Artikel Terbaru: |
loading...
Berita yang baik adalah berita yang lengkap informasinya, setidaknya menjawab pertanyaan 5W1H: What, where, when, who, why, how (ingat: kalau dilafalkan seperti bahasa Cina: wat wer wen, hu wai hau). Dalam B.Indonesia, lebih enak mengingatnya dengan membuat akronim: Adik Simba (Apa, DI mana, Kapan, SIapa, Mengapa, Bagaimana). Apa yang diberitakan, di mana, kapan, dan mengapa terjadi, siapa yang terlibat, dan bagaimana peristiwa itu terjadi.
Selain itu masih ada kata tanya yang lain (kata tanya turunan), misalnya berapa (diturunkan dari How, yaitu How much/ how many), dari mana (diturunkan dari Where, yaitu From where).
Berikut contoh berita yang disusun kembali berdasarkan 5W1H:
Referensi berita: JPNN.com
Selain itu masih ada kata tanya yang lain (kata tanya turunan), misalnya berapa (diturunkan dari How, yaitu How much/ how many), dari mana (diturunkan dari Where, yaitu From where).
Berikut contoh berita yang disusun kembali berdasarkan 5W1H:
Apa, Di mana, Kapan, dan Siapa
Jenazah pilot Pesawat AirAsia QZ8501 berhasil diangkat dari dalam kokpit pesawat yang ditemukan sudah tidak utuh di dalam laut. Kepala Basarnas Marsekal Madya F Henry Bambang Soelistyo menyebutkan telah menerima laporan temuan jenazah pilot pesawat Air Asia QZ8501 itu. Dua jenazah tersebut ditemukan pada Jumat petang (6/2).
Jenderal bintang tiga itu mengatakan, saat ini satu jenazah tersebut berada di KN Pacitan. Ada enam jenazah lainnya yang juga tengah berada di kapal milik Basarnas itu. ”Empat ditemukan Jumat, salah satunya jenazah pilot. Tiga lainnya hari ini (kemarin),” tuturnya.
Kabasarnas sendiri juga belum bisa memastikan apakah timnya akan mengevakuasi dengan mengangkat kokpit pesawat ini. Namun prioritas yang akan dilakukan adalah untuk mengevakuasi jenazah pilot.
"Kokpit berada di kurang lebih 20 meter dari body pesawat. Tergantung (diangkat atau tidaknya), tapi yang penting jenazah dulu yang kita evakuasi," ungkap penerbang TNI AU tersebut.
Mengapa
Soelistyo meyakini jenazah yang ditemukan di hari pencarian ke-42 itu merupakan pilot pesawat naas yang jatuh pada 28 Desember 2014 lalu. Karena, dua jenazah tersebut ditemukan di kursi kokpit pesawat. Selain itu, bukti lain yang menguatkan adalah seragam yang masih melekat di jenazah.
”Tapi baru satu jenazah yang berhasil kita evakuasi,” ungkapnya saat dihubungi kemarin (7/2). Satu jenazah lainnya masih belum berhasil diangkat hingga Sabtu petang kemarin.
Hal itu disebabkan tingginya gelombang di selat Karimata yang mencapai 3-4 meter. ”Selain itu, arus bawah laut juga cukup kencang sampai 5 knot. Itu menyebabkan penyelam kita kesulitan untuk evakuasi,” urai pria kelahiran Jogjakarta itu.
Bagaimana
Dari satu jenazah di kokpit yang berhasil diangkat, Soelistyo masih belum bisa memastikan identitasnya. Ia tidak bisa menyebut apakah jenazah itu merupakan jenazah Kapten pilot, Iriyanto atau ko-pilot Remy Plesel. ”Nanti itu tim DVI yang memastikan,” ujarnya.
Rencananya, ketujuh jenazah tersebut akan dijemput dengan KN Jakarta untuk dibawa menuju Teluk Kumai, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, hari ini. Selanjutnya, jenazah akan langsung diantarkan menuju RSUD Imanudin untuk kemudian di bersihkan dan dimasukkan dalam peti jenazah. ”Besok siang, langsung diterbangkan ke Surabaya dengan pesawat kargo yang di siapkan oleh AirAsia,” jelasnya.
Dengan tambahan 7 jenazah, total jenazah korban yang berhasil dievakuasi berjumlah 100 jenazah. Jumlah tersebut sudah ditambahkan dengan jenazah yang berhasil ditemukan di perairan Sulawesi Barat.
Referensi berita: JPNN.com