Artikel Terbaru: |
loading...
Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Teks-- Dalam kurikulum 2013, pembelajaran bahasa Indonesia dilakukan dengan berbasis teks. Ini dilaksanakan dengan menerapkan prinsip:
(1) bahasa hendaknya dipandang sebagai teks, bukan semata-mata kumpulan kata-kata atau kaidah-kaidah kebahasaan,
(2) penggunaan bahasa merupakan proses pemilihan bentuk-bentuk kebahasaan untuk mengungkapkan makna,
(3) bahasa bersifat fungsional, yaitu penggunaan bahasa yang tidak pernah dapat dilepaskan dari konteks karena dalam bentuk bahasa yang digunakan itu tercermin ide, sikap, nilai, dan ideologi penggunanya, dan
(4) bahasa merupakan sarana pembentukan kemampuan berpikir manusia. Sehubungan dengan prinsip-prinsip itu, perlu disadari bahwa di dalam setiap teks terdapat struktur tersendiri yang satu sama lain berbeda. Sementara itu, dalam struktur teks tercermin struktur berpikir. Dengan demikian, makin banyak jenis teks yang dikuasai siswa, makin banyak pula struktur berpikir yang dapat digunakannya dalam kehidupan sosial dan akademiknya nanti. Hanya dengan cara itu, siswa kemudian dapat mengonstruksi ilmu pengetahuannya melalui kemampuan mengobservasi, mempertanyakan, mengasosiasikan, menganalisis, dan menyajikan hasil analisis secara memadai.
Teks dapat diperinci ke dalam jenis-jenis:
KELAS VII:
- teks aporan hasil observasi
- teks tanggapan deskriptif,
- teks eksposisi,
- teks eksplanasi,
- teks cerita pendek,
KELAS VIII:
- teks cerita fabel,
- teks biografi,
- teks prosedur,
- teks diskusi,
- teks ulasan.
Genre teks lainnya:
- penceritaan (recount),
- laporan,
- surat,
- iklan,
- catatan harian,
- negosiasi,
- pantun,
- dongeng,
- anekdot,
- fiksi sejarah.
Semua jenis teks tersebut dapat dikelompokkan ke dalam teks cerita, teks faktual, dan teks tanggapan. Dua kelompok yang disebut terakhir itu merupakan teks nonsastra yang masing-masing dapat dibagi lebih lanjut menjadi teks laporan dan teks prosedural serta teks transaksional dan teks ekspositori.
Sementara itu, teks cerita merupakan jenis teks sastra yang dapat diperinci menjadi teks cerita naratif dan teks cerita nonnaratif.
Dalam melakukan pembelajaran bahasa Indonesia berbasis teks ini, pengajar hendaknya menempuh empat tahap pembelajaran, yaitu
(1) tahap pembangunan konteks,
(2) tahap pemodelan teks,
(3) tahap pembuatan teks secara bersama-sama, dan
(4) tahap pembuatan teks secara mandiri.
(1) bahasa hendaknya dipandang sebagai teks, bukan semata-mata kumpulan kata-kata atau kaidah-kaidah kebahasaan,
(2) penggunaan bahasa merupakan proses pemilihan bentuk-bentuk kebahasaan untuk mengungkapkan makna,
(3) bahasa bersifat fungsional, yaitu penggunaan bahasa yang tidak pernah dapat dilepaskan dari konteks karena dalam bentuk bahasa yang digunakan itu tercermin ide, sikap, nilai, dan ideologi penggunanya, dan
(4) bahasa merupakan sarana pembentukan kemampuan berpikir manusia. Sehubungan dengan prinsip-prinsip itu, perlu disadari bahwa di dalam setiap teks terdapat struktur tersendiri yang satu sama lain berbeda. Sementara itu, dalam struktur teks tercermin struktur berpikir. Dengan demikian, makin banyak jenis teks yang dikuasai siswa, makin banyak pula struktur berpikir yang dapat digunakannya dalam kehidupan sosial dan akademiknya nanti. Hanya dengan cara itu, siswa kemudian dapat mengonstruksi ilmu pengetahuannya melalui kemampuan mengobservasi, mempertanyakan, mengasosiasikan, menganalisis, dan menyajikan hasil analisis secara memadai.
Teks dapat diperinci ke dalam jenis-jenis:
KELAS VII:
- teks aporan hasil observasi
- teks tanggapan deskriptif,
- teks eksposisi,
- teks eksplanasi,
- teks cerita pendek,
KELAS VIII:
- teks cerita fabel,
- teks biografi,
- teks prosedur,
- teks diskusi,
- teks ulasan.
Genre teks lainnya:
- penceritaan (recount),
- laporan,
- surat,
- iklan,
- catatan harian,
- negosiasi,
- pantun,
- dongeng,
- anekdot,
- fiksi sejarah.
Semua jenis teks tersebut dapat dikelompokkan ke dalam teks cerita, teks faktual, dan teks tanggapan. Dua kelompok yang disebut terakhir itu merupakan teks nonsastra yang masing-masing dapat dibagi lebih lanjut menjadi teks laporan dan teks prosedural serta teks transaksional dan teks ekspositori.
Sementara itu, teks cerita merupakan jenis teks sastra yang dapat diperinci menjadi teks cerita naratif dan teks cerita nonnaratif.
Dalam melakukan pembelajaran bahasa Indonesia berbasis teks ini, pengajar hendaknya menempuh empat tahap pembelajaran, yaitu
(1) tahap pembangunan konteks,
(2) tahap pemodelan teks,
(3) tahap pembuatan teks secara bersama-sama, dan
(4) tahap pembuatan teks secara mandiri.