Artikel Terbaru: |
loading...
Pelajaran Bahasa Indonesia di Jari Kamu berbagi info Tentang Beredarnya Foto Ospek ITN Malang, Polisi Belum Pastikan Keasliannya-- Satu lagi peristiwa yang mencoreng-moreng dunia pendidikan. Mahasiswa baru ITN Malang, Jawa Timur mendapat perlakuan tak senonoh dari seniornya. Para mahasiswa baru ini diperintah melakukan aksi tak senonoh. Bahkan tindak kekerasan para senior pun berujung maut. Seorang mahasiswa bernama Fikri Dolasmantya Surya pun meregang nyawa. Ospek ini dilakukan di kawasan gua Cina, Sumber Manjing Wetan, 9 – 13 Oktober 2013. Kebenaran aksi tidak terpuji itu juga dibuktikan dengan adanya foto saat kejadian yang beredar di Facebook (FB) dan Twitter. Hingga berita ini diturunkan pihak Polres setempat masih melakukan penyelidikan.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Humas Polri Brigjen (Pol) Boy Rafli Amar mengatakan, pihaknya masih menganalisis gambar tersebut. Dengan demikian, belum dapat dipastikan apakah foto yang beredar tersebut merupakan foto kegiatan ospek yang dilakukan ITN Malang.
"Sementara ini hasil penyelidikan belum berkaitan langsung dengan kejadian," kata Boy di Markas Besar Polri, Kamis (12/12/2013).
Guna memastikan keaslian foto tersebut, Boy mengatakan, penyelidik perlu mendengarkan keterangan dari sejumlah pihak yang terdapat di dalam foto, termasuk juga mendengarkan keterangan dari pihak kampus ITN.
Hingga saat ini, Boy menambahkan, penyelidik masih belum dapat memastikan penyebab kematian Fikri. Pasalnya, ketika Fikri meninggal dunia, pihak keluarga tidak memperbolehkan petugas melakukan visum et repertum secara menyeluruh terhadap jasad Fikri.
Namun, menurut keterangan panitia ospek, Fikri meninggal dunia karena sakit dan dari mulutnya keluar busa.
Jenderal bintang satu itu mengatakan, jika diperlukan, tim ahli medis dapat melakukan otopsi terhadap jenazah Fikri yang telah dimakamkan. Otopsi dilakukan guna menggali fakta baru atas kasus yang terjadi. Kemudian, dari hasil otopsi tersebut petugas akan mengonfirmasi keterangan dari pihak kampus ITN. "Belum bisa menyimpulkan sebab-sebab kematian. Dari tim ahli medis kedokteran forensik bisa melakukan analisis selanjutnya," ujarnya.
Atas kasus ini, pihak kampus telah menjatuhkan sanksi kepada 110 mahasiswa panitia Kemah Bakti Desa sesuai porsi kesalahannya. Ada empat jenis hukuman yang diberikan, yaitu skors dua semester, skors satu semester, pembatalan mata kuliah, dan surat peringatan (SP). Selain memberi sanksi kepada panitia dari kalangan mahasiswa, pihak kampus juga memberhentikan dari jabatan Ketua Jurusan Planologi ITN Ibnu Sasongko dan Sekretarisnya Arief Setiyawan. Keduanya dinilai lalai dalam mengawasi panitia KBD sehingga menewaskan seorang mahasiswa baru asal Mataram itu.
Referensi: Kompas.com
Foto: Google
.
"Sementara ini hasil penyelidikan belum berkaitan langsung dengan kejadian," kata Boy di Markas Besar Polri, Kamis (12/12/2013).
Guna memastikan keaslian foto tersebut, Boy mengatakan, penyelidik perlu mendengarkan keterangan dari sejumlah pihak yang terdapat di dalam foto, termasuk juga mendengarkan keterangan dari pihak kampus ITN.
Hingga saat ini, Boy menambahkan, penyelidik masih belum dapat memastikan penyebab kematian Fikri. Pasalnya, ketika Fikri meninggal dunia, pihak keluarga tidak memperbolehkan petugas melakukan visum et repertum secara menyeluruh terhadap jasad Fikri.
Namun, menurut keterangan panitia ospek, Fikri meninggal dunia karena sakit dan dari mulutnya keluar busa.
Jenderal bintang satu itu mengatakan, jika diperlukan, tim ahli medis dapat melakukan otopsi terhadap jenazah Fikri yang telah dimakamkan. Otopsi dilakukan guna menggali fakta baru atas kasus yang terjadi. Kemudian, dari hasil otopsi tersebut petugas akan mengonfirmasi keterangan dari pihak kampus ITN. "Belum bisa menyimpulkan sebab-sebab kematian. Dari tim ahli medis kedokteran forensik bisa melakukan analisis selanjutnya," ujarnya.
Atas kasus ini, pihak kampus telah menjatuhkan sanksi kepada 110 mahasiswa panitia Kemah Bakti Desa sesuai porsi kesalahannya. Ada empat jenis hukuman yang diberikan, yaitu skors dua semester, skors satu semester, pembatalan mata kuliah, dan surat peringatan (SP). Selain memberi sanksi kepada panitia dari kalangan mahasiswa, pihak kampus juga memberhentikan dari jabatan Ketua Jurusan Planologi ITN Ibnu Sasongko dan Sekretarisnya Arief Setiyawan. Keduanya dinilai lalai dalam mengawasi panitia KBD sehingga menewaskan seorang mahasiswa baru asal Mataram itu.
Referensi: Kompas.com
Foto: Google
.