Artikel Terbaru: |
loading...
Pelajaran Bahasa Indonesia di Jari Kamu berbagi info tentang kutipan berita pendidikan: Gara-gara Blog Bisa Kursus Singkat di Utrecht-- KOMPAS.com - Septania Wardah Zakiyah tak menyangka dirinya meraih kesempatan untuk mengikuti kursus singkat di Utrecht Summer School di Belanda. Septania dan Dyah Sulistiowati berhak mengikuti kursus musim panas di Utrecht selama 2 pekan setelah nama mereka dibacakan Direktur Nuffic Neso Indonesia Mervin Bakker sebagai pemenang Kompetiblog 2013, Rabu (5/6/2013).
Septania terpilih sebagai juara pertama atas tulisan di blognya yang berjudul "Cinta Tinta Bangsa Belanda". Mahasiswi jurusan Sastra Indonesia Universitas Indonesia ini bertutur tentang inovasi huruf di komputer dari Belanda yang bisa menghemat penggunaan tinta printer.
Inovasi ini disebut Ecofont. Jenis hurufnya sama dengan yang biasa dipakai dalam tulis-menulis di komputer namun dengan lubang-lubang kecil di sekujur huruf. Fungsinya untuk memangkas pemakaian tinta ketika tulisan tersebut dicetak.
Sementara itu, Dyah, terpilih sebagai juara kedua karena tulisannya yang berjudul 'iLost, I Make Money'. Dyah bertutur tentang inovasi teknologi asal Belanda yang memungkinkan seseorang yang kehilangan barang-barangnya bisa menemukannya kembali dengan jasa penemuan barang hilang secara online bernama iLost.
Septania mengaku ini adalah kali pertamanya ikut Kompetiblog. Dia nge-blog tetapi tidak rutin. Kebiasaannya menulis dituangkannya dalam berbagai tugas kuliah di jurusan Sastra Indonesia. Yang pasti, meski datang dari latar belakang sastra, mahasiswa semester empat ini mengaku menulis itu tidak selalu mudah.
"Banyak yang bilang, 'ah lo kan anak sastra, gampang nulisnya'. Tapi ternyata enggak banget. Justru karena kita belajar bahasa yang bener, jadi tulisannya sering kaku. Nulis yang santai itu malah susah. Tapi harus dicoba," ungkapnya.
Septania juga mengaku makin tahu tentang Negeri Kincir Angin setelah membaca banyak bahan melakukan riset kecil untuk membuat dua tulisan yang dikirimnya dalam kompetisi ini.
Sementara itu, Dyah memang aktif nge-blog. Dia mengaku membiasakan dirinya untuk menulis di blog paling tidak satu tulisan dalam sebulan selama tiga tahun belakangan ini. Dyah sendiri sudah mencoba ikut Kompetiblog sejak 2011. Tahun lalu, langkahnya hanya sampai di status finalis.
Keduanya terpilih sebagai pemenang dari 31 finalis. Sebelumnya, total ada 528 tulisan dari 425 peserta yang masuk ke panitia.
Menurun, tapi lebih menarik
Kompetiblog tahun ini mengusung tema "Dutch Pioneering". Peserta dari rentang usia 17-40 tahun boleh mengirimkan tiga tulisan dalam rentang waktu satu bulan dan kemudian menuliskannya di blog masing-masing. Panjang tulisan maksimal 500 kata.
Jumlah tulisan yang masuk diakui turun dari tahun lalu. Namun, Mervin Bakker mengatakan bahwa tulisan-tulisan yang masuk lebih menarik.
"Banyak kriteria, tapi yang penting bagaimana mereka menulis dengan baik dengan mempertahankan topik tentang merintis atau memelopori, membuat sesuatu dan menghubungkan sesuatu," ungkapnya.
"Saya melihat para peserta tahun ini sangat kreatif. Ketika mereka menulis mereka bercerita, menuangkan imajinasi mereka dan merangkai fakta, sangat kreatif," tambahnya kemudian.
Septania terpilih sebagai juara pertama atas tulisan di blognya yang berjudul "Cinta Tinta Bangsa Belanda". Mahasiswi jurusan Sastra Indonesia Universitas Indonesia ini bertutur tentang inovasi huruf di komputer dari Belanda yang bisa menghemat penggunaan tinta printer.
Inovasi ini disebut Ecofont. Jenis hurufnya sama dengan yang biasa dipakai dalam tulis-menulis di komputer namun dengan lubang-lubang kecil di sekujur huruf. Fungsinya untuk memangkas pemakaian tinta ketika tulisan tersebut dicetak.
Sementara itu, Dyah, terpilih sebagai juara kedua karena tulisannya yang berjudul 'iLost, I Make Money'. Dyah bertutur tentang inovasi teknologi asal Belanda yang memungkinkan seseorang yang kehilangan barang-barangnya bisa menemukannya kembali dengan jasa penemuan barang hilang secara online bernama iLost.
Septania mengaku ini adalah kali pertamanya ikut Kompetiblog. Dia nge-blog tetapi tidak rutin. Kebiasaannya menulis dituangkannya dalam berbagai tugas kuliah di jurusan Sastra Indonesia. Yang pasti, meski datang dari latar belakang sastra, mahasiswa semester empat ini mengaku menulis itu tidak selalu mudah.
"Banyak yang bilang, 'ah lo kan anak sastra, gampang nulisnya'. Tapi ternyata enggak banget. Justru karena kita belajar bahasa yang bener, jadi tulisannya sering kaku. Nulis yang santai itu malah susah. Tapi harus dicoba," ungkapnya.
Septania juga mengaku makin tahu tentang Negeri Kincir Angin setelah membaca banyak bahan melakukan riset kecil untuk membuat dua tulisan yang dikirimnya dalam kompetisi ini.
Sementara itu, Dyah memang aktif nge-blog. Dia mengaku membiasakan dirinya untuk menulis di blog paling tidak satu tulisan dalam sebulan selama tiga tahun belakangan ini. Dyah sendiri sudah mencoba ikut Kompetiblog sejak 2011. Tahun lalu, langkahnya hanya sampai di status finalis.
Keduanya terpilih sebagai pemenang dari 31 finalis. Sebelumnya, total ada 528 tulisan dari 425 peserta yang masuk ke panitia.
Menurun, tapi lebih menarik
Kompetiblog tahun ini mengusung tema "Dutch Pioneering". Peserta dari rentang usia 17-40 tahun boleh mengirimkan tiga tulisan dalam rentang waktu satu bulan dan kemudian menuliskannya di blog masing-masing. Panjang tulisan maksimal 500 kata.
Jumlah tulisan yang masuk diakui turun dari tahun lalu. Namun, Mervin Bakker mengatakan bahwa tulisan-tulisan yang masuk lebih menarik.
"Banyak kriteria, tapi yang penting bagaimana mereka menulis dengan baik dengan mempertahankan topik tentang merintis atau memelopori, membuat sesuatu dan menghubungkan sesuatu," ungkapnya.
"Saya melihat para peserta tahun ini sangat kreatif. Ketika mereka menulis mereka bercerita, menuangkan imajinasi mereka dan merangkai fakta, sangat kreatif," tambahnya kemudian.