loading...

Guru Sulit Lakukan Penilaian Otentik

Artikel Terbaru:
loading...
Pelajaran Bahasa Indonesia di Jari Kamu berbagi kutipan berita Guru Sulit Lakukan Penilaian Otentik-- REPUBLIKA.CO.ID-- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh mengatakan, dari 6 ribu sekolah di 34 provinsi yang disensus, penerapan Kurikulum 2013 hasilnya menunjukkan hasil positif.
"Salah satu sisi positif dari kurikulum ini terlihat dari meningkatnya keberanian anak untuk bertanya. Makanya kami yakin bisa menerapkan Kurikulum 2013 di seluruh Indonesia secara bertahap," kata Nuh di Jakarta, Senin, (21/7).

Pelatihan kurikulum bagi 1,1 juta guru, kata dia, masih terus dilakukan dengan menggunakan dana APBBN maupun APBD. "Kami juga melihat bagaimana kesiapan para guru, narasumber maupun instruktur nasional," ujarnya.

Dalam pelatihan kurikulum baru itu, terang Nuh,guru dinilai kemampuannya memahami konsep kurikulum, tujuan kurikulum, cara penilaian otentik, pembuatan RPP. Dari berbagai sisi penilaian itu, guru paling susah membuat penilaian otentik.

Selama ini, menurut dia, guru sering memberikan nilai berdasarkan kira-kira. Makanya saat diminta melakukan penilaian otentik mereka kesulitan. "Dalam membuat penilaian otentik guru tidak hanya menyebut angka 8. Namun harus menunjukkan fakta-fakta pendukung mengapa siswa tersebut bisa mendapat nilai 8," kata mantan rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya itu.

Nuh menyatakan, guru di Papua, memang mengaku kesusahan melakukan penilaian otentik. Hal itu hanya perlu dilakukan pembiasaan. Dengan begitu, nantinya mereka juga akan bisa secara bertahap.

Tak Kuasai IT
jpnn.com-- Kepala Sekolah SDN Pulo I, Kebayoran Baru, Jakarta, Kardiman menyatakan kesiapannya menjalankan kurikulum 2013 pada tahun ajaran ini. Bahkan sekolahnya sudah melakukan sosialisasi dan mendapat respon dari para guru.
Hanya saja, Kardiman harus mengakui bahwa kesiapan itu disisipi pesimisme terkait kemampuan guru dalam menilai peserta didik. Apalagi di SD, penilaian tidak lagi dalam bentuk angka tapi data otentik kemampuan siswa.
"Kendala dari guru, penilaian memang berbeda dengan dulu, kalau dulu hanya angka sekarang otentik dan sesuai kenyataan yang ada. Saking banyak penilaian, perlu di-input dengan IT. Kendala lagi banyak guru yang belum paham IT," katanya di kantor Kemendikbud, Jakarta, Senin (21/7).

Kesulitan juga disampaikan Dedy, Guru Prakarya SMPN 19 Jakarta. Meski sudah setahun menjalankan Kurikulum 2013, guru-guru di sekolahnya masih tetap menemukan kesulitan di setiap mata pelajaran.

Dwi Herawati, Guru SDN 03 Pulo menjelaskan kesulitan yang dihadapinya dalam memberikan penilaian kepada siswa karena nilai-nilai diberikan dalam bentruk naratif.
"Proses penilaian banyak yang harus diisi guru secara naratif. Narasinya harus memotivasi siswa, tidak menjatuhkan siswa. Penilaian ini dirancang pakai IT sementara belum semua Guru menguasai IT," jelasnya.

Sumber:
http://www.republika.co.id/berita/pendidikan/eduaction/14/07/22/n92vqz-guru-sulit-lakukan-penilaian-otentik
http://www.jpnn.com/read/2014/07/21/247598/Terapkan-Kurikulum-2013,-Banyak-Guru-tak-Kuasai-IT-

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...