Artikel Terbaru: |
loading...
Pendidikan Karakter di Tontonan Anak Melalui Televisi-- Di masa sekarang ini, sarana hiburan yang paling mudah dan murah adalah televisi. Televisi amat dekat dengan keluarga. Setiap rumah pasti akan selalu menempatkan kotak bergambar dan bersuara ini di sudut rumah yang dijamin ada manusia di dekatnya. Banyaknya stasiun televisi menyebabkan manusia (pemirsa) memiliki banyak alternatif tontonan: olahraga, berita, gosip, dan aneka hiburan.
Anak-anak merupakan pemirsa yang paling setia akan benda yang satu ini. Kadang, agar sang anak tenang, orangtua cenderung menyerahkan tugas pada televisi untuk 'mengasuh' anaknya. Namun, sungguh disayangkan, tidak semua tayangan di televisi patut ditonton anak-anak.
Di luar itu, tayangan anak-anak lainnya masih tak pantas ditonton. Jika pemerintah sekarang mendengung-dengungkan pendidikan karakter, maka pendidikan karakter yang jelek justru berhembus amat kuat dari televisi. Tayangan sinetron anak-anak atau remaja ataupun orangtua yang menggunakan anak-anak (pelajar) sebagai tokoh (pemainnya), selalu menyajikan kemarahan dan permusuhan, sikap tak sopan pada guru dan orangtua, serta kata-kata kotor. Heran, sang pemain begitu hidupnya memerankan tokoh jika tokohnya antagonis (jahat). Sepertinya, karakter itu memang lebih melekat kali ya di benak anak-anak sekarang?
Jadi, berharap banyak terhadap dunia pendidikan (sekolah) dalam pembinaan karakter? Tayangan televisi harus juga dibina!!!
Orangtua tak bisa selalu hadir di samping anak saat menonton televisi. Seperti peringatan yang tercantum di bungkus rokok, "Merokok dapat membunuh Anda". Tetap saja orang ramai mengisap rokok. Begitu pula halnya dengan slogan "Dampingilah anak saat menonton TV", tak selamanya bisa dilakukan.
Bersambung
Anak-anak merupakan pemirsa yang paling setia akan benda yang satu ini. Kadang, agar sang anak tenang, orangtua cenderung menyerahkan tugas pada televisi untuk 'mengasuh' anaknya. Namun, sungguh disayangkan, tidak semua tayangan di televisi patut ditonton anak-anak.
Admin Pelajaran Bahasa Indonesia di Jari Kamu mencatat, hanya satu tontonan anak-anak
yang baru memenuhi kelayakan,
serial animasi Shaun the Sheep.
Di serial ini, tak ada pertunjukan
kekerasan dan permusuhan.
Yang ada adalah sikap persahabatan
dan patuh walau kadang usil
(sesuai kodrat/ naluri). Lihat saja,
para domba begitu patuh
pada tuannya sang petani dan
anjing peliharaannya. Apapun
tindakan usil yang dilakukan
para domba, muaranya selalu
persahabatan dan penyelesaian.
Tak ada kerusakan yang
ditimbulkan. Penonton pun merasa damai di hatinya.
yang baru memenuhi kelayakan,
serial animasi Shaun the Sheep.
Di serial ini, tak ada pertunjukan
kekerasan dan permusuhan.
Yang ada adalah sikap persahabatan
dan patuh walau kadang usil
(sesuai kodrat/ naluri). Lihat saja,
para domba begitu patuh
pada tuannya sang petani dan
anjing peliharaannya. Apapun
tindakan usil yang dilakukan
para domba, muaranya selalu
persahabatan dan penyelesaian.
Tak ada kerusakan yang
ditimbulkan. Penonton pun merasa damai di hatinya.
Jadi, berharap banyak terhadap dunia pendidikan (sekolah) dalam pembinaan karakter? Tayangan televisi harus juga dibina!!!
Orangtua tak bisa selalu hadir di samping anak saat menonton televisi. Seperti peringatan yang tercantum di bungkus rokok, "Merokok dapat membunuh Anda". Tetap saja orang ramai mengisap rokok. Begitu pula halnya dengan slogan "Dampingilah anak saat menonton TV", tak selamanya bisa dilakukan.
Bersambung