Artikel Terbaru: |
loading...
Kali ini Pelajaran Bahasa Indonesia di Jari Kamu berbagi info tentang kutipan berita pendidikan: Kiat Jitu Taklukkan UN (Ujian Nasional)-- JAKARTA --Menjelang Ujian Nasional (UN) 2013, siswa tahun akhir di berbagai jenjang terus mempersiapkan diri agar dapat menaklukkan berbagai soal yang diujikan.
Siapa sangka masalah sepele seperti ketersediaan alat tulis dan ketidakcermatan saat mengisi lembar ujian bisa menjadi awal hari yang tidak menyenangkan.
Pengamat pendidikan Saufi Sauniawati membagi kiat yang perlu diperhatikan siswa sehingga sukses melewati ujian menyangkut faktor akademik dan non akademik. Kesiapan akademik terkait dengan mempelajari kisi-kisi ujian melalui latihan, mengulas soal, atau mengikuti bimbingan belajar.
"Siswa sebaiknya tidak sekadar menghafal tetapi penguasaan bahan yang akan diujikan. Yang dimaksud pada penguasaan bahan ini bukan sekadar menghafal semua materi yang ada. Namun, agar lebih mudah, biasakan diri berlatih soal untuk mengaplikasikan rumus yang ada dengan tepat," katanya.
Jauh hari sebelum pelaksanaan UN, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) dan Badan Standar Nasional Pendidikan sudah mensosialisasikan kisi-kisi soal ujian nasional (UN) untuk jenjang sekolah dasar, serta satu tautan berisi kisi-kisi soal UN untuk jenjang sekolah menengah pertama dan atas.
Kisi-kisi tersebut diharapkan menjadi acuan para guru untuk memanfaatkan sebagai acuan untuk mengajarkan materi yang sesuai kepada siswanya. Selain melalui situs resmi BSNP dan Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemdikbud, kisi-kisi akan disosialisasikan melalui dinas pendidikan di masing-masing daerah.
Materi yang dimuat dalam kisi-kisi dan akan menjadi panduan perkiraan soal yang diujikan dalam UN sehingga guru bisa mengarahkan bahan ajar agar lebih fokus.
"Sebaiknya, bahan ajar berdasarkan kisi-kisi tersebut bukan untuk dihafal melainkan dimengerti dengan cara dikupas materinya bersama-sama dengan guru atau kelompok belajar sehingga saat menemukan soal sejenis, pasti tidak ada kesulitan," jelas Saufi.
Sedangkan nonakademik ini yang sering disepelekan, salah satunya menyangkut alat tulis, yakni jenis pensil dan penghapus yang digunakan saat mengisi lembar jawaban. Bahkan berdasarkan hasil sebuah data studi menyatakan sebesar 25 persen siswa yang tidak lulus UN disebabkan kesalahan nonteknis, seperti melingkari jawaban, lingkaran jawaban yang ganda, atau pensil yang tidak tepat.
"Kesalahannya seperti kesalahan melingkari jawaban, lingkaran jawaban yang ganda atau jenis pensil yang tidak tepat. Kelihatannya sepele, tetapi pengalaman saat melakukan try out membuktikan banyak siswa gagal karena tidak memperhatikan jenis pensil yang harus digunakan, yaitu 2B," katanya.
Berdasarkan pengalamannya ketika diminta untuk melakukan try out di Kabupaten Cimahi, Kabupaten Bandung, dari 6.200 peserta try out, ada 927 siswa yang lembar ujiannya tidak terbaca.
Saufi juga menjelaskan sebaiknya soal ditadahi dengan alas karena tekanan pada pensil pada saat menghitamkan di lembar jawaban yang langsung bersentuhan dengan meja akan memengaruhi pemindaian. Selain itu memegang pensil juga jangan tegak namun dimiringkan dengan pensil digenggam jempol dan telunjuk dan jari tengah. Alasannya, genggaman pensil juga turut memengaruhi syaraf di otak sehingga mampu lebih konsentrasi.
