Artikel Terbaru: |
loading...
Kata-kata Sandi yang Digunakan Koruptor-- Dalam operasionalnya, para koruptor gemar memakai bahasa-bahasa sandi agar kelakuan mereka tidak mudah tercium publik atau aparat penegak hukum. Kata-kata sandi ini terpecahkan saat penyelidikan hingga sidang kasus-kasus koruptor digelar.
Selain membuat kode dengan buah-buahan, para koruptor itu ternyata senang membuat beberapa kata sandi mengambil nama lain. Berikut ini sandi yang digunakan para koruptor dari berbagai kasus:
1. Pelumas
Istilah ini sebenarnya paling umum digunakan kalangan awam dengan sinonim 'pelicin', agar semua urusan menjadi lancar. Namun lagi-lagi Rosa yang melakukan percakapan dengan Angelina Sondakh via BBM pada 2010 lalu juga menggunakan istilah ini.
"Kalau pelumas?" tanya hakim yang diketuai Dharmawati Ningsih di Pengadilan Tipikor, Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (16/1/2012).
"Uang," jawab Rosa.
2. Ketua Besar
Terpidana kasus suap Wisma Atlet, Mindo Rosalina Manullang mengatakan Angie meminta uang untuk kelancaran proyek Kemenpora. "Dia bilang, tolong saya dikejar-kejar. Kalau 'Ketua Besar' kenyang, kita kan enak," kata Rosa menirukan ucapan Angie saat itu.
Namun, Rosa mengaku tidak tahu siapa si 'Ketua Besar' yang dimaksud oleh mantan Puteri Indonesia tersebut. "Waktu itu tahu tidak 'Ketua Besar' siapa? "Saya nggak tahu, dan saya nggak tanya lewat BBM," jawab Rosa.
3. Pak Lurah
Dalam rekaman perbincangan Nazaruddin dengan penyidik di Mako Brimob pada Senin (15/8/2011) yang didengarkan detikcom, beberapa kali Nazaruddin menyebut istilah Pak Lurah. Namun dalam perbincangan itu Pak Lurah yang dimaksud tidak terkait dengan kasus, hanya figur yang dihormati.
Dalam percakapan itu Nazaruddin bercerita soal aktivitas selama lebaran. Setiap tahun selalu bergantian merayakan lebaran. Pastinya dia selalu mengunjungi keluarganya di Bangun, Sumut dan juga Pekanbaru keluarga istrinya.
"Tentu juga di Jakarta, ke rumah Pak Lurah," kata Nazaruddin dengan tawa.
Soal kata Pak Lurah, klaim Nazaruddin dalam perbincangan dalam rekaman itu, dia mengaku sosok tersebut menginginkan Nazaruddin menghadapi proses hukum, tanpa mengganggu orang lain.
"Kepingin Pak Lurah itu," ucap Nazaruddin.
Nazaruddin kembali menyinggung soal Pak Lurah saat berbicara mengenai kongres PD di Bandung pada 2010 lalu. Dengan enteng dia menyebut kekalahan seorang calon karena terlalu mengandalkan iklan, bukan mendekati DPC.
"DPC emang makan iklan. Ditakuti-takutin juga soal Pak Lurah. DPC itu ada uang ada angka," terang Nazaruddin dengan tawa.
4. Kebugaran
Saat Rufinus Hutahuruk, kuasa hukum Nazaruddin, menanyakan kepada Rosa mengenai kata-kata sandi yang dipakai Rosa dkk berkomunikasi. Kata itu antara lain 'kebugaran'.
"Itu semua proyek di Kemenpora ada istilah 'kebugaran', itu maksudnya apa?" tanya Rufinus pada Rosa saat bersaksi di Pengadilan Tipikor, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (16/1/2012).
"Itu maksudnya Pak Wafid (Wafid Muharam, eks Sekretaris Kemenpora)," kata Rosa.
