Artikel Terbaru: |
loading...
Tingkat Kecemasan Ujian Nasional 2012: Tinggi!-- Suaramerdeka.com - Dari hasil evaluasi pelaksanaan Ujian Nasional (UN) 2012 untuk tingkat SMA sederajat diketahui bahwa tingkat kecemasan para peserta ujian masih sangat tinggi. Hal tersebut merupakan hasil survei yang dilakukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan kepada para peserta UN.
"Tingkat kecemasan menghadapi UN menunjukkan sebagian besar peserta ujian merasa cemas. Dari hasil survei diketahui, siswa yang merasa biasa-biasa saja 21 persen, yang merasa cemas 56 persen, dan yang merasa sangat cemas ada 22 persen," ujar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Mohammad Nuh, di Gedung Kemdikbud, Jumat (20/4). Seperti diketahui, sebelum melaksanakan UN Kemdikbud melakukan uji petik, tujuannya untuk mengetahui psikologis peserta sebelum mengikuti UN. Namun, uji petik tersebut tidak dilakukan kepada seluruh peserta UN, melainkan hanya sampling di sejumlah daerah saja.
Meski hasil survei masih menunjukkan tingginya kecemasan dari para peserta, namun, menurutnya, hal itu bukanlah sesuatu yang mengkhawatirkan dan menakutkan. Menurutnya, kecemasan itu adalah kondisi mental seseorang yang terjadi akibat adanya tantangan, tekanan, dan tuntutan untuk mencapai tujuan tertentu. "Ini adalah hal yang wajar, karena semua siswa ingin lulus. Makanya itu tantangan yang harus dihadapinya. Sehingga, dalam menjawab tantangan itu ujungnya harus belajar dengan sungguh-sungguh," imbuhnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, kriteria keberhasilan pelaksanaan UN bukan hanya dilihat dari tingkat kelulusan. Namun, kriteria keberhasilan UN yang paling penting adalah mampu mendorong siswa untuk belajar dengan kuat. "Kalau dengan UN siswa tidak belajar, maka UN itu dikatakan tidak berhasil. Kalau belajar sampai stres, artinya UN berhasil mendorong siswa untuk belajar," ungkap mantan Rektor ITS itu.
"Tingkat kecemasan menghadapi UN menunjukkan sebagian besar peserta ujian merasa cemas. Dari hasil survei diketahui, siswa yang merasa biasa-biasa saja 21 persen, yang merasa cemas 56 persen, dan yang merasa sangat cemas ada 22 persen," ujar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Mohammad Nuh, di Gedung Kemdikbud, Jumat (20/4). Seperti diketahui, sebelum melaksanakan UN Kemdikbud melakukan uji petik, tujuannya untuk mengetahui psikologis peserta sebelum mengikuti UN. Namun, uji petik tersebut tidak dilakukan kepada seluruh peserta UN, melainkan hanya sampling di sejumlah daerah saja.
Meski hasil survei masih menunjukkan tingginya kecemasan dari para peserta, namun, menurutnya, hal itu bukanlah sesuatu yang mengkhawatirkan dan menakutkan. Menurutnya, kecemasan itu adalah kondisi mental seseorang yang terjadi akibat adanya tantangan, tekanan, dan tuntutan untuk mencapai tujuan tertentu. "Ini adalah hal yang wajar, karena semua siswa ingin lulus. Makanya itu tantangan yang harus dihadapinya. Sehingga, dalam menjawab tantangan itu ujungnya harus belajar dengan sungguh-sungguh," imbuhnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, kriteria keberhasilan pelaksanaan UN bukan hanya dilihat dari tingkat kelulusan. Namun, kriteria keberhasilan UN yang paling penting adalah mampu mendorong siswa untuk belajar dengan kuat. "Kalau dengan UN siswa tidak belajar, maka UN itu dikatakan tidak berhasil. Kalau belajar sampai stres, artinya UN berhasil mendorong siswa untuk belajar," ungkap mantan Rektor ITS itu.