Artikel Terbaru: |
loading...
Pelajaran Bahasa Indonesia di Jari Kamu berbagi info tentang kutipan berita pendidikan: Materi Soal UKK Bidang Studi B.Indonesia Tingkat XI SMK di Kabupaten Bogor Diprotes PKS-- Nampaknya, saya dan rekan-rekan guru ataupun insan pendidikan harus berhati-hati membuat materi soal untuk ulangan ataupun ujian. Mungkin biasa saja bagi si pembuat karena hendak membuat materi soal yang up to date dengan masalah di lingkungan, tetapi malah bisa menyinggung pihak lain. Baru-baru ini, PKS melayangkan protes atas dijadikannya kasus LHI (Lutfi Hasan Ishak) dalam materi UKK di SMK.
Dikutip dari tribunnews.com, Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (DPP PKS) Aboebakar Alhabsy menjelaskan kekecewaannya. Aboebakar mengungkap materi soal nomor 50 mata pelajaran Bahasa Indonesia pada UKK tingkat XI SMK di Kabupaten Bogor, Jawa Barat yang diujikan. Hal ini dianggapnya sangat tendensius, bahkan dianggap berbau politis. Dikatakan, pemilihan materi yang dimaksud adalah berkaitan dengan kasus penyitaan mobil LHI (mantan Presiden PKS Lutfi Hasan Ishaaq) pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, yang menurutnya sarat akan kejanggalan.
Materi soal yang diprotes PKS itu adalah materi ujian kenaikan kelas (UKK) tingkat XI SMK pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Materi soal yang dipermasalahkan adalah soal nomor 50. Dalam soal pilihan ganda tersebut siswa diminta meringkas sebuah kalimat. Isi kalimat tersebut adalah: "Upaya KPK menyita mobil mewah mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishak, kemarin gagal".
Aboebakar menyesalkan, seraya menjelaskan ada jutaan kata yang sebenarnya bisa dipilih. Pemilihan materi ini, Aboebakar menegaskan lagi, kental sebagai upaya merontokkan para pemilih pemula agar tidak lagi simpati dengan PKS.
"Kita akan minta DPD PKS untuk membentuk tim untuk melakukan investigasi persoalan ini. Selain itu, akan dipertimbangkan untuk membawa persoalan ini ke jalur hukum, karena hal ini sangat merugikan PKS, biarlah nanti tim hukum mengkaji soal itu," tegas Aboebakar.
Partai Keadilan Sejahtera tampak kecewa dengan soal ujian yang berisikan penyitaan mobil Lutfi Hasan Ishaaq (LHI). Ketua DPP PKS Nasir Djamil mempertanyakan mengapa soal tersebut tidak berisi tersangka korupsi lain.
"Kenapa harus LHI? Kenapa enggak Anas Urbaningrum, Andi Mallarangeng? Menurut saya ada tendensi," kata Nasir di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (19/6/2013).
Nasir pun meminta kasus tersebut diusut tuntas untuk mengetahui pelaku yang memiliki ide mengenai soal tersebut.
"Siapa yang punya ide. Menurut saya ada tendensius dan pembunuhan karakter, dan proses LHI sendiri belum selesai, harus diusut," katanya.
Menurut Anggota Komisi III tersebut, tidak etis pelajar diberikan pertanyaan dalam soal ujian seperti itu. "Terkait struktur kalimat tapi contoh kasus LHI itu pembunuhan karakter pada LHI sendiri. Kalau pengacara LHI tahu dia bisa gugat panitia ujian atau siapa pun yang punya ide ini," tutur Nasir.
tribunnews
Dikutip dari tribunnews.com, Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (DPP PKS) Aboebakar Alhabsy menjelaskan kekecewaannya. Aboebakar mengungkap materi soal nomor 50 mata pelajaran Bahasa Indonesia pada UKK tingkat XI SMK di Kabupaten Bogor, Jawa Barat yang diujikan. Hal ini dianggapnya sangat tendensius, bahkan dianggap berbau politis. Dikatakan, pemilihan materi yang dimaksud adalah berkaitan dengan kasus penyitaan mobil LHI (mantan Presiden PKS Lutfi Hasan Ishaaq) pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, yang menurutnya sarat akan kejanggalan.
Materi soal yang diprotes PKS itu adalah materi ujian kenaikan kelas (UKK) tingkat XI SMK pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Materi soal yang dipermasalahkan adalah soal nomor 50. Dalam soal pilihan ganda tersebut siswa diminta meringkas sebuah kalimat. Isi kalimat tersebut adalah: "Upaya KPK menyita mobil mewah mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishak, kemarin gagal".
Aboebakar menyesalkan, seraya menjelaskan ada jutaan kata yang sebenarnya bisa dipilih. Pemilihan materi ini, Aboebakar menegaskan lagi, kental sebagai upaya merontokkan para pemilih pemula agar tidak lagi simpati dengan PKS.
"Kita akan minta DPD PKS untuk membentuk tim untuk melakukan investigasi persoalan ini. Selain itu, akan dipertimbangkan untuk membawa persoalan ini ke jalur hukum, karena hal ini sangat merugikan PKS, biarlah nanti tim hukum mengkaji soal itu," tegas Aboebakar.
Partai Keadilan Sejahtera tampak kecewa dengan soal ujian yang berisikan penyitaan mobil Lutfi Hasan Ishaaq (LHI). Ketua DPP PKS Nasir Djamil mempertanyakan mengapa soal tersebut tidak berisi tersangka korupsi lain.
"Kenapa harus LHI? Kenapa enggak Anas Urbaningrum, Andi Mallarangeng? Menurut saya ada tendensi," kata Nasir di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (19/6/2013).
Nasir pun meminta kasus tersebut diusut tuntas untuk mengetahui pelaku yang memiliki ide mengenai soal tersebut.
"Siapa yang punya ide. Menurut saya ada tendensius dan pembunuhan karakter, dan proses LHI sendiri belum selesai, harus diusut," katanya.
Menurut Anggota Komisi III tersebut, tidak etis pelajar diberikan pertanyaan dalam soal ujian seperti itu. "Terkait struktur kalimat tapi contoh kasus LHI itu pembunuhan karakter pada LHI sendiri. Kalau pengacara LHI tahu dia bisa gugat panitia ujian atau siapa pun yang punya ide ini," tutur Nasir.
tribunnews