Kata 'kebugaran' dan 'Gambir' terkuak dalam komunikasi Rosa saat menjabat Direktur Pemasaran PT Anak Negeri dan Muhammad Nazaruddin pada 22 Juli 2010. Bunyinya antara lain:
"Pagi, Bapak. Hari ini bisa ketemu orang kebugaran, ya, Bapak? Jamnya sehabis Magrib di Senayan City."
"Saya lagi menuju Gambir habis dari olahraga, Pak."
5. Penyanyi
Terpidana kasus Wisma Atlet Mindo Rosalina Manulang dalam kasus Wisma Atlet mendapat nama sandi 'si penyanyi'. Hal itu diungkapkan Rosa sendiri dalam persidangan di Pengadilan Tipikor, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (16/1/2012).
"Itu Pak Paul Newan dan Paulus Iwo. Mereka bilangnya proyek yang Senayan ke sana dibilang 'kebugaran' saja. Saya juga dipanggilnya bukan Rosa tapi 'si penyanyi'," jawab Rosa. Tak urung, pengakuan Rosa disambut tawa pengunjung sidang.
6. Maktab
Informasi yang dikumpulkan detikcom, para aktor kasus dugaan korupsi pengadaan Alquran ini kerap sekali menggunakan istilah-istilah berbahasa Arab dalam percakapan mereka. Penyidik KPK sempat dibuat bingung dengan adanya kode-kode ini. Beruntung, arti istilah yang digunakan, tidak berbeda jauh ketika dialihbahasakan ke bahasa Indonesia.
Istilah-istilah itu digunakan untuk berbagai keperluan, seperti melakukan pertemuan tersembunyi, pemberitahuan adanya proyek dan juga mengenai imbalan.
"Mereka menggunakan bahasa-bahasa Arab seperti Toyyib (baik) dan Maktab (tempat atau pemondokan). Menyelidiki kasus ini, kita benar-benar dibuat mengelus dada," ujar salah seorang pejabat KPK yang menangani kasus ini.
Pejabat ini mengambil kesimpulan, istilah-istilah yang digunakan para 'pemain' terkait dengan lingkungan mereka. Istilah bahasa Arab muncul karena lingkungan mereka ada di Kemenag dan Komisi VIII yang membidangi agama.
"Kalau wisma atlet itu sepertinya mereka memang biasa makan buah-buahan," ujarnya setengah berkelakar.
detik.com
Selain membuat kode dengan buah-buahan, para koruptor itu ternyata senang membuat beberapa kata sandi mengambil nama lain. Berikut ini sandi yang digunakan para koruptor dari berbagai kasus:
1. Pelumas
Istilah ini sebenarnya paling umum digunakan kalangan awam dengan sinonim 'pelicin', agar semua urusan menjadi lancar. Namun lagi-lagi Rosa yang melakukan percakapan dengan Angelina Sondakh via BBM pada 2010 lalu juga menggunakan istilah ini.
"Kalau pelumas?" tanya hakim yang diketuai Dharmawati Ningsih di Pengadilan Tipikor, Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (16/1/2012).
"Uang," jawab Rosa.
2. Ketua Besar
Terpidana kasus suap Wisma Atlet, Mindo Rosalina Manullang mengatakan Angie meminta uang untuk kelancaran proyek Kemenpora. "Dia bilang, tolong saya dikejar-kejar. Kalau 'Ketua Besar' kenyang, kita kan enak," kata Rosa menirukan ucapan Angie saat itu.
Namun, Rosa mengaku tidak tahu siapa si 'Ketua Besar' yang dimaksud oleh mantan Puteri Indonesia tersebut. "Waktu itu tahu tidak 'Ketua Besar' siapa? "Saya nggak tahu, dan saya nggak tanya lewat BBM," jawab Rosa.
3. Pak Lurah
Dalam rekaman perbincangan Nazaruddin dengan penyidik di Mako Brimob pada Senin (15/8/2011) yang didengarkan detikcom, beberapa kali Nazaruddin menyebut istilah Pak Lurah. Namun dalam perbincangan itu Pak Lurah yang dimaksud tidak terkait dengan kasus, hanya figur yang dihormati.
