Artikel Terbaru: |
loading...
Pelajaran Bahasa Indonesia di Jari Kamu berbagi info tentang kutipan berita pendidikan: Pelajar SMA 6 Corat-coret Seragam, SMA 70 Adem Ayem-- KOMPAS.com — Ratusan pelajar SMA Negeri 6 Jakarta Selatan meluapkan kebahagiaannya dengan mencorat-coret seragam sekolah setelah mengetahui hasil pengumuman ujian nasional, Jumat (24/5/2013) sore. Sebaliknya, pelajar SMA Negeri 70 terlihat adem ayem.
Dalam pantau Kompas.com di kedua sekolah, Jumat pagi, tak terlihat ada aktivitas siswa-siswi kelas XII di kedua sekolah tersebut. Aktivitas belajar di kedua sekolah tersebut berlangsung normal.
Pada sore hari, para pelajar SMAN 6 tampak berkumpul dan melakukan corat-coret seragam di sekitar Bundaran Bulungan, depan Blok M Plaza, Jakarta Selatan. Sementara itu, pelajar dari SMAN 70, yang berjarak beberapa meter dari Bundaran Bulungan dan SMA 6, justru tampak lengang. Tidak ada aktivitas pelajar yang merayakan kelulusan dengan aksi corat-coret.
Cinta, seorang siswa SMAN 6, menyatakan sangat senang karena telah lulus UN. Ia sudah tidak sabar untuk memasuki jenjang perkuliahan. "Alhamdulillah, senang banget lulus, enggak bete lagi. Sekolah selama ini sudah memberikan yang terbaik buat kita hingga akhirnya lulus semua dan rencana mau lanjut kuliah," kata Cinta.
Seperti halnya Cinta, pelajar lain dari SMAN 6, Dini, juga turut merayakan pesta kelulusan ini dengan mencorat-coret seragam sebagai kenang-kenangan atas momen terakhir masa SMA. "Kita luapkan kebahagiaan, ini kan terakhir untuk kenang-kenangan," ujarnya.
Ibnu, siswa dari sekolah yang sama, menyatakan bahwa kegiatan corat-coret itu sudah direncanakan oleh seluruh siswa meski mendapat larangan dari sekolah. Ia menolak anggapan bahwa aksi corat-coret identik dengan tawuran. Ia mengatakan, meski pelajar berkumpul di luar sekolah, mereka tetap berada di lingkungan sekitar sekolah dan masih dalam pemantauan guru.
"Enggak boleh masuk ke sekolah, kita janjian di sini. Pilox ada banyak, sekitar 20, kita ada ratusan pelajar. Enggak tawuranlah, kita antitawuran," kata Ibnu ketika ditemui di Bundaran Bulungan.
Sementara itu, sejumlah pelajar terlihat duduk-duduk di warung rokok yang sering menjadi tempat berkumpul siswa SMAN 70. Mereka hanya mengobrol biasa dan mengenakan pakaian bebas, bukan seragam sekolah. Situasi SMAN 7 di depan warung tersebut juga tampak normal.
Wakil Bidang Kesiswaan SMAN 6 Thomas mengemukakan bahwa sekolah telah meminta para siswa untuk tidak melakukan aksi coret-coret. Hal itu terlihat dengan adanya larangan siswa kelas XII untuk datang ke sekolah pada pagi hari saat pengumuman kelulusan. Kedatangan mereka dikhawatirkan mengganggu proses belajar adik kelas mereka. Lagi pula, pengumuman kelulusan dilakukan secara online.
Thomas menyampaikan, meski melakukan aksi corat-coret, para siswa sudah sepakat untuk tidak melakukan tawuran. "Harapan kita juga begitu, tapi anak-anak kenangan terakhir karena seratus persen lulus semua. Mereka juga komitmen tidak ke mana-mana, harus di sini aja kita mantau," kata Thomas.
Pengumuman kelulusan dilakukan pukul 10.00 WIB oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Meskipun saat pelaksanaannya sempat mengalami kekacauan akibat distribusi soal yang tidak merata, pengumuman UN tetap dilakukan serentak.
Dalam pantau Kompas.com di kedua sekolah, Jumat pagi, tak terlihat ada aktivitas siswa-siswi kelas XII di kedua sekolah tersebut. Aktivitas belajar di kedua sekolah tersebut berlangsung normal.
Pada sore hari, para pelajar SMAN 6 tampak berkumpul dan melakukan corat-coret seragam di sekitar Bundaran Bulungan, depan Blok M Plaza, Jakarta Selatan. Sementara itu, pelajar dari SMAN 70, yang berjarak beberapa meter dari Bundaran Bulungan dan SMA 6, justru tampak lengang. Tidak ada aktivitas pelajar yang merayakan kelulusan dengan aksi corat-coret.
Cinta, seorang siswa SMAN 6, menyatakan sangat senang karena telah lulus UN. Ia sudah tidak sabar untuk memasuki jenjang perkuliahan. "Alhamdulillah, senang banget lulus, enggak bete lagi. Sekolah selama ini sudah memberikan yang terbaik buat kita hingga akhirnya lulus semua dan rencana mau lanjut kuliah," kata Cinta.
Seperti halnya Cinta, pelajar lain dari SMAN 6, Dini, juga turut merayakan pesta kelulusan ini dengan mencorat-coret seragam sebagai kenang-kenangan atas momen terakhir masa SMA. "Kita luapkan kebahagiaan, ini kan terakhir untuk kenang-kenangan," ujarnya.
Ibnu, siswa dari sekolah yang sama, menyatakan bahwa kegiatan corat-coret itu sudah direncanakan oleh seluruh siswa meski mendapat larangan dari sekolah. Ia menolak anggapan bahwa aksi corat-coret identik dengan tawuran. Ia mengatakan, meski pelajar berkumpul di luar sekolah, mereka tetap berada di lingkungan sekitar sekolah dan masih dalam pemantauan guru.
"Enggak boleh masuk ke sekolah, kita janjian di sini. Pilox ada banyak, sekitar 20, kita ada ratusan pelajar. Enggak tawuranlah, kita antitawuran," kata Ibnu ketika ditemui di Bundaran Bulungan.
Sementara itu, sejumlah pelajar terlihat duduk-duduk di warung rokok yang sering menjadi tempat berkumpul siswa SMAN 70. Mereka hanya mengobrol biasa dan mengenakan pakaian bebas, bukan seragam sekolah. Situasi SMAN 7 di depan warung tersebut juga tampak normal.
Wakil Bidang Kesiswaan SMAN 6 Thomas mengemukakan bahwa sekolah telah meminta para siswa untuk tidak melakukan aksi coret-coret. Hal itu terlihat dengan adanya larangan siswa kelas XII untuk datang ke sekolah pada pagi hari saat pengumuman kelulusan. Kedatangan mereka dikhawatirkan mengganggu proses belajar adik kelas mereka. Lagi pula, pengumuman kelulusan dilakukan secara online.
Thomas menyampaikan, meski melakukan aksi corat-coret, para siswa sudah sepakat untuk tidak melakukan tawuran. "Harapan kita juga begitu, tapi anak-anak kenangan terakhir karena seratus persen lulus semua. Mereka juga komitmen tidak ke mana-mana, harus di sini aja kita mantau," kata Thomas.
Pengumuman kelulusan dilakukan pukul 10.00 WIB oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Meskipun saat pelaksanaannya sempat mengalami kekacauan akibat distribusi soal yang tidak merata, pengumuman UN tetap dilakukan serentak.