Artikel Terbaru: |
loading...
Berita yang baik adalah berita yang lengkap informasinya, setidaknya bisa menjawab pertanyaan 5W1H. 5W1H merupakan kependekan dari What, where, when, who, why, how (ingat: kalau dilafalkan seperti bahasa Cina: wat wer wen, hu wai hau). Dalam B.Indonesia, lebih enak mengingatnya dengan membuat akronim: Adik Simba (Apa, DI mana, Kapan, SIapa, Mengapa, Bagaimana). Apa yang diberitakan, di mana, kapan, dan mengapa terjadi, siapa yang terlibat, dan bagaimana peristiwa itu terjadi.
Selain itu masih ada kata tanya yang lain (kata tanya turunan), misalnya berapa (diturunkan dari How, yaitu How much/ how many), dari mana (diturunkan dari Where, yaitu From where).
Berikut contoh berita yang disusun berdasarkan 5W1H:
Selain itu masih ada kata tanya yang lain (kata tanya turunan), misalnya berapa (diturunkan dari How, yaitu How much/ how many), dari mana (diturunkan dari Where, yaitu From where).
Berikut contoh berita yang disusun berdasarkan 5W1H:
Apa dan KapanReferensi berita: Tempo
Tim ilmuwan bidang psikologi dari University of Essex di Inggris telah mengidentifikasi jenis ketakutan baru pada manusia, yaitu trypophobia alias fobia terhadap lubang. Pemimpin penelitian, Geoff Cole, mengatakan penderita trypophobia tidak dapat melihat benda yang memiliki banyak lubang dengan pola berulang (klaster lubang). Misalnya, sarang lebah, sarang semut, dan kumpulan gelembung sabun. Semua penampakan benda itu dapat menyebabkan penderita terkena migrain, mual, serangan panik, berkeringat panas, dan jantung berdebar.
"Ketakutan mungkin berasal dari kemiripan visual pola lubang berulang dengan hewan beracun tertentu," kata Cole, seperti dikutip Livescience, Kamis, 5 September 2013.
Di mana
Penelitian Cole dan timnya diterbitkan dalam jurnal Psychological Science.
Cole dan timnya menemukan bahwa 16 persen dari responden penelitiannya menunjukkan tanda-tanda trypophobia.
Siapa
Cole, yang memimpin penelitian tentang trypophobia, merupakan salah seorang penderita jenis ketakutan ini.
Mengapa
Penelitian terbaru Cole dan timnya menguak penyebab trypophobia.
"Ketakutan mungkin berasal dari kemiripan visual lubang dengan hewan beracun tertentu," ucapnya, seperti dikutip Livescience.
Dalam salah satu percobaannya, satu penderita menggambarkan reaksinya saat melihat klaster lubang.
"Saya tidak bisa menghadapi lubang-lubang kecil yang tersusun tidak teratur atau asimetris. Mereka membuat saya mual, sedikit menangis, dan kepengin muntah," ujar Cole menirukan ucapan responden penelitiannya itu.
Bagaimana
Meski begitu, berdasarkan buku panduan kesehatan mental Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5), trypophobia tidak diakui sebagai jenis gangguan mental.
Cole menambahkan trypophobia dapat disembuhkan secara mandiri. Caranya dengan sering melihat gambar klaster lubang sehingga penderita menjadi tidak peka terhadap pola lubang berulang.