Dalam percakapan itu Nazaruddin bercerita soal aktivitas selama lebaran. Setiap tahun selalu bergantian merayakan lebaran. Pastinya dia selalu mengunjungi keluarganya di Bangun, Sumut dan juga Pekanbaru keluarga istrinya.
"Tentu juga di Jakarta, ke rumah Pak Lurah," kata Nazaruddin dengan tawa.
Soal kata Pak Lurah, klaim Nazaruddin dalam perbincangan dalam rekaman itu, dia mengaku sosok tersebut menginginkan Nazaruddin menghadapi proses hukum, tanpa mengganggu orang lain.
"Kepingin Pak Lurah itu," ucap Nazaruddin.
Nazaruddin kembali menyinggung soal Pak Lurah saat berbicara mengenai kongres PD di Bandung pada 2010 lalu. Dengan enteng dia menyebut kekalahan seorang calon karena terlalu mengandalkan iklan, bukan mendekati DPC.
"DPC emang makan iklan. Ditakuti-takutin juga soal Pak Lurah. DPC itu ada uang ada angka," terang Nazaruddin dengan tawa.
4. Kebugaran
Saat Rufinus Hutahuruk, kuasa hukum Nazaruddin, menanyakan kepada Rosa mengenai kata-kata sandi yang dipakai Rosa dkk berkomunikasi. Kata itu antara lain 'kebugaran'.
"Itu semua proyek di Kemenpora ada istilah 'kebugaran', itu maksudnya apa?" tanya Rufinus pada Rosa saat bersaksi di Pengadilan Tipikor, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (16/1/2012).
"Itu maksudnya Pak Wafid (Wafid Muharam, eks Sekretaris Kemenpora)," kata Rosa.
Kata 'kebugaran' dan 'Gambir' terkuak dalam komunikasi Rosa saat menjabat Direktur Pemasaran PT Anak Negeri dan Muhammad Nazaruddin pada 22 Juli 2010. Bunyinya antara lain:
"Pagi, Bapak. Hari ini bisa ketemu orang kebugaran, ya, Bapak? Jamnya sehabis Magrib di Senayan City."
"Saya lagi menuju Gambir habis dari olahraga, Pak."
5. Penyanyi
Terpidana kasus Wisma Atlet Mindo Rosalina Manulang dalam kasus Wisma Atlet mendapat nama sandi 'si penyanyi'. Hal itu diungkapkan Rosa sendiri dalam persidangan di Pengadilan Tipikor, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (16/1/2012).
"Itu Pak Paul Newan dan Paulus Iwo. Mereka bilangnya proyek yang Senayan ke sana dibilang 'kebugaran' saja. Saya juga dipanggilnya bukan Rosa tapi 'si penyanyi'," jawab Rosa. Tak urung, pengakuan Rosa disambut tawa pengunjung sidang.
6. Maktab
Informasi yang dikumpulkan detikcom, para aktor kasus dugaan korupsi pengadaan Alquran ini kerap sekali menggunakan istilah-istilah berbahasa Arab dalam percakapan mereka. Penyidik KPK sempat dibuat bingung dengan adanya kode-kode ini. Beruntung, arti istilah yang digunakan, tidak berbeda jauh ketika dialihbahasakan ke bahasa Indonesia.
Istilah-istilah itu digunakan untuk berbagai keperluan, seperti melakukan pertemuan tersembunyi, pemberitahuan adanya proyek dan juga mengenai imbalan.
"Mereka menggunakan bahasa-bahasa Arab seperti Toyyib (baik) dan Maktab (tempat atau pemondokan). Menyelidiki kasus ini, kita benar-benar dibuat mengelus dada," ujar salah seorang pejabat KPK yang menangani kasus ini.
Pejabat ini mengambil kesimpulan, istilah-istilah yang digunakan para 'pemain' terkait dengan lingkungan mereka. Istilah bahasa Arab muncul karena lingkungan mereka ada di Kemenag dan Komisi VIII yang membidangi agama.
"Kalau wisma atlet itu sepertinya mereka memang biasa makan buah-buahan," ujarnya setengah berkelakar.
detik.com