Bila Persiapan akademik non akademik dirasa cukup, menurut Saufi siswa perlu membagi waktu antara belajar dan melepaskan penat. Saat menjelang UN, anak-anak biasanya belajar tiada henti dan ikut berbagai macam "try out". "Hal ini akan bermasalah jika tidak ada jeda untuk meregangkan pikiran dan dapat berakibat anak mengalami stress".
republika.co.id
Siapa sangka masalah sepele seperti ketersediaan alat tulis dan ketidakcermatan saat mengisi lembar ujian bisa menjadi awal hari yang tidak menyenangkan.
Pengamat pendidikan Saufi Sauniawati membagi kiat yang perlu diperhatikan siswa sehingga sukses melewati ujian menyangkut faktor akademik dan non akademik. Kesiapan akademik terkait dengan mempelajari kisi-kisi ujian melalui latihan, mengulas soal, atau mengikuti bimbingan belajar.
"Siswa sebaiknya tidak sekadar menghafal tetapi penguasaan bahan yang akan diujikan. Yang dimaksud pada penguasaan bahan ini bukan sekadar menghafal semua materi yang ada. Namun, agar lebih mudah, biasakan diri berlatih soal untuk mengaplikasikan rumus yang ada dengan tepat," katanya.
Jauh hari sebelum pelaksanaan UN, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) dan Badan Standar Nasional Pendidikan sudah mensosialisasikan kisi-kisi soal ujian nasional (UN) untuk jenjang sekolah dasar, serta satu tautan berisi kisi-kisi soal UN untuk jenjang sekolah menengah pertama dan atas.
Kisi-kisi tersebut diharapkan menjadi acuan para guru untuk memanfaatkan sebagai acuan untuk mengajarkan materi yang sesuai kepada siswanya. Selain melalui situs resmi BSNP dan Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemdikbud, kisi-kisi akan disosialisasikan melalui dinas pendidikan di masing-masing daerah.
Materi yang dimuat dalam kisi-kisi dan akan menjadi panduan perkiraan soal yang diujikan dalam UN sehingga guru bisa mengarahkan bahan ajar agar lebih fokus.
"Sebaiknya, bahan ajar berdasarkan kisi-kisi tersebut bukan untuk dihafal melainkan dimengerti dengan cara dikupas materinya bersama-sama dengan guru atau kelompok belajar sehingga saat menemukan soal sejenis, pasti tidak ada kesulitan," jelas Saufi.
Sedangkan nonakademik ini yang sering disepelekan, salah satunya menyangkut alat tulis, yakni jenis pensil dan penghapus yang digunakan saat mengisi lembar jawaban. Bahkan berdasarkan hasil sebuah data studi menyatakan sebesar 25 persen siswa yang tidak lulus UN disebabkan kesalahan nonteknis, seperti melingkari jawaban, lingkaran jawaban yang ganda, atau pensil yang tidak tepat.
"Kesalahannya seperti kesalahan melingkari jawaban, lingkaran jawaban yang ganda atau jenis pensil yang tidak tepat. Kelihatannya sepele, tetapi pengalaman saat melakukan try out membuktikan banyak siswa gagal karena tidak memperhatikan jenis pensil yang harus digunakan, yaitu 2B," katanya.
Berdasarkan pengalamannya ketika diminta untuk melakukan try out di Kabupaten Cimahi, Kabupaten Bandung, dari 6.200 peserta try out, ada 927 siswa yang lembar ujiannya tidak terbaca.
Saufi juga menjelaskan sebaiknya soal ditadahi dengan alas karena tekanan pada pensil pada saat menghitamkan di lembar jawaban yang langsung bersentuhan dengan meja akan memengaruhi pemindaian. Selain itu memegang pensil juga jangan tegak namun dimiringkan dengan pensil digenggam jempol dan telunjuk dan jari tengah. Alasannya, genggaman pensil juga turut memengaruhi syaraf di otak sehingga mampu lebih konsentrasi.
Bila Persiapan akademik non akademik dirasa cukup, menurut Saufi siswa perlu membagi waktu antara belajar dan melepaskan penat. Saat menjelang UN, anak-anak biasanya belajar tiada henti dan ikut berbagai macam "try out". "Hal ini akan bermasalah jika tidak ada jeda untuk meregangkan pikiran dan dapat berakibat anak mengalami stress".
republika.co.id