Artikel Terbaru: |
loading...
Kali ini Pelajaran Bahasa Indonesia di Jari Kamu berbagi info tentang kutipan berita pendidikan: Lembar Jawaban UN Berkualitas Buruk, Kertas Mudah Bolong -- KOMPAS.com — Lembar jawaban ujian nasional (LJUN) pada UN 2013 kali ini ternyata bermasalah karena kualitasnya buruk. Bahkan, tidak sedikit LJUN yang berlubang saat peserta UN menghapus jawaban atau saat menghitamkan jawaban.
Anggota Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), Teuku Ramli Zakaria, membenarkan bahwa kualitas LJUN kali ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Berbagai masukan muncul akibat banyak yang bermasalah dengan LJUN ini.
"Memang benar LJUN kurang baik dan ada yang ketika dihapus menjadi bolong," kata Ramli saat jumpa pers evaluasi UN 2013 di Kemdikbud, Jakarta, Senin (15/4/2013).
Untuk beberapa kasus, BSNP menyediakan penggantian naskah soal UN beserta LJUN dengan cadangan yang sudah disiapkan. Namun, BSNP juga akan melakukan pemindaian khusus bagi LJUN para peserta yang ternyata mengalami kerusakan karena pengerjaan.
"Akan dipindai khusus oleh tim. Bahkan, nanti rencananya dari pihak universitas akan menangani masalah ini saat pemeriksaan. Yang pasti tidak akan ada anak yang dirugikan dengan masalah ini," ujarnya.
Arita Gloria Zulkifli (16), seorang siswa SMA Charitas, merasa kecewa dengan kualitas LJUN yang tidak layak.
"Kami mendapat selembar kertas selevel kertas HVS yang biasa saya gunakan untuk coret-coret. Bahkan, ketika bulatan yang dipilih dihapus, cetakannya ikut terhapus. Beberapa nomor yang saya hapus nyaris bolong kertasnya ketika hendak dibulatkan kembali. Bukan itu kualitas yang kami harapkan," ujarnya.
Bayangkan betapa riskannya LJUN tersebut. Padahal, siswa selalu diwanti-wanti agar LJUN tetap rapi dan tidak bolong karena setiap LJUN sudah dilengkapi dengan barcode yang disesuaikan dengan barcode lembar soal masing-masing siswa.
"Awalnya saya mengira hanya saya yang bernasib buruk mendapat lembar jawab yang tipis, tapi ternyata semua juga mengalami hal yang sama. Kami hanya takut usaha keras belajar kami berpotensi gagal karena kualitas LJUN yang buruk. Apa anggaran sejumlah miliaran rupiah tidak cukup untuk memberikan kami kualitas kertas yang lebih baik?" ujar Arita penuh kekecewaan.
Pengawas UN tidak dapat berbuat banyak. Guru-guru hanya bisa berpesan agar lembar jawab peserta UN tidak rusak dan dapat terbaca komputer. Sejumlah siswa mengaku kualitas lembar jawab try out lebih baik daripada lembar jawab UN yang mereka dapatkan.
Pantauan Kompas.com sempat menangkap ocehan salah satu peserta UN di media sosial Twitter yang mengeluhkan kualitas lembar jawaban UN tahun ini. "LJUN-nya kayak kertas buat gorengan," sebut akun @mariaulfaah.
kompas.com
Anggota Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), Teuku Ramli Zakaria, membenarkan bahwa kualitas LJUN kali ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Berbagai masukan muncul akibat banyak yang bermasalah dengan LJUN ini.
"Memang benar LJUN kurang baik dan ada yang ketika dihapus menjadi bolong," kata Ramli saat jumpa pers evaluasi UN 2013 di Kemdikbud, Jakarta, Senin (15/4/2013).
Untuk beberapa kasus, BSNP menyediakan penggantian naskah soal UN beserta LJUN dengan cadangan yang sudah disiapkan. Namun, BSNP juga akan melakukan pemindaian khusus bagi LJUN para peserta yang ternyata mengalami kerusakan karena pengerjaan.
"Akan dipindai khusus oleh tim. Bahkan, nanti rencananya dari pihak universitas akan menangani masalah ini saat pemeriksaan. Yang pasti tidak akan ada anak yang dirugikan dengan masalah ini," ujarnya.
Arita Gloria Zulkifli (16), seorang siswa SMA Charitas, merasa kecewa dengan kualitas LJUN yang tidak layak.
"Kami mendapat selembar kertas selevel kertas HVS yang biasa saya gunakan untuk coret-coret. Bahkan, ketika bulatan yang dipilih dihapus, cetakannya ikut terhapus. Beberapa nomor yang saya hapus nyaris bolong kertasnya ketika hendak dibulatkan kembali. Bukan itu kualitas yang kami harapkan," ujarnya.
Bayangkan betapa riskannya LJUN tersebut. Padahal, siswa selalu diwanti-wanti agar LJUN tetap rapi dan tidak bolong karena setiap LJUN sudah dilengkapi dengan barcode yang disesuaikan dengan barcode lembar soal masing-masing siswa.
"Awalnya saya mengira hanya saya yang bernasib buruk mendapat lembar jawab yang tipis, tapi ternyata semua juga mengalami hal yang sama. Kami hanya takut usaha keras belajar kami berpotensi gagal karena kualitas LJUN yang buruk. Apa anggaran sejumlah miliaran rupiah tidak cukup untuk memberikan kami kualitas kertas yang lebih baik?" ujar Arita penuh kekecewaan.
Pengawas UN tidak dapat berbuat banyak. Guru-guru hanya bisa berpesan agar lembar jawab peserta UN tidak rusak dan dapat terbaca komputer. Sejumlah siswa mengaku kualitas lembar jawab try out lebih baik daripada lembar jawab UN yang mereka dapatkan.
Pantauan Kompas.com sempat menangkap ocehan salah satu peserta UN di media sosial Twitter yang mengeluhkan kualitas lembar jawaban UN tahun ini. "LJUN-nya kayak kertas buat gorengan," sebut akun @mariaulfaah.
kompas.com