lahir dari rahim Aisyah sangat kecil dan tidak sehat. Akhirnya bayi yang merana itu, mati. Aisyah sendiri menjadi gila, bukan karena ayahnya yang mati terendam banjir. Ia gila akibat penyakit yang dibawa oleh Akhmad Salam, suaminya.
Atas saran orangtuanya, Aisyah pergi berobat ke dokter dan dapat disembuhkan. Akhmad Salam juga berhasil disembuhkan dari enyakit kotor itu setelah berobat dengan tekun dan melaksanakan nasihat-nasihat dokter.
Neraka Dunia merupakan novel karya Nur Sutan Iskandar yang diterbitkan Balai Pustaka dan populer tahun 1934.Ketika berada di kota Surabaya, Akhmad Salam, seorang pemuda asal Jakarta berkenalan dengan Aladin, pemuda Bugis. Aladin yg sudah banyak pengalaman tinggal di Surabaya mengajak Akhmad Salam menjelajahi pelosok kota sampai ke lorong-lorong sempit tempat kupu-kupu malam bersarang. Pergaulannya dengan Aladin telah menyeret Akhmad Salam ke jurang nista. Ia tak menggubris nasihat Tabrani, sahabatnya yang lain yang senantiasa tekun beribadah pada Tuhan.
Tokoh utama: Akhmad Salam, Aisyah
Makin hari Akhmad Salam terperosok jurang nista semakin dalam. Setiap malam bersama Aladin dihabiskan waktu dan uangnya di tempat-tempat mesum, memburu kenikmatan bersama perempuan-perempuan jalang. Hampir seluruh tempat mesum dan hotel-hotel yang mnyediakan bunga sedap malam didatangi Akhmad Salam. HIngga pada suatu hari Akhmad Salam merasakan ada perubahan pada tubuhnya. Di seluruh tubunya timbul bintik-bintik dan gatal. Bandannya lemah, panas dingin dan sakit-sakitan. Ia dijangkiti penyakit sipilis.
Temannya Aladin menderita sipilis berat dan dirawat di CBZ. Karena otaknya sudah miring, ia terpaksa dikirimkan ke Lawang dan mati di sana.
Akhmad Salam merasa dirinya dijangkiti penyakit kotor itu, tetapi malu berterus terang pada orang lain termasuk kepada dokter. Secara diam-diam ia pergi berobat ke dukun. Kata dukun, Akhmad Salam dijangkiti penyakit Surabayam, alias rajasinga.
Akhmad Salam yang merasa dirinya sudah sembuh berkat dukun itu, segera pulang ke Jakarta. Berhubung kedua orangtuanya hendak berangkat naik hai ke Mekah, perusahaan kayu Usaha Kita diserahkan sepenuhnya kepada Akhmad Salam. Di bawah pimpinannya, perusahaan milik ayahnya mendapat kemajuan pesat.
Pada suatu hari, Akhmad Salam bertemu dengan sahabat lamanya, Rusli. Ia diajak berkunjung ke rumah Aisyah, puteri R.Akh. Mansur, padahal Akhmad Salam sebenarnya mempunyai kekasih bernama Yeti, seorang primadona pada suatu grup sandiwara. Pertemuannya dengan Aisyah membuat Akhmad Salam tergetar hatinya. Ia jatuh cinta kepada gadis itu, dan ternyata mendapat sambutan baik dari Aisyah.
Dalam acara Pertemuan Pemuda, Akhmad Salam kembali berjumpa Aisyah. Akhmad Salam tak lagi mempedulikan Yeti yang saat itu sedang berada di pentas memainkan sandiwara Sabai nan Aluih. Dengan persetujuan kedua orangtua mereka, akhirnya Akhmad Salam dan Aisyah menikah dan tinggal di rumah sendiri yang terletak di Jalan Tangkuban Perahu.
Saat itu kandungan Aisyah menginjak umur tujuh bulan. Ia merasakan adanya kelainan-kelainan pada dirinya. Tubuhnya yang semula tegar tampak berubah kurus kering dan sering sakit-sakitan. Rambutnya yang dulu lebat mulai rontok. Ia mengeluh pada suaminya, mengadukan penderitaannya. Mendapat pengaduan Aisyah yang memelas, Akhmad Salam hanya merenung diam. Ia sadar atas segala perbuatannya di masa lampau yang membuahkan penyakit kotor dalam dirinya. Kini penyakit itu telah menular pada istri yang sangat dicintainya dan sedang mengandung itu. Akhmad Salam menyesal tidak mau mendengarkan nasisat-nasihat Tabrani, sahabatnya yang saleh ketika masih tinggal di Surabaya. Tabrani merupaan satu-satunya kawan yang mengetahui rahasia pribadinya, dan menasihati agar ia pergi berobat ke dokter dan berterus terang tentang penyakit yang dideritanya. Akhmad Salam malah pergi ke dukun. Akibatnya, Akhmad salam harus menerima kenyataan bahwa istrinya yang tak berdosa itu harus pula menanggung penderiataan. Ana yang lahir dari rahim Aisyah sangat kecil dan tidak sehat. Akhirnya bayi yang merana itu, mati. Aisyah sendiri menjadi gila, bukan karena ayahnya yang mati terendam banjir. Ia gila akibat penyakit yang dibawa oleh Akhmad Salam, suaminya.
Atas saran orangtuanya, Aisyah pergi berobat ke dokter dan dapat disembuhkan. Akhmad Salam juga berhasil disembuhkan dari enyakit kotor itu setelah berobat dengan tekun dan melaksanakan nasihat-nasihat dokter.